Author: Minwook Saranghae a.k.a Okta
Cast: Goo's Family: - Appa = Han Kyung
- Eomma = Soo Young
- Ank 1 = Shindong
- Ank 2 = Henry
- Ank 3 = Okta
Okta's chingu: - Eun Seo a.k.a Novi Graha Herlyani
- Ryeowook
- Sungmin
Sunbae Yeoja: - Jessica
- Yuri
- Seohyun
Sonsaeng: Vebiiy J. Severin as Vebiiy Sonsaeng (Biology)
Kim Heechul as Heechul Sonsaeng (Art)
Strangers: Eunhyuk as Hyukjae
Gyojangnim (Kepsek) : Kangin
Backsound: Someday by IU
All My Heart by Super Junior
Oh! by Girls Generation
"Tidak, tetaplah seperti ini untuk beberapa saat." katanya. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke arahku.
Deg Deg.... Deg Deg.... Deg Deg....
Kiss?Dia menciumku... Oh...
Eonjengan I nunmuri meomchugil
Eonjengan I eodumi geodhigo
Ttaseuhan haetsari I nunmureul mallyeojugil
Heechul Seonsaeng POV
Ya, ciuman itu kuberikan kepadanya. Setelah 10 detik berlalu ia melepaskan ciuman itu.
"Seonsangnim!!" dia berkata dengan ekspresinya yang masih kaget karena kucium.
"Sssttt....." aku menempelkan mulutku lagi dimulutnya, mengisyaratkan agar dia tetap diam. Aku melepaskan ciuman kedua lalu menurunkan jaketku.
"Ya!Siapa yang memulai kekacauan ini duluan?" aku berteriak kepada murid-murid. Namun, tidak ada yang mengaku.
"Heechul seonsaeng, sudahlah..." Vebiiy seonsaeng membela.
"Gwaenchana Vebiiy-ssi. Ok, kalau tidak ada yang mengaku kalian aku hukum semuanya."
"Tapi, seonsaeng..." seorang anak protes.
"Tidak ada tapi-tapi. Sekarang kalian, buatlah sebuah lingkaran, kemudian kalian ambil posisi jongkok."
"Seonsaeng....." keluh beberapa murid.
"Tidak ada keluhan!Ppali ppali!!" aku menepukkan tanganku agar mereka cepat bergerak. Semuanya sudah dalam posisi jongkok.
"Nah, sekarang, letakkan tangan kalian di telinga teman kanan dan kiri kalian!Jangan dilepas sebelum bel pulang sekolah berbunyi, algesseo?"
"Mwo?Seonsaengnim, itu kan masih 1 jam lagi."
"Ya benar, seonsaeng."
"Ne, seonsaeng."
"Ne, majayo seonsaeng."
Satu orang protes semua ikut protes, aishh... kepalaku pusing.
"Diammmmm!!!!Lakukan saja perintahku, kalau tidak aku akan menambah hukuman kalian, arraseo?" aku berteriak.
"Ne, seonsaengnim." jawab murid-murid berbarengan. Hahaha aku ingin tertawa melihat pemandangan ini, namun aku harus menahan tawa didepan mereka. Mereka terlihat pasrah, joesonghamnida haksaengdeul hahaha...
Aku kemudian berlalu dengan Vebiiy-ssi.
Vebiiy Seonsaeng POV
Aku masih berjalan disampingnya. Menatap dirinya terus menerus sambil menyimpan sebuah rasa penasaran sekaligus senang. Kejadian tadi membuatku benar-benar kaget. Kupikir cintaku yang bertepuk sebelah tangan, tapi... ah.. mungkin ciuman itu tak ada artinya.
"Heechul-ssi, kenapa kau..."
"Seonsaengnim, kalian dipanggil ke ruang kepala sekolah." seorang anak menghampiri kami dan memotong perkataanku.
"Gamsahamnida, haksaeng." katanya sambil tersenyum manis pada anak itu.
