Sabtu, 08 Oktober 2011

FF Our Love is One Love part 5

Author: Minwook Saranghae a.k.a Okta
Cast: Goo's Family: - Appa = Han Kyung
                          - Eomma = Soo Young
                          - Ank 1 = Shindong
                          - Ank 2 = Henry
                          - Ank 3 = Okta
Okta's chingu: - Eun Seo a.k.a Novi Graha Herlyani
                    - Ryeowook
                    - Sungmin
Sunbae Yeoja: - Jessica
                     - Yuri
                     - Seohyun
Sonsaeng: Vebiiy J. Severin as Vebiiy Sonsaeng (Biology)
               Kim Heechul as Heechul Sonsaeng (Art)
Strangers: Eunhyuk as Hyukjae
Gyojangnim (Kepsek) : Kangin
Backsound: Someday by IU
                 All My Heart by Super Junior
                 Oh! by Girls Generation


"Tidak, tetaplah seperti ini untuk beberapa saat." katanya. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke arahku.

Deg Deg.... Deg Deg.... Deg Deg....

Kiss?Dia menciumku... Oh...

Eonjengan I nunmuri meomchugil
Eonjengan I eodumi geodhigo
Ttaseuhan haetsari I nunmureul mallyeojugil

Heechul Seonsaeng POV 

Ya, ciuman itu kuberikan kepadanya. Setelah 10 detik berlalu ia melepaskan ciuman itu.
"Seonsangnim!!" dia berkata dengan ekspresinya yang masih kaget karena kucium.
"Sssttt....." aku menempelkan mulutku lagi dimulutnya, mengisyaratkan agar dia tetap diam. Aku melepaskan ciuman kedua lalu menurunkan jaketku.
"Ya!Siapa yang memulai kekacauan ini duluan?" aku berteriak kepada murid-murid. Namun, tidak ada yang mengaku.
"Heechul seonsaeng, sudahlah..." Vebiiy seonsaeng membela.
"Gwaenchana Vebiiy-ssi. Ok, kalau tidak ada yang mengaku kalian aku hukum semuanya."
"Tapi, seonsaeng..." seorang anak protes.
"Tidak ada tapi-tapi. Sekarang kalian, buatlah sebuah lingkaran, kemudian kalian ambil posisi jongkok."
"Seonsaeng....." keluh beberapa murid.
"Tidak ada keluhan!Ppali ppali!!" aku menepukkan tanganku agar mereka cepat bergerak. Semuanya sudah dalam posisi jongkok.
"Nah, sekarang, letakkan tangan kalian di telinga teman kanan dan kiri kalian!Jangan dilepas sebelum bel pulang sekolah berbunyi, algesseo?"
"Mwo?Seonsaengnim, itu kan masih 1 jam lagi."
"Ya benar, seonsaeng."
"Ne, seonsaeng."
"Ne, majayo seonsaeng."
Satu orang protes semua ikut protes, aishh... kepalaku pusing.
"Diammmmm!!!!Lakukan saja perintahku, kalau tidak aku akan menambah hukuman kalian, arraseo?" aku berteriak.
"Ne, seonsaengnim." jawab murid-murid berbarengan. Hahaha aku ingin tertawa melihat pemandangan ini, namun aku harus menahan tawa didepan mereka. Mereka terlihat pasrah, joesonghamnida haksaengdeul hahaha...
Aku kemudian berlalu dengan Vebiiy-ssi.


Vebiiy Seonsaeng POV

Aku masih berjalan disampingnya. Menatap dirinya terus menerus sambil menyimpan sebuah rasa penasaran sekaligus senang. Kejadian tadi membuatku benar-benar kaget. Kupikir cintaku yang bertepuk sebelah tangan, tapi... ah.. mungkin ciuman itu tak ada artinya.
"Heechul-ssi, kenapa kau..."
"Seonsaengnim, kalian dipanggil ke ruang kepala sekolah." seorang anak menghampiri kami dan memotong perkataanku.
"Gamsahamnida, haksaeng." katanya sambil tersenyum manis pada anak itu.
"Ne, seonsaeng." jawabnya sambil berlalu.
Aku masih tertegun di hadapannya.
"Kajja!" katanya sambil menepuk pundakku perlahan. Kami pun menuju arah ruang kepala sekolah.


