Jumat, 10 Mei 2013

[REVIEW] Mugunghwa Market

Last Saturday (4/05/13), I heading to Mugunghwa Market that located in Jalan Senayan blok S, Kebayoran Baru, South Jakarta. This is my first time visiting Mugunghwa Market. FYI, I was Koreanholic and addicted to all about Korea, including it's food. I've searched some review about Mugunghwa Market before and then make a descision to go to that place. FYI again, I'm not a traveller so, at first I was confused about the direction so our driver should asked to people several times. After get the direction I still woried coz that day is weekend and I worrying about what if it's closed on weekend. Praise the Lord, it's open fortunately :D.

Ah, I forgot to tell you that I was going to Mugunghwa with my Kpop friend xD. Mugunghwa Market is like a minimarket, the place was small but i love that they have a mini restaurant inside :D. In there, you can eat every kind of food on menu. The price was cheap and the mini restaurant was good, even though it was bad at lighting. We look on menu and we order a plate of tteokbokki, a bowl of bibimbap, a panful ramyeon and 2 odeng. Here is the photos but without bibimbap and ramyun coz i forgot to take it picture.


Tteokbokki
Odeng and Kimchi
Okay, I have a several opinion about the food. Here it is:
1. Appearance
From all of the food that served, all is exactly same with what included on menu except bibimbap and ramyeon. So, i kinda dissapoint on it.
2.Kimchi
The kimchi that served is not 배추/baechu kimchi or white cabbage kimchi but the green one as seen on the picture above. Actually, I always look Korean eat baechu kimchi as a side dish but what I get is the green one. Honestly, I've ever tried baechu kimchi and it's taste great and fresh :D not too spicy and it doesn't has a strong smell of garlic coz I hate too much garlic. Nah, the kimchi that served I don't know the name but it's also has a great taste and really2 fresh, so I don't became regret to eat it.
3.Odeng
Wah, this is the first time I tried odeng and I want try it again!!It was HIGHLY RECOMMENDED from me :D
4.Tteokbokki
Hmm for tteokbokki, I've been tried it before with the spicy taste but this one is sweet, yet I hate sweet stuff on main menu like this, except it was dessert or snack.
5.Ramyeon
Well, I'm not sure that the chef was making Korean ramyeon, coz it's looks like Indonesian noodles errrr. What make its different is just it's served with a small brass pot like what we usually seen on K-drama. The rest is just same, served with just a scrambled egg and that's all.
6.Bibimbap
Well yeah, this is korean rice mixed with various vegetables. I'm not sure whatever is put inside but I just can recognize that there is carrots, sesame seed, bean sprouts, beef, egg and of course rice. It has sesame oil smell but not too strong so I can enjoy it. The unique things is it was served in stone pot. But I'm forgot to put gochujang like another Korean did to bibimbap. Well next time, I'll eat with some knowledge about it.

Well yeah that was my review about the food. The other dissapoinment is the waiter not friendly with customer. His face is just like wanna kick us out lol. Ah, I bought 2 bottled juice, for me is kiwi and my friend choose strawberry and it's so fresh. So many korean visiting Mugunghwa at that time, and I also saw Indonesian too. Ah, the restaurant played some Kpop song so I sang while eating lol. Hmm I also meet Korean who looked like Park Shi Hoo (korea's actor) and he was handsome xD.

After making our belly bigger, we decided to back home. But I bought an ice cream before we left. Here it is 왕 수박 Ice or Watermelon Ice.
Watermelon ice
It has watermelon flavor and shape xD but there is peanut inside. So yummy.
So, wait for my next review about food. Sorry for bad english :D
See yaaa...





Photos credit: my own

Senin, 21 November 2011

FF Our Love is One Love part 8

Author: Minwook Saranghae a.k.a Okta
Cast: Okta a.k.a Minwook as Okta
Goo Family: - Sooyoung as Eomma
                 - Henry as Okta's Oppa II
                 - Hankyung as Appa
                 - Shindong as Oppa I
Okta's Chingu: - Novi Graha Herlyani as Eun Seo
                    - Ryeowook
                    - Sungmin
Sunbae Namja: - Siwon
                      - Donghae
Shin Family: - Yesung as Hyo Woo appa
                 - Rizkiyah Wirnata as Hyo Woo eomma
                 - Lay D'aegiSt as Hyo Woo
Other Cast: - Eunhyuk as Hyukjae (Shindong's friend)
Backsound: Star by Kang Min Hyuk
                 All My Heart by Super Junior
                 Oh! by SNSD
                 Baby by Sungmin Super Junior
                 Acha by Super Junior

"Tidakkah kau tahu perbuatanmu itu sangat MURAHAN."
"Apa?Apa yang kau katakan?Kau bilang aku ini murahan?Kau tidak tahu bagaimana terkurung didalam dan tidak tahu caranya keluar."
neega neomu gomapjanha
oh baby
naega neomu yeppujanha
nuneul pel suga eobso nae nunen neoman boyeo
neoman gyesok bara bogo sipjanha nan
oh jeongmal....
nae haruharuga neomu haengbokhaeseo
oh baby
eereon nalee geuttnaji eonhkin
nudeunge da byeonhaji eonhkin
uh~~~uh~~~~~~~~


Okta POV 
Dia pikir dia siapa?Dia tidak tahu duduk permasalahannya. Selama ini kupikir dia adalah teman baikku. Tidak kusangka dia akan berkata dan berbuat seperti itu. Air mataku terus berlinang. Kakiku terus melangkah jauh tanpa arah. Aaarrrgghhh..... ada apa aku ini? Berhentilah menangis Okta! Aku menghentikan langkahku yang sudah tak terarah ini, mencoba menghentikan kesedihanku dan menyapu air mataku. Haiss aku baru sadar. Rumahku masih jauh dari sini dan ini sudah malam sekali. Akan sulit untuk menemukan bus atau kendaraan lain. Hmm mungkin aku harus berjalan terus.

Tidddiitttt.... Tidiittttt.....

Bunyi klakson sebuah mobil menghentikan langkahku. Dan benar, sebuah mobil sport hitam berhenti tepat di sebelahku. Begitu jendela terbuka, seorang namja berkata, "Chagiya, naiklah." ya, ternyata dia Siwon oppa.
"Oppa, bagaimana kau bisa membawa ini?"
"Kuncinya ada padaku, jadi tidak mungkin Donghae atau Kyuhyun membawanya.:
"Oh..."
"Ayo cepat masuk dulu."
"Ne." aku pun segera masuk ke dalam mobil keren itu tanpa ragu atau canggung padahal ini pertama kalinya aku naik mobil Siwon oppa. Ini semua karena status kami sekarang adalah couple.
"Chagiya, kau mau pulang?"
"Ne oppa. Tapi aku tidak yakin."
"Wae?"
"Ini sudah malam, aku tidak mungkin pulang dengan keadaan masih mengenakan seragam lengkap dan semalam ini. Lagipula, aku tidak memberitahukan keberadaanku pada eomma dan appa. Mereka pasti akan bertambah marah."
"Kalau begitu... lebih baik kau ikut denganku."
"Kemana oppa?""Apartemenku."
"Apartemen?Kau tidak mempunyai rumah?Orangtuamu?"
"Karena orangtuaku sedang tidak ada maka aku lebih suka tinggal di apartemen daripada di rumah. Jadi bagaimana?"
"Hmm ne oppa.. tapi...."
"Kau tidak percaya padaku?" katanya sambil mengambil tanganku lalu meletakkannya di pipinya. Oh.. ini untuk pertama kalinya aku akan menginap bersama seorang pria dan ia adalah pacarku. Sedikit takut, namun, apa boleh buat...
"Ne, baiklah oppa."
"Nah begitu donk." dia mengedipkan matanya padaku sambil tersenyum. Kami segera melesat menuju apartemen Siwon oppa.


#setting di depan rumah Eun Seo#

Ryeowook POV
Aaarrggghhh... mengapa aku bertindak bodoh?Mengapa aku berkata seperti itu padanya?Aku bingung, kecewa dan marah arrrggghhh... Tidak gunanya aku terus di luar dan memandangi pintu rumah Eun Seo seperti ini, lebih baik aku segera masuk dan melupakan semuanya.

Eun Seo POV
"Darimana saja kau?" tanya Sungmin.
"Hanya mencari udara segar." jawab Ryeowook singkat.
"Eomma dan appaku sepertinya menginap di rumah Zhoumi seonsaeng. Kalian beruntung, aku akan tidur di kamar appa dan eomma jadi kalian bisa tidur di kamarku daripada di sofa hehe"
"Oh begitu. Kamarmu disana kan?Aku tidur lebih dulu ya. Jaljja." Ryeowook berlalu dengan ekspresinya yang datar.
"Sungmin-ssi, dia kenapa?Tingkah lakunya aneh." kataku.
"Entahlah... mungkin yang dia hirup bukan udara segar melainkan gas beracun. Lihat saja tampangnya yang bodoh dan datar itu hahaha" jawab Sungmin yang membuatku tertawa.
"Hahaha kau ini. Ya sudahlah... aku akan membereskan ini, kau lebih baik tidur duluan." kataku.
"Ah.. aku jadi tidak enak... Lebih baik aku membantumu, okay?"
"Haha okay. Gomawo Sungmin-ssi."
"Ne..."


Siwon POV
Nah selesai sudah. Aku sudah mandi dan mengganti pakaianku, memakai seragam yang kotor tadi membuat badanku gatal. Oh ya Okta. Apakah dia sudah tidur?Hmm lebih baik aku keluar kamar dan melihatnya hehe




Aku mendapatinya sedang berada di balkon. Dia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang kuberikan. Haha mungkin terlihat kebesaran, tapi dia tetap lucu. Lebih baik aku menghampirinya.