"Ne, seonsaeng." jawabnya sambil berlalu.
Aku masih tertegun di hadapannya.
"Kajja!" katanya sambil menepuk pundakku perlahan. Kami pun menuju arah ruang kepala sekolah.
#di ruang kepsek, masih Vebiiy seonsaeng POV#
"Annyeong, gyojangnim. Museuniriya?" Heechul-ssi memulai terlebih dahulu. Ketika kami berada di kantor gyojangnim, perasaanku tidak enak, tidak seperti biasanya, ia duduk membelakangi kami dengan kursinya itu. Heechul-ssi melihat ke arahku dan tersenyum, tangannya memegang tanganku, entah apa yang ingin ia isyaratkan, namun itu tak cukup membuatku tenang.
"Duduklah, seonsaeng." gyojangnim berkata.
Kami berdua duduk di kursi yang ada di depan mejanya.
"Hmm Heechul dan Vebiiy seonsaeng." katanya sambil memutar kursinya menghadap kami.
"Ne." jawab kami berbarengan.
"Kalian tahu kenapa aku memanggil kalian kesini?"
"Mollayo. Museuniriya gyojangnim-ssi?" kataku.
"Berciuman di depan murid, meski terhalang oleh sebuah jaket. Apakah itu hal yang pantas?" katanya sambil berdiri dan dengan nada tinggi.
"Meski aku tak melihatnya secara langsung, tapi ada beberapa murid yang membicarakannya bahkan menghadapku dan melaporkan hal ini. Dan kalian tahu apa arti semua ini?"
Astaga, gyojangnim mengetahui hal ini. Apa yang harus kujawab?
"Nan geunyang..."
"Joesonghamnida gyojangnim, Vebiiy seonsaeng tidak salah apa-apa. Akulah yang memulainya." Heechul-ssi memberikan pembelaan namun itu tidak terlalu membuat suasana jadi baik.
"Apa yang ada di fikiranmu seonsaeng?Beberapa orangtua murid akan melakukan aksi demo setelah mendengar hal ini. Aku juga pernah muda seperti kalian, namun, kalian juga harus tahu dimana kalian berada sekarang dan apa posisi kalian disini."
"Joesonghamnida gyojangnim-ssi. Chega..." Heechul-ssi tiba-tiba menggenggam erat tanganku dan berhasil membuatku berhenti berkata-kata.
"Astagaa, bahkan saat berada di hadapanku, kalian pun masih bisa berpegangan tangan." gyojangnim menggeleng-gelengkan kepalanya, mukanya masih kurang mengenakkan bagiku. Aku melepaskan tangan Heechul-ssi.
"Jika kabar ini sampai ke orangtua murid, akan kuusahakan untuk mengatasinya. Namun, sebagai konsekuensi, kalian harus terima hukuman karena sekolah kita ini dikenal dengan kedisiplinannya. Kalian aku vakumkan mengajar selama masing-masing 2 minggu."
"Gyojangnim, joesongeyo, aku tidak bisa. Pelajaranku sangat penting dan lagi aku adalah seorang wali kelas, aku tidak bisa meninggalkan muridku." protesku.
"Biar aku saja yang menggantikan hukumannya." Heechul-ssi lagi-lagi membelaku dan membuat dirinya semakin sial.
"Joha. Begini saja, untuk Vebiiy seonsaeng, kau masih bisa mengajar, tapi aku tugaskan kau untuk membuat makalah 300 halaman dengan materi Moral Guru, dan untuk Heechul seonsaeng, kau aku vakumkan mengajar selama satu bulan, aku tidak akan memotong gajimu, namun akan memotong uang makan dan transportmu. Algesseo?"
"Ne, algessumnida. Gamsahamnida gyojangnim."
"Gamsahamnida gyojangnim-ssi."
"Kalau begitu kalian boleh kembali."
"Ne, annyeong."