#di ruang kepsek, masih Vebiiy seonsaeng POV#

"Annyeong, gyojangnim. Museuniriya?" Heechul-ssi memulai terlebih dahulu. Ketika kami berada di kantor gyojangnim, perasaanku tidak enak, tidak seperti biasanya, ia duduk membelakangi kami dengan kursinya itu. Heechul-ssi melihat ke arahku dan tersenyum, tangannya memegang tanganku, entah apa yang ingin ia isyaratkan, namun itu tak cukup membuatku tenang.
"Duduklah, seonsaeng." gyojangnim berkata.
Kami berdua duduk di kursi yang ada di depan mejanya.
"Hmm Heechul dan Vebiiy seonsaeng." katanya sambil memutar kursinya menghadap kami.
"Ne." jawab kami berbarengan.
"Kalian tahu kenapa aku memanggil kalian kesini?"
"Mollayo. Museuniriya gyojangnim-ssi?" kataku.
"Berciuman di depan murid, meski terhalang oleh sebuah jaket. Apakah itu hal yang pantas?" katanya sambil berdiri dan dengan nada tinggi.
"Meski aku tak melihatnya secara langsung, tapi ada beberapa murid yang membicarakannya bahkan menghadapku dan melaporkan hal ini. Dan kalian tahu apa arti semua ini?"
Astaga, gyojangnim mengetahui hal ini. Apa yang harus kujawab?
"Nan geunyang..."
"Joesonghamnida gyojangnim, Vebiiy seonsaeng tidak salah apa-apa. Akulah yang memulainya." Heechul-ssi memberikan pembelaan namun itu tidak terlalu membuat suasana jadi baik.
"Apa yang ada di fikiranmu seonsaeng?Beberapa orangtua murid akan melakukan aksi demo setelah mendengar hal ini. Aku juga pernah muda seperti kalian, namun, kalian juga harus tahu dimana kalian berada sekarang dan apa posisi kalian disini."
"Joesonghamnida gyojangnim-ssi. Chega..." Heechul-ssi tiba-tiba menggenggam erat tanganku dan berhasil membuatku berhenti berkata-kata.
"Astagaa, bahkan saat berada di hadapanku, kalian pun masih bisa berpegangan tangan." gyojangnim menggeleng-gelengkan kepalanya, mukanya masih kurang mengenakkan bagiku. Aku melepaskan tangan Heechul-ssi.
"Jika kabar ini sampai ke orangtua murid, akan kuusahakan untuk mengatasinya. Namun, sebagai konsekuensi, kalian harus terima hukuman karena sekolah kita ini dikenal dengan kedisiplinannya. Kalian aku vakumkan mengajar selama masing-masing 2 minggu."
"Gyojangnim, joesongeyo, aku tidak bisa. Pelajaranku sangat penting dan lagi aku adalah seorang wali kelas, aku tidak bisa meninggalkan muridku." protesku.
"Biar aku saja yang menggantikan hukumannya." Heechul-ssi lagi-lagi membelaku dan membuat dirinya semakin sial.
"Joha. Begini saja, untuk Vebiiy seonsaeng, kau masih bisa mengajar, tapi aku tugaskan kau untuk membuat makalah 300 halaman dengan materi Moral Guru, dan untuk Heechul seonsaeng, kau aku vakumkan mengajar selama satu bulan, aku tidak akan memotong gajimu, namun akan memotong uang makan dan transportmu. Algesseo?"
"Ne, algessumnida. Gamsahamnida gyojangnim."
"Gamsahamnida gyojangnim-ssi."
"Kalau begitu kalian boleh kembali."
"Ne, annyeong."
"Annyeong."


Author POV

Sementara itu, diluar, Jessica, Yuri dan Seohyun sedang menguping, namun segera bergegas pergi begitu suara dari dalam menghilang.

#setting di kantin, Jessica cs duduk, masih Author POV#

BRAKKKK

Jessica menggebrak meja kantin.
"Ige mwoya?Dia pikir dia siapa?Pelajarannya penting?Huh!"
"Sabar Jessie-ah, aku juga tidak rela Heechul seonsaeng yang menerima hukuman itu."
"Ne, Yuri-ssi benar. Sebenarnya untuk masalah ini, aku sedang memikirkan sebuah rencana."
"Apa itu Seohyun-ssi?"
"Begini, meski Vebiiy seonsaeng tidak kena hukuman seberat Heechul seonsaeng, tapi kita bisa membuat ia merasa tidak nyaman ketika berada di sekolah, eotasseo?"
"Ne, hajiman, eotteohke?"
Mereka bertiga kemudian berpikir. Tidak lama kemudian....
"Jessie-ah, aku ada ide. Bagaimana kalau kita buat skandal atau semacam gosip sehingga seolah-olah Vebiiy seonsaeng lah yang agresif dan mencium Heechul seonsaeng duluan."
"Ne, Yuri-ssi benar. Mengingat Vebiiy seonsaeng adalah guru yang tidak terlalu disukai karena ketegasannya, akan lebih mudah bagi murid-murid untuk mempercayai hal ini. Bagaimana?"
"Hahaha.. ide cemerlang. Aku tidak rela guru favoritku terkena masalah olehnya. Yuri-ssi, Seohyun-ssi, hari ini aku traktir kalian makan."
Begitulah rencana jahat yang direncanakan mereka bertiga.


#Setting: Shindong baru keluar dari toko CD#

Shindong POV

Ah.. senangnya bisa membeli CD2 ini. Aku baru saja membeli beberapa CD dance untuk kupelajari, dan CD musik dan film untuk dongsaeng-dongsaengku. Untuk Henry, kubelikan CD instrumen biola dan beberapa film action, aku tahu benar kesukaannya. Untuk Okta, dongsaeng kecilku, kubelikan CD album terbaru dari Super Junior. Hmm setahuku Okta telah membeli album mereka, namun, penjaga tokonya bilang bahwa ini adalah versi B dan Repackagednya. Aku tidak tahu apa bedanya, namun kulihat covernya berbeda jadi kuputuskan untuk membelinya. Dia itu, memang pencinta Super Junior, tapi aku juga senang, karena berkatnya, aku bisa mempelajari dance-dance super junior. Tarian yang mereka bawakan tidak terlalu sulit namun juga tidak mudah juga.
Hahaha sebaiknya aku cepat a....