"Chagiya, kau belum tidur?" aku memeluknya dari belakang.
"Oh oppa.. Ne, belum hehe aku masih ingin melihat bintang."
"Begitukah?Kalau begitu aku akan menemanimu."
"Ne oppa. Oppa, hari ini aku sangat bahagia, aku tidak menyangka kita akan seperti ini."
"Nado... Ngomong-ngomong siapa namja yang waktu itu mengaku namjachingumu?"
"Ahahah bukan siapa-siapa oppa. Dia hanya orang bodoh yang tinggal di rumahku."
"Haha begitu ya."
"Ne. Oppa, jangan lepaskan pelukannya ya."
"Ne, tentu saja. Apa kau suka?"
"Ne.. aku lebih suka dipeluk dari belakang."
"Kalau begitu aku akan terus memelukmu. Apakah kau senang jika aku bernyanyi untukmu?"
Kau ingin bernyanyi oppa?hahaha baiklah..."

Haneure bitnadon byori jo molli bitnadon byori
Ne mame neryowannabwa
Gaseume segyojin byori gaseume bitnadon byori
Ama noin-got gata
Ttollineun soriga deullini.. O star
Tteugoun simjangeul neukkini
You're my star ~
Aju oren mon yetnalbuto na kkumkkwowatdon sarangi
Noin-gol ara.. Onjena hamkke hejwo
Aju oren siganeul-lodo
Neul gateun jarieso bitnajugil
Nemam noegeman billyojulge


Pagi harinya

Author POV

Siwon terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba ia mencium harum masakan. Dia pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke arah dapur.
#didapur#

"Oh jadi kau yang memasak?Hehe ternyata pacarku bisa memasak juga ya."
"Haiss oppa, kau meremehkanku. Aku bisa memasak karena sering membantu eomma memasak. Ini aku buatkan bibimbap dan masakan lainnya."
"Hmm baiklah akan kucoba." Siwon segera duduk dan mencicipi masakan Okta.
"Hmm.... masitta" kata Siwon.
"Geurae?Gomawo.. Oh ya oppa, bagaimana ini?aku masih takut untuk pulang." perkataan Okta menghentikan Siwon yang sedang makan. Siwon meletakkan sumpitnya, dengan tersenyum ia lalu berkata "Bagaimanapun juga kau harus tetap pulang chagi... Masalah eomma dan appamu biar aku yang bertanggungjawab."
"Benarkah oppa?Tapi, masa aku pulang dengan baju seperti ini?Mereka akan semakin curiga pada kita."
"Oh iya aku lupa, kita harus membeli pakaian wanita ya?Tapi aku malas keluar haha aku hanya ingin berdua denganmu." kata Siwon sambil memegang tangan Okta.
"Ayolaah oppa.... kita kan bisa pergi bersama."
"Shireoo... begini saja, aku akan suruh Donghae membelikannya untukmu. Dia kan punya yeojachingu juga jadi pasti bisa memilih dengan baik."
"Apa tidak merepotkannya?"
"Dia sudah mengerjai kita, itu hukuman yang pantas baginya haha jadi aku akan mengiriminya pesan sekarang."
"Baiklah oppa hehe kalau begitu setelah mengirim sms lanjutkan lagi makannya."
"Ne chagiya."
Siwon pun mengirimi Donghae sebuah pesan sembari memakan masakan Okta.


#setting dirumah Eun Seo#

Eun Seo POV
"Gomawo ya Eun Seo atas makanan dan tidur gratisnya haha" ujar Sungmin. Yah.. mereka harus pulang begitu cepat sekali, padahal orangtuaku baru pulang nanti sore. Tapi kini kami sudah berada di depan rumahku dan mereka sudah menenteng tas mereka. Ya sudahlah, lagipula Wookie bilang kalau ia tidak enak badan dan Sungmin ada acara keluarga, sepertinya mereka benar-benar harus pulang.
"Ne, cheonmaneyo. Jangan bosan main ke rumahku lagi ya."
"Selama ada makanan kami tidak akan bosan haha" ujar Sungmin sambil tersenyum manis.
"Sungmin-ssi kajja.. Aku lelah. Eun Seo kami pamit ya. Gomawo. Annyeong." Ryeowook berlalu, aku benar-benar heran ada apa dengannya. "Kalau begitu aku juga pamit ya. Annyeong." ujar Sungmin yang kemudian menyusul Ryeowook.
"Annyeong."
Ryeowook memang benar-benar aneh sejak dari tadi malam. Haiss eomma dan appa belum pulang. Lebih baik masuk dan mandi dulu.

"Eun Seo..." sebuah suara mengagetkanku.
"Oh Henry oppa, museuniriya?"
"Mengapa semalam kau mematikan teleponku?Oh ya.. apakah Okta di dalam?"
"Mweo?Semalam?Aku tak tahu oppa menelepon."
"Geuraeyo?Tapi semalam kau menjawab teleponku. Lalu Okta, dimana dia sekarang?"
"Mollayo oppa. Kemarin rencananya dia mau menginap di rumahku bersama teman-teman yang lain, tapi sejak pulang sekolah dia tidak datang juga. Kulihat, rumah kalian terkunci dan lampunya dimatikan, kukira kalian sedang pergi."
"Semalam kami sekeluarga memang pergi makan di luar tapi tidak bersama Okta. Astaga jadi sekarang dimana ya dia?Kalau begitu aku akan mencari tahu. Oh ya, jika orangtuaku bertanya padamu bilang saja Okta memang menginap di rumahmu, okay?"
"Ne oppa."
"Baiklah, kalau begitu, aku pulang ya. Gomawo. Annyeong."
"Ne annyeong oppa." Aigoo ada apa ini?Jadi Okta hilang. Ah, aku jadi pusing. Lebih baik aku masuk dulu ke dalam, mandi lalu mencari tahu semuanya.


#setting: disebuah pusat perbelanjaan#

Donghae POV
Siwon benar-benar menyusahkan. Aku sedang tidak ingin keluar rumah tetapi apa boleh buat. Aku sudah berada disini dan kini harus membeli beberapa pakaian wanita. Hmm lebih baik aku berkeliling untuk melihat-lihat.
"Kajja.."
Mweo?Seorang yeoja menarik tanganku. Siapa dia?
"Nona mian tapi kau salah orang." Dia pun menoleh.
"Mweo?ah mianham... eh, kau?" Dia menatapku kaget dan melepas tanganku.
"Lee Donghae, ya kau pasti Lee Donghae kan?" Wah.. dia tahu namaku. Tapi siapa dia ya? Aku berpikir sejenak dan oh... aku tahu...
"Shin Hyo Woo kah?"
"Ne, orang yang telah kau kerjai." Astaga, ternyata benar. Dia gadis yang waktu itu aku, Siwon dan Kyuhyun kerjai. Tapi, bagaimana bisa penampilannya seperti ini?Maksudku ehm.. haha aku baru sadar kalau ternyata dia lumayan juga.
"Omo.. mianhamnida. Soal kejadian itu, aku hanya..."
"Gwaenchana... aku telah merasa puas karena waktu itu kalian telah dihukum juga hehe"
"Ahaha ternyata kita impas ya."
"Ne, kau sedang apa disini?"
"Oh iya aku, sedang mencari baju wanita."
"Mweo?hahaha untuk apa?"
"Ah kau jadi salah paham ya, itu untuk dongsaengku hehe"
"Hmm mian... aku juga sedang mencari baju untukku. Maaf tadi kukira kau temanku."
"Benarkah?kalau begitu, mari kira berbelanja bersama, bagaimana?" aku mengulurkan tanganku. Dia terlihat malu-malu namun kemudian meraih tanganku juga.
"Ne, kajja."
Kami pun berjalan dengan berpegangan tangan.


Hyo Woo POV
Aigoo... aku tidak menyangka kalau aku dan Donghae akan berjalan bersama seperti ini. Awalnya aku memang benci padanya dan teman-temannya. Namun hari ini, dia begitu keren, ah... Kami telah memilih pakaian bersama dan kini sedang berada di taman. Rasanya kakiku lelah juga setelah berjalan-jalan.
"Ayo kita duduk disana." Donghae menarik tanganku lalu kami berdua duduk di kursi yang ada di taman. Omona... dia melingkarkan tangannya di pundakku.
"Kau lelah?Ini..." dia mulai merogoh tas belanjanya.
"Aku membeli minuman ini tadi, ini sekaligus juga rasa terimakasih karena kau mau menemaniku berbelanja."
"Haha Donghae-ssi, gwaenchana.... Aku juga senang karena jika tidak ada kau, aku tidak akan menemukan teman berbelanja juga, temanku tidak jadi datang tadi."
"Haha ne... ngomong-ngomong tadi kulihat kau membeli parfum, apa boleh kulihat?"
"Ne." aku mengambil parfum yang tadi kubeli dari tas belanjaku, lalu menyerahkannya pada Donghae.

Psssrrttttt

Omo!Dia menyemprotkan parfum itu dan omona omona kini dia mendekatkan hidungnya ke arah leherku. Aku.. tidak dapat berkata-kata lagi.
"Hmm wanginya cocok untukmu." bisiknya di telingaku.
Ya Tuhan, jantungku berdebar-debar begitu kencang.
"Donghae-ssi, kau..." aku menatapnya lalu tersenyum, diapun membalas senyumanku.
"Ah iya aku lupa... aku harus menyerahkan baju ini. Kalau begitu kita bertemu lagi lain waktu ya."
"Ne Donghae-ssi."
"Ini.." haha dia mengeluarkan trik sulap seperti yang ada di televisi. Dia menyibakkan rambutku ke belakang telinga lalu memunculkan sebuah kartu nama dan memberikannya padaku.
"Annyeong Hyo Woo-ssi."
"Annyeong." Donghae, dia benar-benar romantis. Aaaaaa rasanya aku ingin berteriak karena kegirangan.