"Annyeong."
Author POV
Sementara itu, diluar, Jessica, Yuri dan Seohyun sedang menguping, namun segera bergegas pergi begitu suara dari dalam menghilang.
#setting di kantin, Jessica cs duduk, masih Author POV#
BRAKKKK
Jessica menggebrak meja kantin.
"Ige mwoya?Dia pikir dia siapa?Pelajarannya penting?Huh!"
"Sabar Jessie-ah, aku juga tidak rela Heechul seonsaeng yang menerima hukuman itu."
"Ne, Yuri-ssi benar. Sebenarnya untuk masalah ini, aku sedang memikirkan sebuah rencana."
"Apa itu Seohyun-ssi?"
"Begini, meski Vebiiy seonsaeng tidak kena hukuman seberat Heechul seonsaeng, tapi kita bisa membuat ia merasa tidak nyaman ketika berada di sekolah, eotasseo?"
"Ne, hajiman, eotteohke?"
Mereka bertiga kemudian berpikir. Tidak lama kemudian....
"Jessie-ah, aku ada ide. Bagaimana kalau kita buat skandal atau semacam gosip sehingga seolah-olah Vebiiy seonsaeng lah yang agresif dan mencium Heechul seonsaeng duluan."
"Ne, Yuri-ssi benar. Mengingat Vebiiy seonsaeng adalah guru yang tidak terlalu disukai karena ketegasannya, akan lebih mudah bagi murid-murid untuk mempercayai hal ini. Bagaimana?"
"Hahaha.. ide cemerlang. Aku tidak rela guru favoritku terkena masalah olehnya. Yuri-ssi, Seohyun-ssi, hari ini aku traktir kalian makan."
Begitulah rencana jahat yang direncanakan mereka bertiga.
#Setting: Shindong baru keluar dari toko CD#
Shindong POV
Ah.. senangnya bisa membeli CD2 ini. Aku baru saja membeli beberapa CD dance untuk kupelajari, dan CD musik dan film untuk dongsaeng-dongsaengku. Untuk Henry, kubelikan CD instrumen biola dan beberapa film action, aku tahu benar kesukaannya. Untuk Okta, dongsaeng kecilku, kubelikan CD album terbaru dari Super Junior. Hmm setahuku Okta telah membeli album mereka, namun, penjaga tokonya bilang bahwa ini adalah versi B dan Repackagednya. Aku tidak tahu apa bedanya, namun kulihat covernya berbeda jadi kuputuskan untuk membelinya. Dia itu, memang pencinta Super Junior, tapi aku juga senang, karena berkatnya, aku bisa mempelajari dance-dance super junior. Tarian yang mereka bawakan tidak terlalu sulit namun juga tidak mudah juga.
Hahaha sebaiknya aku cepat a....
GEDEBUKK
Aish.. apa yang menyandungku?Aku berusaha bangun kemudian menoleh dan mendapati seseorang tengah pulas tertidur. Aigoo.. bagaimana mungkin ia tidur di tempat seperti ini?Apakah ia orang gila?Ah tidak, pakaiannya tidak terlalu lusuh. Mungkin orang yang baru di usir karena kulihat ada koper disebelahnya.
"Hei kau, bangun.."
Aku menggerak-gerakkan badannya, memastikan apakah ia benar-benar tidur atau tidak.
"Hei kau, bangunn..." usahaku sia-sia.
Hmm kasihan juga orang ini, sebaiknya aku beri ia uang, begitu ia bangun ia mungkin akan membutuhkan uang ini.
"Aishh hoammmm... mwo?Ige mwoya? Hei kau tuan, kau kira aku pengemis?" teriak orang itu. Aku menoleh dan berbalik.
"Ah ne.. joesonghamnida, kupikir kau adalah pengemis. Lagipula kau tadi tertidur disini dan menyandungku."
"Ah, joesonghamnida... aku bukan pengemis, tapi sebenarnya aku memang tidak tahu harus tinggal dimana."