GEDEBUKK

Aish.. apa yang menyandungku?Aku berusaha bangun kemudian menoleh dan mendapati seseorang tengah pulas tertidur. Aigoo.. bagaimana mungkin ia tidur di tempat seperti ini?Apakah ia orang gila?Ah tidak, pakaiannya tidak terlalu lusuh. Mungkin orang yang baru di usir karena kulihat ada koper disebelahnya.
"Hei kau, bangun.."
Aku menggerak-gerakkan badannya, memastikan apakah ia benar-benar tidur atau tidak.
"Hei kau, bangunn..." usahaku sia-sia.
Hmm kasihan juga orang ini, sebaiknya aku beri ia uang, begitu ia bangun ia mungkin akan membutuhkan uang ini.
"Aishh hoammmm... mwo?Ige mwoya? Hei kau tuan, kau kira aku pengemis?" teriak orang itu. Aku menoleh dan berbalik.
"Ah ne.. joesonghamnida, kupikir kau adalah pengemis. Lagipula kau tadi tertidur disini dan menyandungku."
"Ah, joesonghamnida... aku bukan pengemis, tapi sebenarnya aku memang tidak tahu harus tinggal dimana."
"Wae?"
"Aku tidak berasal dari Seoul, aku berasal dari Mokpo. Kenalkan, Hyukjae imnida."
"Shindong imnida. Lalu mengapa kau bisa sampai disini?"
"Aku ingin mengunjungi sebuah agensi entertainment yang kulihat di internet, mereka memberiku alamat kantor dimana mereka berada yaitu di Seoul, namun, ketika aku mencari alamat tersebut, aku tidak menemukannya. Mereka memberiku alamat palsu."
"Ah.. kasihan sekali. Lalu, mengapa kau tidak kembali ke Mokpo atau istirahat di hotel saja?"
"Itu dia, ketika aku ingin kembali ke Mokpo, aku dirampok, semua uangku habis dan kini aku tidak bisa pulang."
"Jeongmal?kasihan sekali.... Kalau begitu mari aku...."

"Hei kau!!Jangan lari lagi kau!"
"Kemari kau penjahat!"

Kulihat ada 2 orang berteriak dan melihat ke arah kami. Hyukjae mulai bangkit kemudian menepuk bahuku.
"Sebaiknya kita lari."

"Heiii kaauuuuu, jangan lariiiii!!!!"

Orang-orang itu terus mengejar kami. Astaga....

Hyukjae POV

Kami berdua bersembunyi di sebuah rumah tua. Fiuh.. untung polisi itu telah berlalu.
"Hosh... hoshh.. hoshh... gwaenchana?"
"Ne, hyuk-ssi. Tapi, siapa mereka?"
"Mereka adalah orang yang telah merampokku."
"Tapi, mereka menyebutmu penjahat?"
"Ne, terakhir ketika aku berusaha mempertahankan koperku ini, aku memukul salah satu dari mereka. Mungkin mereka marah dan ingin balas dendam."
"Aish.. jahatnya. Oh ya, kau bilang tidak punya rumah kan?Aku kasihan kepadamu, bagaimana kau tinggal dirumahku saja?"
"Jika kau tidak keberatan, aku mau."
"Aku tidak keberatan kok."
Hahaha asyik... satu mangsa baru. Si gendut ini benar-benar bodoh. Begitu mudahnya ia percaya pada orang yang baru dikenal.

#dirumah Goo Family, masih Hyukjae POV#

"Annyeong. Aku pulang." si gendut memberi salam.
Wow.. rumahnya sangat bagus dan nyaman. Tidak terlalu besar namun tidak sempit juga, lumayan luas dan nyaman.
"Annyeong, oppa, baru pulang?"
"Ne."
Kulihat seorang gadis menyapa si gendut, rupanya dia mempunyai yeodongsaeng. Hmm.. cantik juga.
"Mwo?Nugusimnikka oppa?"
"Kenalkan, dia Hyukjae, temanku. Hyukjae, kenalkan ini yeodongsaengku."
"Hyukjae imnida."
"Okta imnida. Bangapseumnida oppa."
"Hyung, baru pulang?"
"Nae adeul, baru pulang?Ayo, cepat mandi lalu kita makan bersama. Oo, siapa dia?"
"Ne, apakah dia temanmu nak?"
Seorang pemuda, ahjussi dan ahjumma keluar dari sebuah ruangan disana.
"Hyukjae imnida. Bangapseumnida." aku memperkenalkan diri.
"Henry, Okta, eomma, appa, ini adalah Hyukjae. Sebenarnya dia bukan teman kampusku. Aku bertemu dengannya dijalan. Dia tidak punya rumah dan bukan berasal dari sini. Ia ingin pulang namun tidak mempunyai uang, ia baru dirampok. Kalau tidak keberatan, bolehkah dia tinggal disini untuk beberapa waktu?"
"Ah, malang sekali nasibmu." ujar ahjumma itu.
"Mullonimnida. Selama ia bersikap baik, ia boleh tinggal disini." ujar ahjussi sambil menepuk bahuku.
"Gamsahamnida semuanya. Aku akan bersikap baik." kataku.
"Gamsahamnida eomma, appa."
"Tampaknya aku punya hyung baru."
"Dan aku punya oppa baru, yeayyy..."
Hahaha sekarang aku adalah bagian dari keluarga ini. Hmm sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, aku bisa tinggal disini dan menguras habis harta keluarga ini dan bisa tinggal bersama anak mereka yang cantik itu. Hahahahahaha

#setting: di rumah Vebiiy seonsaeng#

Vebiiy Seonsaeng POV

Hmm aku merasa bersalah padanya. Karenaku hukumannya bertambah. Hmm.. sebaiknya kau telepon dia untuk minta maaf. Aku mulai menekan nomornya.

Tuutttt... tutttt..... tutttt......

"Yeoboseyo."
"Yeoboseyo, Heechul-ssi?Ige Vebiiy."
"Oh Vebiiy-ssi. Wae?Ada apa meneleponku?"
"Hmm.. aku ingin meminta maaf. Soal.... kejadian tadi saat di ruang..."
"Ah.. gwaenchana. Bukankah memang aku yang memulainya?Ada hal lain yang ingin kau bicarakan?"
"Ah.. tetap saja tidak enak. Hmmm.... soal hmmm ah tidak tidak."
"Bicaralah, sepertinya ada yang ingin kau katakan kan, Vebiiy-ssi?"
"Ah.. aku malu menanyakannya. Hmm soal... ciuman itu. Kau... hmm itu hanya ciuman biasa kan?"
"Hmmm begitukah?" suaranya melemah dan perlahan hilang. Ah.. mengapa hal ini masih saja kutanyakan?
"Heechul-ssi... mianhamnida."
"Aishh.. kukira kau memikirkan hal lain tentang ciuman itu."
mwo?Dia.. sepertinya dia serius akan ciumannya itu. Aduh, aku.. tidak bisa berkata-kata lagi.
"Heechul-ssi, kau.. hahaha aku senang." aku tidak sengaja tertawa dan tiba-tiba menjadi bersemangat.
"Heheheyy.. kau tampaknya bersemangat. Kau mengerti maksudku?"
"Ahhaha ne.. aku malu. Kukira hanya aku yang memperhatikanmu saja, ternyata kau juga... memperhatikanku"
"Ne, kau itu terkadang kelihatan kaku, namun dimataku kau cantik. Jika kau tersenyum, kulihat kau semakin cantik."
"Ahaha kau ini."
"Hmm... Vebiiy-ssi, akankah kita jadi pasangan?Maksudku, maukah kau..."
"Ne, mullonimnida." aku memotong perkataannya.
"Yeayyyy yuhooooo......."