Jeone aldeon naega anya Brand New Sound
Saerowojin nawa hamkke One More Round
Dance Dance Dance Till we run this town


#setting di rumah Okta# 

Henry POV 
"Henry, apakah kau sudah melihat Okta tadi di rumah Eun Seo?" ujar eomma. Haiss aku lupa, Okta masih belum pulang.
"Oh itu... oh ya appa dan Shindong hyung kemana?"
"Karena hari ini minggu, jadi appa pergi memancing bersama temannya dan Shindong pergi bersama Hyukjae. Bagaimana Okta, Henry?"
"Hmm itu.... sudah eomma. Tapi dia sedang jalan-jalan bersama temannya."
"Benarkah?Kau mencurigakan nak, eomma akan telepon Eun Seo." Aigoo, eomma menuju kamarnya mungkin akan mengambil ponselnya. Aku harus mengirimi Eun Seo pesan sekarang juga.

EUN SEO, JIKA EOMMA BERTANYA TENTANG OKTA BILANG SAJA DIA SEDANG JALAN-JALAN. ARRASEO?

Ah selesai, sudah terkirim.

Bip bip

NE, ARRASEO OPPA.

Fiuh, hampir saja, sekarang tinggal menunggu eomma selesai menelepon Eun Seo. Mudah-mudahan dia percaya.

5 menit kemudian

Nah, eomma keluar kamar. "Aku benarkan eomma?"
"Ne, tapi eomma tetap saja khawatir pada Okta. Aku belum bertemu dengannya dari kemarin."
"Tidak usah khawatir eomma. Dia akan..."

Ting tong ting tong
Eommmaaaaa

"Sepertinya ada yang datang eomma."
"Iya, ayo Henry kita lihat."


Okta POV
Aku deg-degan. Semoga eomma, appa dan yang lain tidak memarahiku. Siwon oppa berusaha menenangkanku dengan memegang tanganku.

Ceklik

"Oh ttal..."
"Eommaaa..."
Aku berpelukan dengan eomma untuk beberapa lama kemudian melepasnya.
"Eomma joeseong hamnida. Aku..."
"Tuh kan eomma, dia hanya berjalan-jalan." ucap Henry oppa yang memotong perkataanku sambil mengedipkan matanya padaku. Hmm apa ini?Apakah dia sedang berusaha menyelamatkanku?
"Ne adeul. Ah ttal, eomma khawatir tadi. Mokgo isseo?" ujar eomma.
"Ne eomma."
"Oh ya siapa dia?" tanya eomma.
"Siwon imnida, ahjumma, hyung." Siwon oppa memperkenalkan dirinya pada eomma dan Henry oppa.
"Dia... namja chinguku eomma." aku mengatakan hal ini dengan ragu-ragu. Aku takut eomma tidak setuju.
"Hahaha namjachingu?Hey Siwon, mengapa kau mau dengan adikku?Dia itu cerewet."
"Ya oppa!Kau jahat sekali."
Siwon oppa hanya tertawa kecil.
"Oh namjachingumu. Ya sudah, kalau begitu, ayo kita masuk. Kita buat sesuatu yang segar hari ini. Ayo Siwon!" eomma mengajak kami semua masuk.
"Ne ahjumma." ujar Siwon oppa.
"Oppa, sepertinya eomma berpihak pada kita."
"Ne chagiya, ini adalah awal yang baik."
Kami pun masuk kedalam rumah.



#Malam hari#

Hyo Woo POV
Ah, aku baru ingat, Donghae tadi siang memberiku kartu namanya, dan didalamnya ada nomor ponselnya. Hmm sebaiknya aku mencoba mengiriminya pesan, hanya untuk memastikan apakah nomornya aktif.

DONGHAE-SSI, INI HYO WOO.

Nah selesai.

mama mara marara jeje jebalhaji mara
bwabwa bwala bwara nae nuneul barabwa

Omo!Dia meneleponku. Ah, senangnya.
Bip.
"Yeoboseyo?"
"Yeoboseyo, ini Hyo Woo-ssi?"
"Ne.. museuniriya?"
"Aniyo, hanya memastikan hehe jigeumeun mweohaeyo?"
"Tidak melakukan apa-apa, kau sendiri?"
"Nado hehe oh ya, bolehkah aku tahu alamat rumahmu?"
"Untuk apa donghae-ssi?"
"Kapan-kapan kan aku bisa main ke rumahmu, itu juga kalau kau tidak keberatan."
Omona, dia ingin main ke rumahku.
"Okay, nanti aku akan mengirimimu pesan."
"Ah gomawo. Kalau begitu, sampai besok di sekolah. Annyeonghi jumuseyo. Joheun kkeum kweoh Hyo Woo-ssi. Annyeong."
"Neodo Donghae-ssi. Annyeong."
Hahh rasanya aku akan mimpi indah malam ini.


Keesokan harinya

Author POV
Di pagi hari, seperti biasanya Hyo Woo sudah siap untuk berangkat ke sekolah karena jarak rumah dan sekolahnya sangat jauh. Ia pun berpamitan pada eomma dan appanya.
"Annyeong eomma, appa." ia mencium pipi eommanya kemudian appanya.
"Ne ttal, josimhaeyo." ujar eommanya.
"Annyeong ttal." ujar appanya.
Ia pun segera keluar rumahnya. Begitu dia keluar, dia melihat Donghae sudah berada di depan dengan motornya.
"Omona, Donghae-ssi. Ada apa kesini?"
"Maukah kau berangkat ke sekolah bersamaku?"
"Aigoo... kau ini haha ada-ada saja. Apakah tidak akan merepotkanmu?""Gwaenchana.. kajja!"
"Hajiman..."
"Ah mianhamnida, kau tidak suka naik motor ya?Seharusnya aku membawa mobilku tadi."
"Aniyo... baiklah, aku ikut denganmu." Hyo Woo pun naik motor Donghae.
"Pegangan ya Hyo Woo-ssi." 
"Ah, aku malu haha seperti ini?" Hyo Woo melingkarkan tangannya ke perut Donghae.
"Ne.."
Sementara itu di rumah Okta, seperti biasanya Okta sudah mengomel di pagi hari.
"Aigoo appa, mengapa aku harus diantar Henry oppa?aku kan sudah besar, lagipula dia suka ngebut." ujar Okta.
"Ya sudah kalau begitu, Shindong, antar adikmu." ujar appa Hankyung.
"Aku terburu-buru appa, hari ini ada ulangan di kampus." ujar Shindong.
"Aku bersedia mengantar Okta, ahjussi." Hyukjae menawarkan dirinya.

Tidddiitttt.... Tidiittttt.....

"Ah itu pasti Siwon oppa. Kalau begitu aku pergi ya, annyeong semua."
"Tapi, ttal." Okta sudah berlalu ketika eomma akan berbicara.
Okta langsung keluar rumah dan melihat ternyata benar Siwon sudah ada didepan rumahnya dengan mobil sport hitamnya. Okta pun langsung masuk kedalam mobil itu.
"Oppa.. untung ada kau, hampir saja tadi aku akan diantar oleh Hyukjae oppa."
"Geuraeyo?Kalau begitu, mulai besok aku akan mengantarmu ke sekolah setiap hari, bagaimana?"
"Ne, baiklah."
"Kalau begitu pasang sabuk pengamanmu lalu kita berangkat."
"Ne oppa." Siwon tersenyum melihat Okta dan kemudian mengelus pipinya. Mereka pun kemudian berangkat ke sekolah. Siwon dan Okta juga Donghae dan Hyo Woo sangat senang karena bisa bersama pasangannya masing-masing.


Oohh yeaahhhhh....
Igeon jinsimiya Baby neoro gadeukhan nae soke gaseume ne soneul daebwa dugeungeorineungeol
Meoritsoken ontong neoya sesang ane geottoldeon nal jichin nal salsu itge haejun neoya
Hanchameul banghwang ggeute (honja) gyeondyeosseo neo eobsi (neo eobsi) ijeya naega chacheum pyeonghwarobge misoreul jitne
Eodumeul judeon keoteun (meolri) geodeojun ne songil (ne songil) nunape nega bichwo seulpeum ddawin jiwojyeo
Ajikggaji mothaejun geumal moki meyeo sikeunhan geumal nuguboda saranghae ojik neowa na nannana nannana nanna
I sungani haengbokhae jeongmal naege waseo gomawo jeongmal nareul da julhan saram ojik neowa na nannana nannana baro neo


To be continue....


Ps: Don't Claim as Yours!!Jangan jadi silent reader juga okeh?Kalo suka like, kalo kurang komen bahahahha Gomapseumnida.

Minggu, 20 November 2011

FF Our Love is One Love part 7

Author: Minwook Saranghae a.k.a Okta
Cast: Okta a.k.a Minwook as Okta
Park Family: - Appa = Jung Soo (Leeteuk)
                    - Eomma = Taeyeon
                    - Anak = Eun Seo a.k.a Novi Graha Herlyani
Okta's chingu: - Ryeowook
                        - Sungmin
Seonsaeng: - Vebiiy J. Severin as Vebiiy Seonsaeng (Biology)
                    - Zhoumi as Zhoumi Seonsaeng (Art, gantiin Heechul seonsaeng sementara)
Sunbae Namja: - Siwon
                         - Donghae
                         - Kyuhyun
Other Cast: - Eunhyuk as Hyukjae
                    - Rut Afrilia Bubblemin as Ai Hua
Backsound: Perfection Chinesse ver by Super Junior
                   Hate You by 2NE1
                   Mr. Simple by Super Junior
                   Baby baby by Sungmin Super Junior
**tanda dalam kurung berarti terjemahan bahasa yang mungkin akan tidak dipahami**





"Okta-ssi..." seorang namja tiba-tiba datang dan langsung melingkarkan tangannya di bahu Okta.
"Oh Oppa."
Aish siapa dia?Aku penasaran...
"Chagiya..."
Chagiya?Mwo?Berani-beraninya dia, apa maksudnya?
"Apa dia mengganggumu?"
Ah... namja itu.... merusak suasana. Siapa dia? 