"Wae?"
"Aku tidak berasal dari Seoul, aku berasal dari Mokpo. Kenalkan, Hyukjae imnida."
"Shindong imnida. Lalu mengapa kau bisa sampai disini?"
"Aku ingin mengunjungi sebuah agensi entertainment yang kulihat di internet, mereka memberiku alamat kantor dimana mereka berada yaitu di Seoul, namun, ketika aku mencari alamat tersebut, aku tidak menemukannya. Mereka memberiku alamat palsu."
"Ah.. kasihan sekali. Lalu, mengapa kau tidak kembali ke Mokpo atau istirahat di hotel saja?"
"Itu dia, ketika aku ingin kembali ke Mokpo, aku dirampok, semua uangku habis dan kini aku tidak bisa pulang."
"Jeongmal?kasihan sekali.... Kalau begitu mari aku...."
"Hei kau!!Jangan lari lagi kau!"
"Kemari kau penjahat!"
Kulihat ada 2 orang berteriak dan melihat ke arah kami. Hyukjae mulai bangkit kemudian menepuk bahuku.
"Sebaiknya kita lari."
"Heiii kaauuuuu, jangan lariiiii!!!!"
Orang-orang itu terus mengejar kami. Astaga....
Hyukjae POV
Kami berdua bersembunyi di sebuah rumah tua. Fiuh.. untung polisi itu telah berlalu.
"Hosh... hoshh.. hoshh... gwaenchana?"
"Ne, hyuk-ssi. Tapi, siapa mereka?"
"Mereka adalah orang yang telah merampokku."
"Tapi, mereka menyebutmu penjahat?"
"Ne, terakhir ketika aku berusaha mempertahankan koperku ini, aku memukul salah satu dari mereka. Mungkin mereka marah dan ingin balas dendam."
"Aish.. jahatnya. Oh ya, kau bilang tidak punya rumah kan?Aku kasihan kepadamu, bagaimana kau tinggal dirumahku saja?"
"Jika kau tidak keberatan, aku mau."
"Aku tidak keberatan kok."
Hahaha asyik... satu mangsa baru. Si gendut ini benar-benar bodoh. Begitu mudahnya ia percaya pada orang yang baru dikenal.
#dirumah Goo Family, masih Hyukjae POV#
"Annyeong. Aku pulang." si gendut memberi salam.
Wow.. rumahnya sangat bagus dan nyaman. Tidak terlalu besar namun tidak sempit juga, lumayan luas dan nyaman.
"Annyeong, oppa, baru pulang?"
"Ne."
Kulihat seorang gadis menyapa si gendut, rupanya dia mempunyai yeodongsaeng. Hmm.. cantik juga.
"Mwo?Nugusimnikka oppa?"
"Kenalkan, dia Hyukjae, temanku. Hyukjae, kenalkan ini yeodongsaengku."
"Hyukjae imnida."
"Okta imnida. Bangapseumnida oppa."
"Hyung, baru pulang?"
"Nae adeul, baru pulang?Ayo, cepat mandi lalu kita makan bersama. Oo, siapa dia?"
"Ne, apakah dia temanmu nak?"
Seorang pemuda, ahjussi dan ahjumma keluar dari sebuah ruangan disana.
"Hyukjae imnida. Bangapseumnida." aku memperkenalkan diri.
"Henry, Okta, eomma, appa, ini adalah Hyukjae. Sebenarnya dia bukan teman kampusku. Aku bertemu dengannya dijalan. Dia tidak punya rumah dan bukan berasal dari sini. Ia ingin pulang namun tidak mempunyai uang, ia baru dirampok. Kalau tidak keberatan, bolehkah dia tinggal disini untuk beberapa waktu?"
"Ah, malang sekali nasibmu." ujar ahjumma itu.
"Mullonimnida. Selama ia bersikap baik, ia boleh tinggal disini." ujar ahjussi sambil menepuk bahuku.