Oohh yeaahhhhh....
Igeon jinsimiya Baby neoro gadeukhan nae soke gaseume ne soneul daebwa dugeungeorineungeol

Meoritsoken ontong neoya sesang ane geottoldeon nal jichin nal salsu itge haejun neoya


Kudengar suaranya semangat sekali. Aku pun tersenyum-senyum sendiri. Ah, bahagianya.

(Hanchameul banghwang ggeute (honja) gyeondyeosseo neo eobsi (neo eobsi) ijeya naega chacheum pyeonghwarobge misoreul jitne
[Kyuhyun] Eodumeul judeon keoteun (meolri) geodeojun ne songil (ne songil) nunape nega bichwo seulpeum ddawin jiwojyeo)

"Hmm Heechul-ssi, ini sudah malam. Kita mengobrol lain waktu, bisa kan?"
"Ne, chagiya. Joheun bam, areumdaeun kkeumeul."
"Ne, annyeong."
"Annyeong."

Ajikggaji mothaejun geumal moki meyeo sikeunhan geumal nuguboda saranghae ojik neowa na nannana nannana nanna
I sungani haengbokhae jeongmal naege waseo gomawo jeongmal nareul da julhan saram ojik neowa na nannana nannana baro neo


#setting: teras rumah Goo family#

Okta POV

Uhh.. udara malam begitu dingin, tapi aku begitu menikmatinya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun aku masih ingin disini. Malam-malam begini, suasana begitu sepi, begitu hening. Aku...

Mmuaahhhh

"Belum tidur?"
"Mwo?Ya!Hyukjae oppa!Apa-apaan kau?"
Hyukjae oppa tiba-tiba datang dari dalam dan mencium pipiku. Aku kaget dan juga tidak menyukai perbuatannya itu. Tidak sopan!
"Wae?Tidak boleh?"
"Perbuatanmu itu.. aku tidak menyukainya!"
"Ah.. kukira orang bisa berbuat apa saja di Seoul. Sepanjang jalan tadi kulihat banyak orang yang tak sungkan untuk menunjukkan kasih sayangnya pada semua orang."
"Karena mereka itu adalah pasangan dan kita bukan." aku membelakanginya.
"Hahaha ah.. mianhae yeodongsaengku." katanya sambil merangkulku dari belakang. Tadi cium sekarang peluk, orang ini benar-benar.....
"Lepaskan oppa, lepaskan!"
"Sirheo."
"Ya!Oppa!" aku berusaha melepaskan pelukannya namun ia terus menahanku.
"Tenang, aku tidak akan macam-macam, manis....." bisiknya di telingaku. Seketika itu juga aku merasa geli.
"Hahaha" dia melepaskan pelukannya lalu masuk kedalam.
Iuhhhh.... ada apa dengannya?Saat pertama datang, kukira ia adalah orang yang sopan. Nyatanya ia tidak waras. Kami belum terlalu dekat, meski aku sudah menganggapnya sebagai oppaku taoi bukan berarti dia bisa bersikap seperti tadi.
Huhh!Lebih baik aku masuk dan tidur daripada mengomel terus disini.


#Keesokan harinya, setting: disekolah#

Vebiiy Seonsaeng POV

Hmm aku senang sekaligus sedih hari ini. Hari ini aku dan Heechul-ssi adalah pasangan tetapi ketika aku masuk ke ruang guru aku tidak akan menemukannya.

"Liat itu Vebiiy seonsaeng datang."
"Benar-benar tidak tahu malu."
"Astaga, ternyata dia itu agresif."
"Iya benar."
"Benar itu."

Hmm dipagi ini aku merasa ada sesuatu yang aneh. Beberapa murid memandang ke arahku dengan pandangan sinis. Mereka juga mungkin berbisik-bisik untuk membicarakanku. Aku tetap berjalan dan kemudian melihat papan pengumuman tampaknya sedang dikerumuni siswa-siswa. Ada pengumuman apakah disana?Sebaiknya kulihat.

Ah.. terlalu banyak siswa disini. Akan kucoba menerobos kerumunan.
"Haksaeng, sillyehamnida. Bisakah kau bergeser?" kataku kepada salah seorang murid.
"Heiiii, Vebiiy seonsaeng disini." dia mulai meneriakkan namaku.
Semua murid yang berkerumun sekarang melihat ke arahku. Aku terheran-heran.
Bagaikan Laut Merah yang terbelah, kerumunan anak-anak pun terbelah menjadi dua menjauhiku sedikit. Aku masih penasaran mengapa mereka bersikap seperti itu, namun aku lebih penasaran dengan pengumuman yang ada di papan. Aku mulai melangkahkan kakiku menghampiri papan itu.

Tok..tok...tok.... (suara high heels Vebiiy seonsaeng)

Mwo?Ige mwoya?

"Siapa yang melakukan hal iniiiiii?????"