Okta POV
Lagi-lagi orang ini. Mengapa dia bisa ada disini?
"Aniyo oppa. Dia tidak menggangguku kok." kataku.
"Hei princess, Geuneun nuguseyo?" Siwon sunbae bertanya padaku.
"Apa maksudmu memanggilnya princess?" sahut Hyukjae oppa sambil menatap tajam ke arah Siwon sunbae.
"Ah oppa, sudah sudah. Oppa, kenalkan ini Siwon sunbae, dia sunbaeku di sekolah. Sunbae, kenalkan ini.."
"Hyukjae imnida, naneun Okta-ui namjachingu." potong Hyukjae imnida sambil mengelus-elus rambutku. Aishh apa-apaan dia ini. Dia memanfaatkan keadaan ini. Hmm tapi.. boleh juga, sepertinya dia cukup membantu. Siapa tahu setelah Siwon sunbae mengetahui bahwa aku sudah punya pacar dia akan berhenti menggangguku disekolah.
"Ah, ne... Hyukjae oppa adalah namjachinguku." kataku dengan suara yang tak terlalu bersemangat. Cih, dia tersenyum dan menampakkan gusinya itu.
"Nah itu busnya sudah datang. Chagiya, kajja!" Hyukjae oppa memegang tanganku dan menariknya.
"Tapi..." kata Siwon sunbae yang berusaha meraihku namun tidak berhasil. Aku dan Hyukjae oppa pun masuk ke dalam bus.


Ryeowook POV
Haishh.. dimana dia?Seharusnya aku tadi menunggunya. Sudah 15 menit aku menunggu diluar dan mondar mandir seperti ini.
"Ya!Oppa, bisakah kau pulang saja?Sejak turun dari bus dan sampai sekarang, kau masih saja mengikutiku, urusan kita kan sudah selesai."
Ah.. itu dia Okta, namun ia sedang bersama seorang namja, dan tampaknya ia sedang memohon pada namja itu. Aku bisa mendengar percakapan mereka karena jarak kami tidak terlalu jauh, tetapi sepertinya mereka berdua tidak menyadari kehadiranku yang hanya berjarak 50 m dari mereka. Sebaiknya aku hampiri saja mereka.
"Urusan kita belum selesai.." kata namja itu sambil memegang tangan Okta.
"Okta-ssi.." kataku.
"Oh.. Wookie-ssi." jawab Okta sambil melepas tangan namja itu sambil menggandeng tanganku. Yeahh... rasanya aku ingin melompat-lompat, tapi itu tidak mungkin karena Okta dan namja itu akan mengira aku ini gila.
"Nah, oppa... temanku sudah disini, lebih baik kau pulang." kata Okta yang sampai sekarang masih menggandeng tanganku.
"Hmm... joha... aku pergi." jawab namja itu dengan pandangan sinis yang ditujukan ke arahku. Apa-apaa dia?Cih, untung saja dia sudah berlalu.
"Fiuh.. orang itu sudah pergi." Okta kini menyandarkan kepalanya di bahuku. Astagaaa... jantungku berdebar-debar.
"Okta-ssi... Kau.."
"Ne, Wookie-ssi?Oh.. mian. Aku tidak sengaja menggandeng tanganmu hehe" katanya sambil melepaskan tangannya dari tanganku. Dia tersenyum malu.. Ah.. senyuman yang indah.
"Ah.. gwaenchana.... Makanan sudah siap dari tadi. Kajja!"
"Ah ne." Aku pun tersenyum padanya lalu memegang tangannya, dia membalas senyumanku. Kami lalu menuju ke restoran dengan tangan yang masih berpegangan.

Author POV
Sementara itu disekola, Zhoumi seonsaeng yang berada di kantor guru masih sibuk memainkan jemarinya dengan sebuah  pena. Ia berhenti sejenak, mungkin karena lelah.
"Hmm... hari ini hari pertama aku masuk, tapi pekerjaanku sudah banyak seperti ini." katanya.
Ya, bagaimana tidak, selama 1 bulan ini ia akan menggantikan peran Heechul seonsaeng yang sangat luar biasa. Heechul seonsaeng memegang peranan penting karena dia adalah salah satu dari 2 guru seni berkualitas yang mengajar di banyak kelas. Sekolah itu memang hanya memiliki 2 guru seni karena lebih mementingkan kualitas dari pada kuantitas.

Oh tai wan mei, ni yan li wo chu xian
Oh bu rang shei, ti wo zai ni shen bian woo woo u woo
Ni de mei yan ni de ce lian
Ni de jing jian ni de fu mei
Ni de yi qie cong tou dao wei
Wo yi lun xian

Sebuah ringtone ponsel terdengar. "Oh.. wo de tai tai (oh.. istriku)." katanya yang sudah melihat nomor istrinya yang tertera di layar ponsel memanggilnya.
Bip.
"Yeoboseyo?"
"Zhoumi, ni zai na li?Wo lai le. (Zhoumi, dimana kau?aku sudah tiba.)" diseberang sana terdengar suara lembut. Si pemilik suara adalah istrinya yang bernama Ai Hua yang dinikahinya 6 bulan yang lalu.
"Dui bu qi. Wo wang le. (Maaf. Aku lupa)"
"Mei wen ti. Zhoumi, wo deng ni. Gankuai. (Tidak apa-apa. Zhoumi, aku menunggumu. Cepat ya.)"
"Shi. Yihuirjian. (Baik. Sampai nanti)
"Yihuirjian."
Bip.
Telepon itu ditaruh kembali setelah dimatikan. "Fiuh.. lebih baik aku cepat membereskan ini semua lalu menuju bandara. Tidak enak jika membiarkannya terlalu lama berada di sana. Ya, meskipun ia bisa berbahasa Korea sedikit." ujar Zhoumi yang kini sibuk dengan bertumpuk kertas untuk dibereskan. Hari ini, istrinya datang dari Beijing. Ia dan istrinya adalah warga negara China maka dari itulah saat berbicara mereka memilih berbicara dengan bahasa Mandarin. Selama 5 bulan pernikahan, mereka habiskan melewatinya bersama di Beijing. Namun, pada bulan keenam, Zhoumi mendapat panggilan kerja di Korea yang membuatnya harus meninggalkan istrinya untuk sementara. Karena merasa akan berada lama di Korea, ia menyuruh istrinya menyusul ke Korea untuk menetap.


#setting rumah Park Family, masih Author POV#

Jungsoo yang baru pulang dari kantor heran melihat suasana rumahnya yang begitu sepi. Pandangannya ia edarkan ke seluruh ruangan namun ia tidak menemukan siapa-siapa. Namun tiba-tiba ia mencium bau sesuatu. Bau harumnya masakan, ia pun menuju ke arah dapur.
"Disini kau rupanya." ucap Jungsoo sambil memeluk istrinya Taeyeon dari belakang.
"Oh, kau sudah pulang chagiya?"
"Ya, dan kini aku disini bersamamu." ucap Jungsoo yang sembari sesekali mencium istrinya itu.
"Hentikan itu sayang, kau membuatku geli haha"
"Oh ya?" Jungsoo mulai menggelitiki badan istrinya. Taeyeon pun tertawa sampai-sampai ia lupa mematikan kompor. Untung masakannya tidak hangus.
"Ah, sudah kubilang kan?"
"Haha mian... Tapi, masakannya sudah selesai kan?"
"Ne, mullonimnida."
"Kalau begitu tidak akan ada yang menghalangiku untuk......"
"Eomma, appa..... aku pulang...." Eun Seo tiba-tiba datang dan merusak rencana orangtuanya untuk berciuman.
"Hahahaha" mereka tertawa berbarengan dan Eun Seo hanya diam keheranan.
"Haiss kalian ini, bermesra-mesraan di dapur. Oh ya eomma, appa, hari ini kita jalan-jalan yuk?Sepertinya ada yang ingin kubeli."
"Tumben sekali kau mau mengajak appa. Biasanya, eomma lah yang akan kau ajak hehe"
"Sekali-sekali kita pergi bersama juga tidak apa-apa kan sayang?" ujar Taeyeon sambil melirik ke arah Jungsoo.
"Ok, arraseo arraseo, kita pergi, tapi setelah makan malam ya?Kan sayang masakan buatan ibumu harus dibuang begitu saja."
"Hheehe siap Appa"

#masih Author POV, setting di mall#

Keluarga Park pun tiba di sebuah mall besar dan lalu memasukinya. Eun Seo yang tidak mau mengganggu dan diganggu oleh kedua orangtuanya memilih untuk berpisah dengan orangtuanya. Ia pun berjalan-jalan di mall itu sendirian, sampai akhirnya ia tertarik untuk memasuki sebuah toko buku.
"Aha.. ayo Eun Seo, mari menjadi kutu buku untuk sejenak hahaha" ujarnya sambil tersenyum. Dia melangkahkan kakinya menjelajahi toko buku yang cukup luas itu.
"Omo!!Itu kan Zhoumi seonsaeng. Mweo?Geu yeojaneun nugusimnikka?" Eun Seo kaget ketika melihat Zhoumi seonsaeng tengah berjalan bergandengan dengan seorang wanita memasuki toko buku itu.
"ZHOUMI SEONSAEE... ah.... Eun Seo, apa yang kau lakukan?Kau kan tidak dekat dengannya, lagipula ia baru masuk satu hari, mana ia ingat denganku?" Eun Seo mengurungkan niatnya untuk memanggil Zhoumi seonsaeng.
"Ah.. Okta mesti tahu ini. Lumayan, untuk menemaniku smsan, biasanya dia jarang membalas sms dari orang lain kecuali itu penting. Haiss dasar aneh.. Tapi, jika mendengar berita ini siapa tahu dia bisa menemaniku smsan." Eun Seo membalikkan badannya dan segera merogoh ponselnya dari tasnya. Sementara itu, Zhoumi seonsaeng yang sudah menyadari ada yang memanggilnya, langsung mengedarkan pandangannya ke seisi toko buku itu.
"Ada apa sayang?"
"Oh tidak apa-apa. Hanya saja, kurasa ada yang memanggilku."
"Shi ma?(benarkah?"
"Ya, kau tunggu disini ya sebentar." Zhoumi kemudian meninggalkan istrinya dan kini perhatiannya hanya tertuju pada gadis yang ia lihat dari belakangnya saja. Ia mengira mungkin gadis itu yang memanggilnya. Ia pun menuju ke arah gadis itu.