"Gamsahamnida semuanya. Aku akan bersikap baik." kataku.
"Gamsahamnida eomma, appa."
"Tampaknya aku punya hyung baru."
"Dan aku punya oppa baru, yeayyy..."
Hahaha sekarang aku adalah bagian dari keluarga ini. Hmm sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, aku bisa tinggal disini dan menguras habis harta keluarga ini dan bisa tinggal bersama anak mereka yang cantik itu. Hahahahahaha
#setting: di rumah Vebiiy seonsaeng#
Vebiiy Seonsaeng POV
Hmm aku merasa bersalah padanya. Karenaku hukumannya bertambah. Hmm.. sebaiknya kau telepon dia untuk minta maaf. Aku mulai menekan nomornya.
Tuutttt... tutttt..... tutttt......
"Yeoboseyo."
"Yeoboseyo, Heechul-ssi?Ige Vebiiy."
"Oh Vebiiy-ssi. Wae?Ada apa meneleponku?"
"Hmm.. aku ingin meminta maaf. Soal.... kejadian tadi saat di ruang..."
"Ah.. gwaenchana. Bukankah memang aku yang memulainya?Ada hal lain yang ingin kau bicarakan?"
"Ah.. tetap saja tidak enak. Hmmm.... soal hmmm ah tidak tidak."
"Bicaralah, sepertinya ada yang ingin kau katakan kan, Vebiiy-ssi?"
"Ah.. aku malu menanyakannya. Hmm soal... ciuman itu. Kau... hmm itu hanya ciuman biasa kan?"
"Hmmm begitukah?" suaranya melemah dan perlahan hilang. Ah.. mengapa hal ini masih saja kutanyakan?
"Heechul-ssi... mianhamnida."
"Aishh.. kukira kau memikirkan hal lain tentang ciuman itu."
mwo?Dia.. sepertinya dia serius akan ciumannya itu. Aduh, aku.. tidak bisa berkata-kata lagi.
"Heechul-ssi, kau.. hahaha aku senang." aku tidak sengaja tertawa dan tiba-tiba menjadi bersemangat.
"Heheheyy.. kau tampaknya bersemangat. Kau mengerti maksudku?"
"Ahhaha ne.. aku malu. Kukira hanya aku yang memperhatikanmu saja, ternyata kau juga... memperhatikanku"
"Ne, kau itu terkadang kelihatan kaku, namun dimataku kau cantik. Jika kau tersenyum, kulihat kau semakin cantik."
"Ahaha kau ini."
"Hmm... Vebiiy-ssi, akankah kita jadi pasangan?Maksudku, maukah kau..."
"Ne, mullonimnida." aku memotong perkataannya.
"Yeayyyy yuhooooo......."
Oohh yeaahhhhh....
Igeon jinsimiya Baby neoro gadeukhan nae soke gaseume ne soneul daebwa dugeungeorineungeol
Meoritsoken ontong neoya sesang ane geottoldeon nal jichin nal salsu itge haejun neoya
Kudengar suaranya semangat sekali. Aku pun tersenyum-senyum sendiri. Ah, bahagianya.
(Hanchameul banghwang ggeute (honja) gyeondyeosseo neo eobsi (neo eobsi) ijeya naega chacheum pyeonghwarobge misoreul jitne
[Kyuhyun] Eodumeul judeon keoteun (meolri) geodeojun ne songil (ne songil) nunape nega bichwo seulpeum ddawin jiwojyeo)
"Hmm Heechul-ssi, ini sudah malam. Kita mengobrol lain waktu, bisa kan?"
"Ne, chagiya. Joheun bam, areumdaeun kkeumeul."
"Ne, annyeong."
"Annyeong."