Jeone aldeon naega anya Brand New Sound
Saerowojin nawa hamkke One More Round
Dance Dance Dance Till we run this town

To be continue....

FF Our Love is One Love part 4

Author: Minwook Saranghae a.k.a Okta
Cast: Okta a.k.a Minwook
Okta's oppa: Henry
Okta's chingu: - Eun Seo a.k.a Novi Graha Herlyani
                    - Ryeowook
                    - Sungmin
Sunbae Namja: - Kyuhyun
Sunbae Yeoja: - Jessica
                     - Yuri
Sonsaeng: Vebiiy J. Severin as Vebiiy Sonsaeng (Biology)
               Kim Heechul as Heechul Sonsaeng (Art)
Backsound: To Love Me by Park Shin Hye
                 Bonamana by Super Junior
                 Wonder Boy by Super Junior
                 Someday by IU


Okta POV

TIIIIIIIIIITTTTTTT...... TIIIIITTTTTTTTTTT.......

Aaaaaaa.......

GEDEBUKKKK...........

Mwo?Apa ini?Apakah aku selamat?Siapa yang memelukku saat ini?

Geudaeneun nae mame on jongil noganaerin somsatang gata
Geudaeneun nae mame nunbusige dagaon mujigae gata
Naegeman deulrige dalkomhan mogsoriro yaegihaejulhae
Cheoeumbuteo geudae maeum do everyday loving me
Saranghae just be my love

Deg Deg.... Deg Deg.... Deg Deg....
Aku bisa merasakan detak jantungku yang begitu cepat. Mungkin karena kaget. Tapi apakah aku selamat?

Pabo sarameun

Mwo?Suara siapakah itu?Aku membuka mataku dan..... haaaa??Kyuhyun sunbae!!
"Ya!Kyuhyun sunbae!!" aku melepaskan pelukannya, kemudian kami berdiri.
"Kau ini, untung aku lewat, kalau tidak habislah kau!"
"Mianhae, gomawo sunbae." ucapku sambil membungkukkan badan.
"Nah, sekarang pulanglah bersamaku."
"Ah sunbae... gwaenchana. Aku tidak ingin naik motor denganmu. Hari ini aku ingin jalan kaki saja."
"Ya!Kau ini buta?Aku ini sedang tidak membawa motor."
toenggg... Aku dibilang buta olehnya, kurang ajar (=.=)"
"Oohoho mianhae.. lalu, kemana motormu?" kataku yang sudah malu duluan.
"Motorku rusak dan sedang diperbaiki. Siwon dan Donghae meninggalkanku ketika aku sedang main games d ruang komputer. Dan aku baru ingat aku tidak membawa dompetku hari ini, kau tahu apa artinya itu?"
"Artinya kau harus pulang dengan berjalan kaki kan sunbae?"
"Bukan, aku tidak bisa makan tteokbokki di ujung jalan sana T.T"
Haisss aku tidak habis pikir, sebenarnya aku yang bodoh apa dia?Lebih baik aku iyakan saja perkataanya.
"Hee, ya, dan kau juga harus pulang dengan berjalan kaku tentunya sunbae."
"Ya, kau benar. Hmm kajja!" dia berjalan terlebih dahulu. Hmm aku heran, sepertinya rumah kami berbeda arah tapi kenapa ya dia mau mengantarku?
"Ya!Sunbae, mengapa kau menyelamatkanku?Apakah kau berniat menggodaku sama seperti Siwon dan Donghae sunbae?"
"Cih, andwae." dia memajukan bibirnya, lalu merogoh tasnya sesaat.
"Lihat ini." katanya. Dia menyodorkan sebuah foto padaku.
Mwo?Siapakah ini?Dia terlihat sepertiku. Tapi aku tidak pernah memakai kacamata dan lagi rasanya aku tidak pernah memakai baju seperti itu. Hmm dan sepertinya badannya agak sedikit tinggi dariku, nyatanya kan aku tidak terlalu tinggi (=.=)"
"Sudah." katanya sambil merebut foto itu dariku. Ahh padahal aku belum selesai melihatnya. Hmm apa jangan-jangan itu memang aku?Dia kan pintar mengedit sesuatu setahuku.
"Hmm sunbae, itu fotoku yaa??Kau mengeditnya kan?Hayo mengakulah." kataku sambil nyengir.
"Hoo aniyo... Dia adalah adikku. Dia memang sedikit mirip denganmu."
"Jinjja?Berapa umurnya?Apakah sama denganku?"
"Tidak, dia dibawahmu satu tahun. Seharusnya dia sudah masuk SMAi."
"Mwo?Seharusnya?Maksudmu?" tanyaku lagi.
"Dia sudah meninggal. Dia tertabrak mobil saat sedang dalam perjalanan pulang, kejadiannya sama sepertimu tadi yang hampir tertabrak. Semuanya terjadi sangat jelas di depan mataku namun aku tidak sempat menyelamatkannya." dia menghentikan langkahnya dan menunduk. Aku pun ikut berhenti. Jadi ternyata itu alasannya mengapa dia menyelamatkanku.
"Maka dari itulah aku menyelamatkanmu, karena aku tidak mau hal itu terjadi padamu juga." dia mulai melanjutkan langkahnya. Ahh~ dia sangat manis, dia menganggapku seperti adiknya.
"Gomawo sunbae. Kalau kau mau kau bisa menganggapku adikmu beneran, bagaimana?" ucapku sambil memegang lengannya. Dia berhentu lalu tersenyum padaku kemudian barulah meneruskan langkahnya. Aku ikut tersenyum. Namun, aku baru teringat sesuatu...
"Tapi oppa, kau jahat padaku T.T , saat teman-temanmu menggangguku kau malah diam." aku memukul lengannya.
"Hahaha mian, untuk hal itu aku tidak mau ikut campur." dia hanya tertawa dan terus meneruskan langkahnya.
Huaah tidak terasa aku telah berada di depan gerbang kompleks perumahanku.
"Ya, oppa. Sudah sampai disini saja, kau tidak perlu mengantarku lagi, rumahku tinggal 300 meter lagi dari sini."
"Oh oke, annyeong." dia melambaikan tangannya padaku sebelum berlalu. Oh.. 300 meter itu terlalu jauh.. ah, aku ada ide...
"Oppaaaa, kemariiiii!!" aku berteriak padanya sebelum ia terlalu jauh. Dia kembali menuju ke arahku.
"Ne, ada apa?" katanya.
"Oppa, kau senang bermain kan?Aku punya permainan, jika kau kalah, kau harus menggendongku dari sini ke depan rumahku, bagaimana?"
"Ne, tapi kalau kau kalah kau harus mentraktirku makan tteokbokki yaa!Sepuasnya, bagaimana?"
Haiss bisa bangkrut aku, tapi lebih baik aku iyakan, aku yakin aku menang.
"Ne, setuju."
"Bagaimana permainannya?" katanya.
"Begini, kita berbalik badan saling membelakangi, saat berhadapan kita menirukan gaya dan suara binatang. Kucing kalah dengan anjing, tikus kalah dengan kucing dan juga anjing. Jadi misalnya jika aku memilih tikus sedangkan kau kucing, maka aku akan kalah, bagaimana?mudah kan?" jelasku panjang lebar.
"Oke. Ayo sekarang balik badanmu." katanya.
"Oke." Kami membalikkan badan kami saling membelakangi. Kami pun menghitung bersama-sama agar berbarengan menghadapnya.
Satu... Dua... Tiga....
"Miaauuwww... Gukk gukk gukkk...." aigoo... dia kalah, dia memilih kucing dan aku anjing, yeayyyy
"Yeayyyy.... oppa kalah... oppa kalah.." aku meloncat-loncat kegirangan.
"Mwo?Mana bisa begitu, kau pilih apa memang?" dia membela diri
"Aku pilih anjing dan kau kucing, itu tandanya kau kalah oppa!"
"Mwo?benarkah?Suaramu memang seperti anjing tapi gayamu tampak seperti monyet."
haisssss kurang ajar.....
"Ya!Oppaaaaa...." aku merengek.
"Baiklah baiklah, aku kalah, kau puas?Ayo naik." dia menurunkan badannya, bersiap untuk menggendongku. Aku pun tersenyum.
"Hehehe nah begitu donk oppa." Aku mulai naik ke punggungnya.
"Ugh.. makan apa kau?Kecil-kecil badanmu ternyata berat juga." keluhnya sambil mengangkatku.
"Semangat oppaaaa...." aku berteriak dikupingnya hahaha rasakan...
"Aigoo.. tidak usah berteriak. Aku tidak akan berjalan sambil menggendongmu, tapi akan..."
"Akan apa?" kataku.