OKTA-SSI, AKU MEMBAWA HOT NEWS.
KAU HARUS DENGAR KABAR INI. AKU MELIHAT ZHOUMI SEONSAENG....

"Hmm... apa yang harus kutambahkan ya pada pesanku ini?"
"Tambahkan saja Zhoumi seonsaeng sedang bersama seorang wanita yang mungkin saja istri atau pacarnya."
"Ah.. ide bagus... Mweo?Siapa yang bicara tadi?" Eun Seo membalikkan badannya dan Jrengggg..... Zhoumi seonsaeng sudah berada di hadapannya.
"Ehehe seonsaengnim... Jal jinaeseoyo?" Eun Seo mati kutu karena ketahuan Zhoumi seonsaeng.
"Hmm.. sepertinya aku mengenalmu. Ah.. kau temannya Okta yang tadi siang bernyanyi ya?ireumi mweoyeyo?"
"Ne, Eun Seo imnida seonsaeng."
"Sedang apa disini?Sendiriankah?"
"Aku....."
"Eun Seo... ayo kita.. O, siapa ini?" ujar Taeyeon yang tiba-tiba datang bersama Jungsoo.
"Kalian berkencankah?haha" tambah Jungsoo.
"Aniyo, eomma, appa."
"Zhoumi imnida. Aku adalah seonsaengnya Eun Seo di sekolah. Bangapseumnida." ujar Zhoumi sambil membungkuk.
"Ah seonsaeng ya... Joeseonghamnida."
"Ne, joeseonghamnida Zhoumi-ssi."
"Ada apa sayang?" tiba-tiba Ai Hua datang.
"O... Ai Huaaa..." Jungsoo menyebut nama Ai Hua dengan keras.
"Oh, oppaaa." Ai Hua mengenali Jungsoo juga. Mereka pun saling berpelukan.
"Ai Hua, jal jinaeseoyo?Oraenmaniyeyo." ucap Taeyeon yang kemudian memeluk Ai Hua juga.
"Eonni, Oppa, aku baik. Kalian bagaimana?"
"Kami baik-baik saja. Oh ya, kau masih ingat Eun Seo?Waktu kau seumur dengannya sekarang, dia masih berumur 6 tahun dan kalian sering bermain bersama." kata Jungsoo.
"Ne, mullonimnida. Eun Seo, ingat aku?Dulu aku sering mengajakmu bermain."
"Ah annyeong. Mollayo ahjumma hehe" Eun Seo kebingungan.
"Semuanya, kenalkan ini Zhoumi suamiku. Maaf, karena kami tidak merayakan pernikahan kamu secara besar-besaran jadi kami tidak mengundang kalian."
"Oh, jadi Zhoumi ini suamimu?Dia itu gurunya Eun Seo di sekolah loh." kata Taeyeon.
"ne, jeongmariya?baguslah kalau begitu."
"Oh ya, sebaiknya kita mengobrol di kafe saja. Tidak enak berbicara sambil berdiri seperti ini. Bagaimana?" ajak Jungsoo.
"Baiklah." Mereka pun meninggalkan toko buku itu. Eun Seo yang masih kebingungan memilih untuk ikut saja, tapi dalam hatinya ia bergumam, "Hmm sepertinya akan ada reuni keluarga."


#keesokan harinya#

Okta POV
"Oh, jeongmariya?" kataku yang heran.
"Ne."
"Jadi, istri Zhoumi seonsaeng adalah adik sepupu ayahmu, dan bisa dikatakan bibimu juga ya." tambah Sungmin.
"Ne."
"Dan itu berarti Zhoumi seonsaeng juga pamanmu kan?hehe" tambah Ryeowook juga.
"Neeeee.... hais aku kan sudah menjelaskannya."
"Wah berarti kau beruntung Eun Seo. Profesi guru di sekolah ini bukan hal yang main-main. Untuk menjadi guru disini dibutuhkan guru yang berkualitas." kataku.
"Heheh ya begitulah." jawabnya simple. Selang beberapa menit kemudian, orang yang tengah dibicarakan muncul dan masuk ke dalam kelas. Padahal hari ini tidak ada kelasnya. Seperti biasa kami semua memberi salam.
"Annyeong anak-anak. Aku membawa pengumuman dari gyojangnim. Bulan depan, sekolah kita akan mengadakan open house, dimana kalian sebagai murid diharapkan untuk berpartisipasi dalam acara terutama untuk mempersembahkan sebuah penampilan entah itu paduan suara atau drama. Kami memilih secara acak dan hasilnya, kelas ini harus menampilkan drama dan mendapat partner yaitu dengan kelas 3A dengan sunbae kalian. Latihan dipimpin olehku dan dimulai besok. Ada pertanyaan?" jelas Zhoumi seonsaeng panjang lebar.
"Aniyo seonsaennnggg...." jawab murid-murid berbarengan. Haisss.. mereka ini, sebenarnya mereka pasti ingin bertanya tapi tidak terlalu minat, begitu pula denganku. Karena tidak ada yang bertanya Zhoumi seonsaeng pun pamit dan berlalu. Aigoo perutku... Aku lupa sarapan pagi ini. Yang ada dipikiranku saat ini hanya makanan haha
"Okta-ssi, kau tidak menanggapi pengumuman tadi?" kata Sungmin yang sekaligus berhasil memecah lamunanku tentang makanan.
"Apa?Oh itu, aku tidak terlalu minat."
"Kau sudah tahu kelas siapa yang akan jadi partner kita?" Eun Seo kini angkat bicara. Ada apa sih?toh siapapun yang jadi partner kita drama akan selalu sama, membosankan.
"Kelas 3A kan yang akan jadi partner kita?Terus apa hubungannya dengan Okta?" tanya Ryeowook.
"Hahah kalian sama bodohnya, bukan itu yang kumaksud." tambah Sungmin.
"Lalu?" ucapku.
"Kita akan bermain drama dengan Yuri, Sica, Seohyun, Donghae, Siwon dan Kyuhyun sunbae, kelas 3A adalah kelas mereka."
Deg. Perkataan Eun Seo tadi sukses membuatku shock.
"Apaaa?" aku dan Ryeowook berteriak karena kaget.
Aigoo musibah apa ini??


Neon jeongmal jaesueobseo neol mannal iyu eobseo
Neo gateun namjan isesange kkallyeosseo
Jae jae jae jaesueobseo danjeomeul sel su eobseo
Chameumyeo saranghagin sigani neomu akkawo
Hate you eheheheheh I'm fine living without you
I Hate you eheheheheh I'm fine living without you


 Author POV 
Ryeowook kaget sekaligus kesal karena dia mungkin akan selalu melihat Okta diganggu oleh sunbae namja itu saat latihan. Sedangkan Okta, dia sudah membayangkan betapa sialnya ia saat latihan karena dia akan diganggu terus oleh sunbae-sunbae itu. Latihan pun dilakukan dan terus dilakukan. Latihan berjalan lancar meski ada kecanggungan diantara Okta cs dan Sunbae cs.

Hate you eheheheheh I'm fine living without you
I Hate you eheheheheh I'm fine living without you

(3 minggu kemudian)

#setting di ruang ganti, masih Author POV#

Siwon, Donghae dan Kyuhyun berada di ruang ganti. Mereka beristirahat sambil mengobrol.
"Ah.. tidak terasa sudah 3 minggu ini kita latihan. Menyenangkan juga ternyata haha" ucap Siwon sambil merebahkan badannya di kursi kayu panjang.
"Jelas saja, latihan bersama Okta, itu kan yang kau inginkan?haha" sahut Donghae sambil membuka lokernya dan mengambil sebuah handuk.
"Hmm ngomong-ngomong, Siwon-ssi, jika aku boleh berkata jujur, aku tidak pernah loh melihatmu seserius ini pada perempuan, apa kau benar-benar serius dengannya?" tanya Kyuhyun.
"Hmm aku kan sudah bilang bahwa aku serius. Hanya saja.. untuk memilikinya itu tidak mungkin."
"Wae?" kata Donghae yang kemudian meneguk air minumnya.
"Dia sudah punya namjachingu."
"Hahahhaaha geuraeyo?aku tidak percaya." Kyuhyun tertawa dengan puas.
"Haaha aku juga setuju dengan Kyuhyun. Siwon-ssi, apa perlu aku dan Kyuhyun membantumu?"
"Entahlah, aku bingung."
"Serahkan saja pada kami." ucap Kyuhyun dan Donghae berbarengan yang dilanjutkan dengan high five.
(*high five=toss, atau menepuk tanganmu dengan tangan temanmu*)
Seorang teman mereka datang dan memberitahu mereka untuk kembali latihan dan mereka pun kembali ke ruang latihan.