Ajikggaji mothaejun geumal moki meyeo sikeunhan geumal nuguboda saranghae ojik neowa na nannana nannana nanna
I sungani haengbokhae jeongmal naege waseo gomawo jeongmal nareul da julhan saram ojik neowa na nannana nannana baro neo
#setting: teras rumah Goo family#
Okta POV
Uhh.. udara malam begitu dingin, tapi aku begitu menikmatinya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun aku masih ingin disini. Malam-malam begini, suasana begitu sepi, begitu hening. Aku...
Mmuaahhhh
"Belum tidur?"
"Mwo?Ya!Hyukjae oppa!Apa-apaan kau?"
Hyukjae oppa tiba-tiba datang dari dalam dan mencium pipiku. Aku kaget dan juga tidak menyukai perbuatannya itu. Tidak sopan!
"Wae?Tidak boleh?"
"Perbuatanmu itu.. aku tidak menyukainya!"
"Ah.. kukira orang bisa berbuat apa saja di Seoul. Sepanjang jalan tadi kulihat banyak orang yang tak sungkan untuk menunjukkan kasih sayangnya pada semua orang."
"Karena mereka itu adalah pasangan dan kita bukan." aku membelakanginya.
"Hahaha ah.. mianhae yeodongsaengku." katanya sambil merangkulku dari belakang. Tadi cium sekarang peluk, orang ini benar-benar.....
"Lepaskan oppa, lepaskan!"
"Sirheo."
"Ya!Oppa!" aku berusaha melepaskan pelukannya namun ia terus menahanku.
"Tenang, aku tidak akan macam-macam, manis....." bisiknya di telingaku. Seketika itu juga aku merasa geli.
"Hahaha" dia melepaskan pelukannya lalu masuk kedalam.
Iuhhhh.... ada apa dengannya?Saat pertama datang, kukira ia adalah orang yang sopan. Nyatanya ia tidak waras. Kami belum terlalu dekat, meski aku sudah menganggapnya sebagai oppaku taoi bukan berarti dia bisa bersikap seperti tadi.
Huhh!Lebih baik aku masuk dan tidur daripada mengomel terus disini.
#Keesokan harinya, setting: disekolah#
Vebiiy Seonsaeng POV
Hmm aku senang sekaligus sedih hari ini. Hari ini aku dan Heechul-ssi adalah pasangan tetapi ketika aku masuk ke ruang guru aku tidak akan menemukannya.
"Liat itu Vebiiy seonsaeng datang."
"Benar-benar tidak tahu malu."
"Astaga, ternyata dia itu agresif."
"Iya benar."
"Benar itu."
Hmm dipagi ini aku merasa ada sesuatu yang aneh. Beberapa murid memandang ke arahku dengan pandangan sinis. Mereka juga mungkin berbisik-bisik untuk membicarakanku. Aku tetap berjalan dan kemudian melihat papan pengumuman tampaknya sedang dikerumuni siswa-siswa. Ada pengumuman apakah disana?Sebaiknya kulihat.
Ah.. terlalu banyak siswa disini. Akan kucoba menerobos kerumunan.
"Haksaeng, sillyehamnida. Bisakah kau bergeser?" kataku kepada salah seorang murid.
"Heiiii, Vebiiy seonsaeng disini." dia mulai meneriakkan namaku.
Semua murid yang berkerumun sekarang melihat ke arahku. Aku terheran-heran.
Bagaikan Laut Merah yang terbelah, kerumunan anak-anak pun terbelah menjadi dua menjauhiku sedikit. Aku masih penasaran mengapa mereka bersikap seperti itu, namun aku lebih penasaran dengan pengumuman yang ada di papan. Aku mulai melangkahkan kakiku menghampiri papan itu.
Tok..tok...tok.... (suara high heels Vebiiy seonsaeng)
Mwo?Ige mwoya?
"Siapa yang melakukan hal iniiiiii?????"
Jeone aldeon naega anya Brand New Sound
Saerowojin nawa hamkke One More Round
Dance Dance Dance Till we run this town
To be continue....