Aaaaaaaaaaaa oppaaaaaa.....

Nal barabwara
Ddanddaranddan, ddanddaranddan, ddanddaranddan, ddadaddarabba
Ddanddaranddan, ddanddaranddan, ddanddaranddan, ddadaddarabba

Dia menggendongku sambil berlari. Aigoo....

Neon alkkamalkka alkkamalkka neomu yeppeun miinah
Nal michyeotdago malhaedo nan niga jotda miinah
Nuga jeonhaejweo my baby, to my baby naega yeogi itdago marya
Gidarinda marya (Baby, you turn it up now)
Neon, gataboota, gataboota mal jom haera miinah
Ni maeumeul gajyeotdamyeon geunyang naneun salmyi winner
Ee sesangyi ichiran, ichiran, yongki itneun jareul ddara
Na gateun nom marya


#Keesokan harinya#

Henry POV
"Ne, hyung, aku akan kesana hari ini. Ne, annyeong."   BIP. Kumatikan sambungan teleponnya. Aku berencana pergi menemui seseorang hari ini.
"Oppa, aku berangkat dulu ya!Annyeong." ujar dongsaengku.
"Tunggu, kau berangkat denganku. Ayo naik!" aku mneyuruhnya naik ke motorku yang sedari tadi kududuki.
"Ah waeee?Kau kan tidak pernah sekalipun mengantarku ke sekolah." katanya.
"Aniyo. Aku ada janji dengan seseorang di sekolahmu." kataku.
"Huh!Pantas saja." celetuknya sambil memanyunkan bibirnya. Kutarik bibirnya dengan tanganku hahaha
"Aaaa oppa, sakit!" tukasnya.
"Hahaha kajja!Kau tidak mau terlambat kan?"
"Ne." dia naik ke motor. Haduh dia melupakan sesuatu. Pabo.
"Kau tidak takut rambutmu yang sudah rapi itu rusak?Tidakkah kau berniat memakai helm?" kataku
"Wae?Kau tidak akan ngebut kan?Kau tidak berniat merusak rambutku kan?" jawabnya sambil nyengir.
Haiss terserahnya sajalah. "Dan kau tidak akan memelukku?Kau hanya memegang bajuku saja?" kataku lagi.
"Aku yakin kau tidak akan ngebut." katanya.
"Hahaha benarkah?Kau yakin?"

Brummm brummm brummmmm

Aku mulai menstarter motorku. "Ya ya ya, kau gila oppa?Kau tidak berniat ngebut kan?" dongsaengku mulai memelukku, sepertinya dia mulai takut hahaha
"Siapa bilang?" kataku

Brummm brummm brummmmm

"Ready?Let's goooo....."

Ngeeeeeeeeeeeeennnnnnnnnnnnnnggggggggggggggg........

"Aaaaaa oppaaaaaaaa hentikannn!!" dia berteriak hahaha sukses!!