Okta POV
Fiuh.. untungnya latihan sudah selesai. Aku sangat lelah sekali.
"Hari ini kita jadi kan menginap di rumahku?Ini kan akhir pekan dan besok Minggu jadi tidak ada alasan kalian tidak ikut ya hehe" ujar Eun Seo yang semangat mengajak kami bertiga menginap di rumahnya.
"Ne, mullonimnida." jawabku simple.
"Tentu, aku akan pulang dulu ke rumahku untuk membawa pakaian dan alat mandi."
"Aku juga sama seperti Sungmin-ssi." tambah Ryeowook.
"Ok, kalau begitu sekarang mari kita..."
"Okta-ssi...." terdengar suara seseorang yang memotong perkataan Eun Seo.
"Bisakah kau ikut denganku?" ujar Kyuhyun oppa melanjutkan perkataannya.
"Aku?"
"Ya, kau. Kajja!" ujarnya lagi yang kini sudah memegang tanganku.
"Hmm aku..."
"Ayo..." dia menarikku hingga aku pun berhasil dibawanya pergi.
"Okta-ssi...."
"Okta-ssi...."


Author POV
Kyuhyun dan Okta kini berada di depan sebuah gudang.
"Oppa, untuk apa kau mengajakku kesini?"
"Cobalah masuk kedalam, ambilkan aku sebuah net. Aku ingin bermain voli."
"Kau tega sekali. Di dalam kan gelap, aku takut ruangan gelap."
"Kau mau membunuhku?Aku ini alergi debu. Ayolah.. aku tidak akan meninggalkanmu kok, aku menunggumu disini."
"Arraseo arraseo." Okta pun mulai melangkahkan kakinya dan masuk kedalam. Begitu ia sudah berada di dalam, Kyuhyun pun mengunci pintunya dari luar.

Braaakkkkk

"Mweo?" Okta menggoyang-goyangkan pegangan pintu pintu itu dan menggedor-gedornya.
"Oppaaaaa oppaaaa... bukaaa.... tidak lucu tahu!Oppaaa.... oppaaa...."
Sementara itu diluar, Kyuhyun hanya tertawa kecil, dalam hatinya ia berkata "Mian dongsaengku, tapi aku harus melakukannya haha.."  Kyuhyun pun berlalu tetapi kunci gudang tersebut masih menempel di pintunya.
"Ah.. eotteohke?" keluh Okta sembari duduk di lantai gudang yang berdebu itu. Tiba-tiba, sesuatu memegang pundaknya. "Aaaaaaaa...." ia pun menjerit sejadinya.

#setting di halte bis#

Ryeowook POV
Lagi-lagi aku membiarkan Okta sendirian. Betapa bodohnya kau Ryeowook. Hanya karena tidak ingin terlalu terlihat antusias, aku selalu terjebak keadaan begini.
"Wookie-ssi, kau melamun?" tanya Eun Seo yang dengan sukses memecah lamunanku.
"Biarkan saja, dia masih kesal haha" Sungmin membuatku tambah kesal.
"Kok kesal?Wae?"
"Ah tidak, jangan dengarkan kata-kata Sungmin, aku hanya lelah dan ngantuk."
"Oh.. eh, busnya sudah datang. Aku duluan ya, jangan lupa datang ke rumahku!Annyeong."
"Annyeong." jawabku dan Sungmin berbarengan.
"Kau masih saja berbohong." lanjut Sungmin.
"Apa?"
"Kau sudah jelas terlihat menyukai Okta, masih saja mengelak haha"
"Sok tahu kau, kita semua ini kan teman."
"Kyuhyun sunbae adalah orang yang baik. Mempercayakan Okta padanya jelas berbeda dengan mempercayakannya pada Siwon sunbae. Jadi kau Wookie-ssi, kau tidak perlu khawatir." Sungmin makin menggodaku.
"Cih.. dasar. Dengan siapapun itu aku yakin dia bisa jaga diri. Dia itu kan sudah besar."
"Hahahha munafik kau Wook." kata Sungmin sambil berlalu.


Author POV
"Ahahahhaha" tawa Siwon memecah suasana hati Okta yang sudah ketakutan setengah mati karena pundaknya dipegang Siwon, kini Okta menunjukkan muka sangarnya.
"Ya, sunbaaeeeee!"
"Apa?haha"
"Huaaa... aku kaget kan."
"Jadi princessku ini penakut ya?" kata Siwon sambil mengelus rambut Okta.
"Huh.. hanya sedikit kok. Lagipula, mengapa kau bisa ada disini?"
"Aku disuruh Donghae mengambil net, aku mau saja karena dia memang takut dengan gelap, begitu didalam terkuncilah aku. Sialan dia."
"Loh, kok sama sepertiku?Kyuhyun oppa juga menyuruhku mengambil net, katanya dia alergi debu jadi tidak bisa masuk kedalam. Tapi aku malah dikunci haiss"
"Hey.. sejak kapan kau memanggil Kyuhyun dengan sebutan oppa?haha dan sejak kapan juga Kyuhyun alergi dengan debu?"
"Haiss yang itu tidak perlu dibahas. Ahhh ternyata aku dikerjai, tapi mengapa harus denganmu?"
"Maksudmu?"
"Aniyo hehe lupakan saja. Ngomong-ngomong jam berapa ini?""Jam 7, ada apa?"
"Apakah tidak ada satpam atau penjaga sekolah yang bertugas hari ini?Jika ada mungkin kita akan bebas."
"Sayangku... hari ini adalah akhir pekan. Di akhir pekan mereka di bebas tugaskan.""Aigoo.. aku lupa sunbae. Lalu, bagaimana kita sekarang?"
"Entahlah, mungkin kita harus tunggu sampai hari Senin haha"
"Mweo?" jawab Okta yang matanya terbelalak mendengar perkataan Siwon.


Ryeowook POV
Ini sudah pukul 8 malam dan Okta masih belum datang ke rumah Eun Seo. Kemana ya dia? Tidakkah ada seorang pun yang mengingatnya kecuali aku?haiss kuharap ada yang menanyakannya.
"Sungmin-ssi, Wookie-ssi, mau tambah popcornnya?" kata Eun Seo yang sambil membawa sebuah kantung kertas besar berisi popcorn.
"Ne." jawabku singkat.
"Oh ya Eun Seo, mana Okta?Apakah dia tidak jadi menginap?Sebenarnya kurasa jika tidak jadi pun rumahnya kan ada di sebelah rumahmu hehe jadi untuk apa menginap."
"Entahlah. Kulihat rumahnya kosong, aku mencoba meneleponnya tetapi selalu tidak tersambung."
Aku hanya terdiam mendengar perkataan Eun Seo dan mencoba berpikir positif. Mungkin saja Okta sudah pulang tadi dan kemudian pergi bersama orangtuanya. Lebih baik kunikmati saja kebersamaanku dengan kedua temanku ini.


Author POV
Hari semakin malam, sudah menunjukkan pukul 9 malam. Okta terus berusaha mendobrak-dobrak pintu gudang itu sampai akhirnya ia menyerah dan hanya menempelkan tubuhnya di pintu itu.
"Hey princess, kau seperti cicak, untuk apa menempel disitu?"
"haiss sunbae, bantulah aku, kau kan pria, cobalah dobrak pintu ini."
"Jika aku bisa akan kulakukan, lagipula apakah kau buta sayang?Pintu itu terbuat dari besi, bagaimana bisa didobrak begitu saja?"
"Huhh.. Aku ingin pulang... aku kedinginan disini." keluh Okta sambil sesekali mengusap badannya.
"Kau kedinginan?Ini.. pakailah jaketku." kata Siwon sambil menyodorkan jaketnya. Okta pun duduk di sebelah Siwon dan mengambil jaketnya lalu memakainya.
"Lalu kau bagaimana?Tidakkah kau merasa dingin?"
"Gwaenchana.. pakai saja!"
"Gomawo sunbae."
Untuk sesaat mereka terdiam. Suasana yang hening membuat Okta semakin mengantuk. Ia pun tertidur dalam posisi duduk. Siwon yang melihatnya dalam keadaan seperti itu merasa kasihan. Dilihatnyalah gudang itu dan akhirnya ia menemukan sebuah matras.
"Ah itu dia." Siwon pun berdiri kemudian menarik matras itu. Ia membuka bajunya untuk digunakan untuk membersihkan matras yang berdebu itu. Kemudian ia membangunkan Okta.
"Princess.. bangunlah. Tidurlah disini."
"Hmm, iya oppa?" Okta terbangun dan mengucek-ngucek matanya, ia melihat Siwon yang sudah bertelanjang dada.
"Tidurlah disini, tidak enak jika tidur dalam posisi duduk seperti itu."
"Hee sunbae, mengapa kau melepas bajumu?"
"Aku  menggunakannya untuk membersihkan ini." Okta melihat dihadapannya sudah ada matras.
"Hmm, tidur ya.. Tapi aku tidak bisa tidur tanpa bantal. Sunbae saja yang tidur disitu."
"Haiss kau ini, hmmm... Ah.. begini saja, aku akan menjadi bantalmu."
"Bagaimana caranya sunbae?kau kan bukan bantal."
"Tidakkah kau lihat otot-ototku ini?Kau akan nyaman tidur diatasnya." Okta meraba-raba otot Siwon, bukan otot lengannya melaikan perutnya dan sesekali menekan-nekannya menggunakan jarinya. Ia pun tertawa.
"Hahahahaha aku geli sunbae."
"Wae?kau tidak pernah liat yang seperti ini bukan?"
"Bukan lenganmu, tapi perutmu hahaha"
"Dasar. Sudah, ayo cepat tidur." Siwon lalu tidur di matras lalu merentangkan sebelah tangannya, kemudian menepuk lengannya sebagai kode pada Okta agar ia tidur disampingnya.
"Ya, kau menyuruhku tidur di sebelahmu sunbae?Apa kau sudah gila?"
"Wae?Kau pikir aku akan melakukan hal yang tidak-tidak padamu?Aku masih waras."
"Apa maksudmu sunbae?Bukannya biasanya seperti itu?"
"Sudah ayo cepat kesini, aku tidak akan berbuat yang tidak-tidak." Siwon pun menarik Okta dan akhirnya ia tidur disebelah Siwon dan menjadikan lengan Siwon sebagai bantalnya.
"Nah, nyaman kan?""Ne sunbae."
"Ayo tidurlah."
"Tidak, nanti ketika aku tidur, kau mencuri kesempatan."
"Aishh kau masih berpikir seperti itu?Aku berjanji tidak akan melakukan apapun."
"Aku tidak percaya."
"Tidakkah kau mempercayai orang yang dengan tulus mencintaimu?""Mweo?Sunbae, apa yang kau katakan barusan?""Ya, aku sungguh-sungguh mencintaimu, maka dari itulah aku selalu berusaha mendekatimu. Tapi, kau sudah ada yang memiliki."
"Sunbae, kau...." belum sempat Okta berbicara, Siwon sudah mencium bibir Okta.
"Kau masih tidak percaya?"
"Hmm aku.."
"Okta-ssi, maukah kau menjadi yeojachinguku?" Okta yang masih kaget dengan ciuman barusan hanya terdiam, tiba-tiba rona pipinya berubah menjadi merah, ia pun tersenyum.
"Hmm aku mau sunbae. Aku mau."
"Gomawo." Siwon pun sangat bahagia dan sebelah tangannya memeluk tubuh Okta. Okta pun bahagia, karena sebenarnya, ia pun menyukai Siwon, hanya saja ia tidak suka dengan tingkahnya yang selalu mengganggunya tanpa alasan, dan kini ia tahu alasan Siwon selalu mendekatinya.