#sampe sekolah#

Okta POV
Huhuhu T.T oppaku sudah tidak waras. Mengapa dia senang sekali ngebut. Lihat perbuatannya, rambutku sudah seperti semak belukar T.T
"Ya!Oppa, lihat perbuatanmu!Rambutku sudah seperti semak belukar T.T " aku merengek.
"Hahaha sudah ku bilang pakai helmnya." Henry oppa terus saja tertawa.
"Awas kau oppa, aku bilang appa nanti!Wee..." aku menjulurkan lidahku sambil turun dari motornya.
"Haahaha kau ini/" dia tertawa sambil mengacak-acak rambutku.
"Aaaa oppa..." aku meninjunya lalu merapikan rambutku.
"Hahaha ya sudah, cepat masuk sana!"
"Hmm kau tidak ikut masuk?Bukankah kau ada janji dengan seseorang di sekolahku?" kataku.
"Ya, tapi aku janji dengannya disini, digerbang ini. Lagipula aku tidak mau memicu keributan disekolahmu." kata oppa.
"Memicu keributan apa?" tanyaku.
"Jika aku masuk akan banyak siswa wanita yang histeris melihatku dan menghampiriku. Itu akan memunculkan suatu keributan." katanya sambil tersenyum. Dih, dia percaya diri sekali.
"Hee, terserahmu saja. Aku masuk dulu ya oppa. Annyeong."
"Annyeong." dia melambaikan tangannya padaku. Dasar aneh. Kadang oppa bisa begitu manis, tapi kadang ia bisa juga sangat menyebalkan.


#dikelas#

Sungmin POV
"Annyeong." Okta baru datang. Ceria sekali dia, seperti habis menang lotre.
"Annyeong, Okta-ssi, kau tidak lupa kan kalau hari ini kita ada praktek biologi?Apakah kau membawa benda sesuai tugasmu?Kami sudah siap dan tinggal menunggumu saja." ujar Eun Seo.
"Mullonimnida. Ini, aku bawa bibit tanaman dan pupuk, sesuai tugasku kan?"
Pletakk... Aku memukul kepalanya dengan buku. 
"Aww... sakit tahu!Kenapa kau memukulku Sungmin-ssi?" dia memegang kepalanya. Oops, pukulanku terlalu keras wkwkwk mianhae.
"Hahaha mian, habis kau ini memang benar-benar pelupa sejati." kataku.
"Apa lagi?Aku kan hanya bertugas membawa itu."
"Apakah kau akan menanam tanaman dengan menggunakan seragam?hahaha" kataku sambil tertawa, Eun Seo dan Ryeowook pun ikut tertawa.
"Tentu saja tidak, ini aku juga membawa.... Astaga, kemana mereka menghilang?" dia panik saat melihat tasnya. Dia terus merogoh tasnya, sepertinya dia benar-benar melupakan baju ganti yang harusnya ia bawa hahaha tepat seperti dugaanku.
"Hehehe aku lupa... Sungmin-ssi, bolehkah aku pinjam ponselmu?Aku ingin menelepon eomma." katanya.
"Wae?Kau melupakan ponselmu juga?" tanyaku.
"Ne." katanya sambil nyengir. Aku memberikan ponselku padanya. Dasar pikun. Dia keluar kelas untuk beberapa saat untuk menelepon eommanya. Haiss selalu saja ada yang ia lupakan dalam satu hari.


"Ini sudah. Gomawo Sungmin-ssi." dia mengembalikan ponselku setelah kembali dari luar.
"Cepat sekali kau menelepon?Kurasa kau hanya menghabiskan waktu 2 menit. Wae?" tanyaku.
"Ya, aku tidak ingin menghabiskan pulsamu." jawabnya sambil duduk.
Hahaha dasar, perhitungan sekali dia, padahal kita kan teman.


#Istirahat#

Okta POV

Teng... Tong.... Teng...... Tong......

Bel berbunyi, sudah waktunya istirahat. Ah.. dimana eomma?Aku berjalan ke bawah untuk memastikan apakah eomma datang atau tidak.

"Ya!Tadi kau lihat kan?Oppa itu... kereen sekaliiii..."
"Ne, ada apa ya dia kesini?dan sepertinya dia sedang mencari seseorang."
"Mollayo, aku juga tidak tahu."

Saat hendak menuruni tangga, aku mendengar percakapan 2 orang murid tadi. Hmm... siapa oppa yang dimaksud?Apa sekolahku kedatangan artis?Apakah Super Junior?Omo... sebaiknya aku cepat kebawah untuk memastikan.

Omo... itu Henry oppa. Hah, sedang bersama siapa dia?Lebih baik aku menghampirinya.

(berjalan dan menghampiri Henry)

"Ya!Oppa!Sedang apa kau disini?Bersama orang ini lagi." kataku sambil menarik tangan oppa dan melirik ke arah 2 sunbae yeoja yang menyebalkan itu.
"Dia oppamu?Jeongmariya?" kata Yuri sunbae sambil mengarahkan pandangan sinisnya padaku.
"Ne, waeyo?Kau iri?" aku menjawab dengan ketus.
"Hahaha kok bisa sih?Oppa, benarkah dia dongsaengmu?" kata Jessica sunbae sambil memegang lengan oppaku.
"Ne, majayo." balas oppa sambil tersenyum padanya. Huh untuk apa senyum pada 2 orang itu.
"Oppa, ayo ikut aku." aku melepaskan pegangan tangan Jessica sunbae dan mengajak oppa ke depan. Tampaknya 2 sunbae itu agak sedikit kesal hahaha rasakan!