Ryeowook POV
Hmm dia benar-benar tidak datang. Ya sudahlah, mungkin dia tidak akan datang. Aku melihat Sungmin dan Eun Seo sudah tidur di sofa. Mereka bilang mau begadang tapi malah tidur haisss.

Bwara Mr. Simple simple geudaeneun geudaeneun geudaero motjyeo
Bwara Mrs Simple simple geudaeneun geudaero yeppeo SJ call.

Hp Eun Seo berbunyi. Ah berisik sekali. Eun Seo tidak bangun meskipun ponselnya yang terletak di meja berbunyi, lebih baik kuangkat saja.
"Yeoboseyo?"
"Eun Seo-ssi, ini aku Henry, oppanya Okta. Apakah kau melihat Okta?Ia belum pulang dari tadi. Jika ia berada di rumahmu berarti alasanku pada appa dan eomma benar."
Mweo?Ternyata Okta belum pulang sejak tadi. Haiss kemana dia?
"Yeoboseyo.. yeoboseyo?"
Bip.
Aku hanya terdiam setelah mematikan ponsel Eun Seo. Apa mungkinkah dia masih berada di sekolah?Ah sebaiknya aku ke sekolah dan mencarinya.


Author POV
Ryeowook yang mengetahui Okta belum pulang lalu pergi ke sekolah. Sesampainya ia disana, ia mencari ke seluruh sekolah tetapi ia tidak menemukan Okta disana. Sampai akhirnya ia berhenti di depan sebuah gudang.
"Hoshh hoshh hosshh aku sudah mencarinya kemana-mana tapi ia tidak ada. Kemanakah dia?"
Ryeowook yang kelelahan mengedarkan pandangannya, kemudian matanya tertuju pada gudang yang berada tepat di depannya.
"Mungkinkah ia ada disini?" Ryeowook pun mendekati pintu gudang itu. Ia membuka pintunya perlahan namun tidak terbuka. Tapi ia kemudian menyadari ada sesuatu yang terjatuh.
"Mweo?Apa ini?" ia memungut benda itu, ternyata sebuah kunci, kemudian ia mengamati kunci itu.
"Ah, mungkin ini kunci gudangnya." Ryeowook pun mencoba kunci itu, dengan perlahan ia memasukkannya kedalam lubang kunci dan kemudian berhasil.
"Yes, berhasil." selanjutnya ia berusaha membuka pintu besi yang keras itu.

Braaakkkkk

"Omo!!" Ryeowook kaget karena ia menemukan Okta sedang tidur bersama Siwon. Siwon dan Okta pun terbangun dan kaget ketika melihat Ryeowook. Ryeowook yang kesal pun lalu menarik Okta.
"Kajja Okta-ssi." Mereka pun meninggalkan Siwon. Ryeowook masih menarik tangan Okta dengan keras. Sampai akhirnya Okta melepaskan tangan Ryeowook.
"Lepaskan Wokie-ssi, tanganku sakit."
"Dan hatiku juga sakit. Kau harus tahu itu. Apa yang sedang kau perbuat bersamanya?Tidakkah kau tahu perbuatanmu itu sangat MURAHAN." jelas Ryeowook dengan penuh penekanan. Okta yang mendengar hal itu mulai menangis.
"Apa?Apa yang kau katakan?Kau bilang aku ini murahan?Kau tidak tahu bagaimana terkurung didalam dan tidak tahu caranya keluar."

i yuleul mollasseo oh naega byeonhaeneunji
hancham saenggakhaesso neowa
na mannaneehulo na byeonhan geotgatta
ahju manhee mariya i norae deurrinae
oh~~~

Ryeowook yang emosi kemudian memeluk Okta yang sedang menangis. Dilihatnyalah Okta dan dihapusnya air mata Okta dengan tangannya.
"Mian Okta-ssi, aku tidak bermaksud berkata seperti itu, aku..." Ryeowook mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Okta. Mereka berciuman namun Okta melepasnya kemudian menampar Ryeowook.
"Ya, Wookie-ssi, apa yang kau lakukan?Aku benci kau."
Okta berlari meninggalkan Ryeowook tetapi Ryeowook tidak mengejarnya. Ryeowook mengepalkan tangannya, ia kesal pada keadaan ini.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"


neega neomu gomapjanha
oh baby
naega neomu yeppujanha
nuneul pel suga eobso nae nunen neoman boyeo
neoman gyesok bara bogo sipjanha nan
oh jeongmal....
nae haruharuga neomu haengbokhaeseo
oh baby
eereon nalee geuttnaji eonhkin
nudeunge da byeonhaji eonhkin
uh~~~uh~~~~~~~~

To be continue....


Ps: Don't Claim as Yours!!Jangan jadi silent reader juga okeh?Kalo suka like, kalo kurang komen bahahahha Gomapseumnida.

FF Our Love is One Love part 6

Author: Minwook Saranghae a.k.a Okta
Cast: Okta a.k.a Minwook as Okta
Kangin as Gyojangnim
Okta's chingu: - Eun Seo a.k.a Novi Graha Herlyani
                    - Ryeowook
                    - Sungmin
Seonsaeng: Vebiiy J. Severin as Vebiiy Seonsaeng (Biology)
                 Kim Heechul as Heechul Seonsaeng (Art)
                 Zhoumi as Zhoumi Seonsaeng (Art, gantiin Heechul seonsaeng sementara)
Sunbae Yeoja: - Jessica
                     - Yuri
                     - Seohyun
Sunbae Namja: - Siwon
                     - Donghae
Backsound: Oh! by Girls Generation
                 Lonely by 2NE1
                 You've Fallen For Me by Jung Yong Hwa


Tok..tok...tok.... (suara high heels Vebiiy seonsaeng)

Mwo?Ige mwoya?

"Siapa yang melakukan hal iniiiiii?????"

Jeone aldeon naega anya Brand New Sound
Saerowojin nawa hamkke One More Round
Dance Dance Dance Till we run this town

Vebiiy Seonsaeng POV 

Aku berteriak keras sehingga semua mata memandangku. Aku tak peduli dengan hal itu, yang kupikirkan sekarang adalah siapa pelakunya? Siapa yang menyebarkan semua gosip bodoh ini?

"Vebiiy seonsaeng mengambil kesempatan saat ditolong Heechul seonsaeng. Ia menciumnya tetapi melimpahkan kesalahannya pada Heechul seonsaeng. Hmmm... artikel yang cukup menarik."

Kudengar suara anak perempuan membaca dengan keras sebagian isi dari artikel yang ada di tanganku. Kini seluruh pandangan tertuju pada si pemilik suara. Oh... rupanya Jessica dan kawan-kawan, murid kelas 3. Mereka memasang wajah yang tidak aku sukai, seolah-olah sedang menantangku.