"Ya!Oppa, ada apa kau kemari?Urusanmu belum selesai?"
"Sudah, tapi gara-gara kau aku harus kemari lagi."
"Mwo?Kok aku?"
"Gara-gara kau yang pelupa, aku harus mengantarkan ini." dia menyodorkan tas kecil dan kulihat didalamnya ada baju ganti dan ponselku.
"Ahaaha gomawo oppa. Mianhae telah merepotkanmu." aku membungkukkan badanku.
"Ya sudah, aku harus pergi. Setelah ini aku ada kelas. Annyeong." dia melambaikan tangan padaku lalu berlalu dan menuju motornya.

Brummm brummm brummmmm

Ngeeeeeeeeeeeeennnnnnnnnnnnnnggggggggggggggg........

Haiss telingaku sakit. Kenapa sih aku harus mendengarkan suara motornya? =="
Hmm lebih baik aku masuk.


#Pelajaran terakhir, pelajaran Vebiiy sonsaeng, setting dikelas#

Eun Seo POV
Hmm sekarang adalah pelajaran terakhir, pelajarannya Vebiiy sonsaeng.

Siap. Beri salam.
Annyeong, sonsaeng.

"Oke, annyeong anak-anak. Hari ini kita akan praktek seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya, untuk mempercepat waktu, silahkan kalian berganti pakaian lalu menuju ke taman sekolah kita. Ppali ppali ppali!!" jelas sonsaeng sambil menepuk beberapa kali tangannya. Itu tandanya ia mengisyaratkan kita untuk bergerak cepat. Kami pun segera berhamburan ke luar kelas untuk berganti pakaian.

#di taman sekolah#

"Nah, anak-anak, sekarang siapkan alat dan bahan untuk kalian menanam. Cobalah menanam seperti yang telah aku ajarkan di kelas sebelumnya. Aku akan mengambil bukuku dan segera kembali. Kalian jangan ribut, arraseo?" jelas Vebiiy sonsaeng dengan suara yang keras.
"Ne." murid-murid juga menjawab dengan suara yang keras. Ya, maklum saja, jika kita keluar dari pintu taman ini, kita akan menemukan jalan dan jalan ini memang sering dilewati beberapa kendaraan. Sangat tidak efektif jika kami berbicara pelan.
"Sungmin-ssi, mari kita buat tanaman kelompok kita menjadi yang paling bagus dan rapi." ujar Okta.
"Aku malas." jawab Sungmin singkat.
"Ya!Kau tidak boleh malas!" balasku.
"Aku juga sebenarnya malas." tambah Ryeowook sambil mengaduk-aduk tanah yang sudah ia campur air. Ihhh menjijikan.
"Ya!Wookie-ssi, kelihatannya main tanah lebih menarik. Ayo kita main lempar-lemparan tanah basah ini." ujar Sungmin yang memunculkan senyum sumringahnya.
"Boleh, mumpung sonsaeng sedang tidak ada." balas Ryeowook.
"Ya!Kalian tidak boleh melakukannya." jawabku dan Okta berbarengan.
"Melakukan apa?Seperti ini?"

Ceprottttt....

Iuhh.. Sungmin dan Ryeowook melempar kami dengan tanah basah tadi.
"Ya!Rasakan ini!" aku membalasnya.

1 2 3 let's go uuu uuu

Kami akhirnya saling melempar tanah dan gara-gara kelompok kami, anak-anak lain jadi ikut berperang.

To taekhamyon dwae nae sarmui concept.. jaritan sesangsoge
Nan jal hanikka jal nan nanikka... mido bwa gourul bwa..
bichul baragiman hae onjena hae markge...
Boiji annun nunmurun itgetjiman (Nunmurun itgetjiman)
Arajugiman hae jwo i jagun sesang aneso
I jakgo yorin nae gasum anen hwanhan segyerul gamsa ana
Dallyoboja naeirul hyanghan duryoum tawin opso
Godokhan taeyang arae barkge bichwo jul
Na Wonder Boy Yeah


#Vebiiy sonsaeng back#

Vebiiy sonsaeng POV
Astagaaa..... begitu kembali aku mendapati anak-anak sedang bermain lempar-lemparan tanah.
"Anak-anak hentikaaaannnn!!" aku berteriak sebisaku, namun tidak digubris.
"Anak-anak...." aku berteriak, namun mereka benar-benar tidak memperdulikanku. Sampai akhirnya ada tanah yang menuju ke arahku dan aaaaa (Vebiiy sonsaeng nutup mukanya pake tangan)

Ceprottttt....

Mwo?Aku memegang-megang muka dan tanganku, namun tidak ada apa-apa. Kucoba untuk membuka mataku dan harghhh.. Heechul sonsaeng! Dia berdiri dihadapanku sambil memegang jaketnya untuk menutupi kami.

"Astaga, itu Heechul dan Vebiiy sonsaeng."
"Bagaimana ini, bisa mati kita."
"Siapa yang melempar tanah itu ke arah sonsaeng?"
"Iya benar, tapi apa yang sedang mereka lakukan?"

Aku mendengar beberapa anak membicarakan kami berdua.
"Hmm sonsaeng, gamsahamnida. Sebaiknya jaketnya kau turunkan."
"Tidak, tetaplah seperti ini untuk beberapa saat." katanya. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke arahku.

Deg Deg.... Deg Deg.... Deg Deg....

Kiss?Dia menciumku... Oh...

Eonjengan I nunmuri meomchugil
Eonjengan I eodumi geodhigo
Ttaseuhan haetsari I nunmureul mallyeojugil
Jichin nae moseubi jogeumsshik jigyeoweojineun geol neukkimmyeon
Dabeorigo shipjyo himdeulge jikkyeoodeon kkumeul
Gajin geotbodaneun bujokhan geoshi neomunado manheun ge
Neukkyeojil ttaemada darie himi pullyeoseo na jujeoanjyo
Eonjengan I nunmuri meomchugil
Eonjengan I eodumi geodhigo
Ttaseuhan haetsari I nunmureul mallyeojugil


To be continue