"Semuanya, bubarrrrrrr!!!!!" aku berteriak sejadi-jadinya. Murid-murid seakan takut padaku jadi mereka pun berlalu. Kini, tinggal aku dan ketiga muridku itu.
"Jessica Jung!Apa maksudmu itu?Apakah kau yang telah melakukan semua ini?"
"Ne, seonsaeng. Lalu kau mau apa?" jawabnya.
"Apakah kau tidak sadar akan apa yang telah kau perbuat?Oh... aku tidak habis pikir. Aku ini adalah seonsaengmu!"
"Vebiiy seonsaeng, apakah kau tidak sadar bahwa kau adalah seorang guru?Lalu mengapa kau melakukan hal itu disekolah?"
"Apa yang kulakukan?" kataku.
"Ne, Yuri-ssi benar. Dan kenapa harus Heechul seonsaeng yang harus menanggung semuanya?Mengapa tidak kau?"
Yuri dan Seohyun menambahkan dan membuat amarah yang ada padaku semakin menjadi. Baru kali ini muridku menjadi kurang ajar padaku.
"Oh... kalian!!Aku itu tidak..."
Aishh.. tiba-tiba lidahku tertahan. Aku tidak bisa melanjutkan perkataanku. Sebenarnya aku ingin bilang bahwa bukan aku yang melakukannya duluan, tetapi, aku juga tidak ingin menghancurkan reputasi Heechul-ssi sebagai guru.
"Wae seonsaeng?Tidak bisa menjawab?" Jessica benar-benar menantangku.
"Ehemm.. ehem.. ada apa ini?Kulihat sepertinya sedang ada ketegangan disini." gyojangnim dan suara beratnya tiba-tiba muncul.
"Ini gyojangnim, bacalah." Seohyun menyodorkan artikel murahan itu pada gyojangnim. Dia tampak membaca artikel itu dengan serius.
"Haishh.. aku mengerti. Vebiiy seonsaeng, lebih baik kau segera ke ruanganmu. Masalah ini akan kubicarakan dengan anak-anak ini."
"Ne, gyojangnim." aku pun berlalu dari hadapan mereka. Tapi, hatiku ini masih belum bisa tenang. Apa yang akan mereka bicarakan dengan gyojangnim?Arghhhh........


Author POV

Hari berganti menjadi siang. Untungnya, gosip berupa artikel itu tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Vebiiy seonsaeng pun tetap mengajar seperti biasa walau dalam hatinya ia masih kesal. Sudah jam makan siang, semua guru ke luar ruangan guru kecuali Vebiiy seonsaeng.

(setting: ruang guru & rumah Heechul seonsaeng, masih Author POV)

"Hmm.. rasanya aku rindu pada Vebiiy seonsaeng. Tapi... perlukah aku menelponnya?Aku takut mengganggunya. Hmm... aigoo.. aku bingung. Ah.. sebaiknya kutelepon saja."
Heechul yang sedari tadi mondar mandir sambil memain-mainkan ponselnya akhirnya memutuskan untuk menelepon Vebiiy seonsaeng.

Tuutttt... tutttt..... tutttt......

"Mwo?Nugusimnikka?" Vebiiy mengecek ponselnya.
"Ah.. Heechul-ssi..."
Bip.
"Yeoboseyo."
"Yeoboseyo, Vebiiy-ssi. Sedang apa?"
"Entahlah. Fuh... nan neomu pigonhae..."
"Suaramu kedengarannya... Ah... apa kau sakit?"

Sementara itu diluar, Okta yang membawa kotak makan siangnya melewati ruang guru. Ia berhenti karena mendengar suara dari ruang guru.
"Mwo?Suara siapa ya di dalam?Hmmm... coba kudengar."
"Ne, ini bukan salahmu Heechul-ssi. Hanya saja aku..."
"Mwo?Kedengarannya seperti wanita... siapa ya?Dan siapa Heechul yang dimaksud?Apakah Heechul seonsaeng?Hmm.. coba kudengar lagi."
Okta menempelkan kembali telinganya di pintu ruang guru yang sedang tertutup.
"Ah tidak tidak.. Tidak sopan mendengarkan pembicaraan orang lain secara diam-diam seperti ini. Lebih baik aku segera pergi sebelum waktu istirahat kedua ini berakhir."
Okta pun berlalu karena berubah pikiran.

#setting di atap sekolah#

Donghae POV

Hmm tempat ini..... benar-benar favoritku. Siang-siang begini memang terasa panas. Tapi, suasananya sepi... enak untuk mendengarkan musik.

"Ah... sampai juga. Jika aku makan disini, tidak mungkin ada yang minta."

Wah, kulihat ada murid lain sedang duduk di sana. Hmm setahuku jarang ada murid yang datang kesini, mengingat aku sering berada disini. Siapa ya dia?Ah.. coba kulihat.

Wah.. Okta hoobae. Ah.. sebaiknya kudekati dia.

"Annyeong."
"Aigoo.. Donghae sunbae." dia agaknya tidak senang dengan kedatanganku.
"Hmm sedang apa kau disini?" aku mulai jongkok dan mendekatkan wajahku sedikit ke dekat wajahnya, tapi ia memundurkan wajahnya.
"Sunbae... apa yang kau mau?Jika kau mau sandwichku ambillah. Atau, mungkin kau merasa terganggu dengan kehadiranku?Baiklah aku akan pergi."
"Aniyo... aku hanya ingin..."
aku makin mendekatkan wajahku ke wajahnya sehingga kini wajah kami sangat dekat tapi tidak menempel, ia memejamkan matanya seperti orang ketakutan.

BRUKK

"Ya!Sunbae... hentikan!"
Aku mulai berdiri dan tidak dapat menahan tawaku.
Hahaha hahaha hahaha hahaha
Aku melihat ke arahnya haha dia sudah membuka matanya tapi tampaknya dia kebingungan.
"Hmm... baiklah. Kalau begitu, kemarikan!" aku mengulurkan tanganku.
"Ini." Haishh.. bodohnya dia, ia malah memberiku kotak makan siangnya.
"Pabo." aku menarik kembali tanganku.
"Haha bukan itu yang aku maksud. Kemarikan tanganmu!Jangan duduk disini. Disana ada tempat duduk. Kajja!" aku mengulurkan kembali tanganku dan ia pun meraihnya. Kami pun menuju ke arah tempat yang tadi aku duduki.
"Ya!Sunbaenim... kau selalu saja menggangguku. Berada di dekat kau dan teman-temanmu membuatku tidak nyaman."
"Hhaha jeongmal?Habisnya, kau memang orang yang paling enak untuk digoda."
"Aigoo.. kalau begitu sepertinya aku harus pergi. Nyatanya, saat kau berkata seperti tadi, perasaanku jadi tidak enak. Annyeong." dia mulai berdiri tapi aku menarik tangannya.
"Ah... duduklah disini sebentar. Lagipula, aku tidak akan menggigitmu hehe ngomong-ngomong tadi kau bilang kau bawa sandwich kan?Boleh ku minta?"
"Aigoo.. aku datang ke atap sekolah karena ku yakin aku bisa makan dengan tenang disini tanpa ada seorang pun yang akan meminta sandwich buatan eommaku yang lezat ini. Tapi apa boleh buat. Ini, sunbae."
Ia memberiku sepotong sandwich. Haha ternyata dia tipikal anak yang pelit, nayatanya, ia masih memiliki satu potong sandwich lagi di kotak makanannya.
"Haha oh ternyata kau pelit ya!Aku tidak mau memakannya jika kau tak rela membaginya denganku."
"Aigoo... makanlah sunbae!Aku benar-benar rela membaginya denganmu."
"Haha joha." aku mulai mengigit sandwich itu, ia pun memakan bagiannya.
"Hmm masitta!"
"Ne, kan sudah ku bilang enak hehe.."

Teng... Tong.... Teng...... Tong......

"Ah, sunbae.. aku harus segera ke bawah. Sekarang adalah pelajaran favoritku." dia mulai berdiri.
"Pelajaran apa?"
"Pelajaran seni, setahuku hari ini adalah bagian seni musik. Lagipula ada yang ingin kutanyakan pada Heechul seonsaeng."
"Ah, santai saja.. dia tidak akan datang."
"Jeongmal?Ah... aku tidak percaya padamu. Ya sudah, aku duluan ya.. annyeong." dia membungkuk lalu berlalu meninggalkanku.


Okta POV

Hosh hosh hosh huh neomu pigonhae..
Aku terlalu bersemangat menuju kelas. Hampir saja aku terlambat. Ketika aku melihat ke dalam kelas, ternyata pelajaran belum dimulai.
"Okta-ssi, darimana saja kau?" tanya Eun Seo.
"Wah.. apa yang sedang kau pegang?Apakah itu kotak makan siangmu?Hmm ternyata kau memakannya tanpa membaginya pada kami ya." Sungmin menambahi.
"Ah, mian. Aku.."
"Gyojangnim dan seseorang datang." teriak Ryeowook, yang sekaligus membuat seisi kelas menjadi panik. Semuanya kembali ke tempat duduk dan bersikap tenang.

Siap. Beri salam.
Annyeong, gyojangnim.

"Ne, annyeong haksaengdeul. Hari ini kalian kedatangan seonsaeng baru. Dia adalah Zhoumi seonsaeng. Zhoumi seonsaeng silahkan perkenalkan dirimu."
"Annyeong haksaengdeul."
"Annyeong, sonsaengnim."
"Je ireumeun Zhoumi imnida. Aku adalah guru seni kalian yang baru. Bangapseumnida."
"Nah, anak-anak, perlu kuberitahukan, berita yang ada tentang Heechul seonsaeng itu tidak benar. Ia aku tugaskan untuk berisitrahat karena kesehatannya sedang tidak baik."
Mwo?Ada apa dengan Heechul seonsaeng?Dan ada berita apa ya?Hmm Donghae sunbae benar, Heechul seonsaeng tidak akan datang.
"Jadi, sekarang, selama 1 bulan ini, Zhoumi seonsaeng lah yang akan menggantikan Heechul seonsaeng. Jadi, Zhoumi seonsaeng, selamat bertugas."
"Ne, gyojangnim."
"Baiklah, aku pergi dulu. Annyeong haksaengdeul."
"Annyeong, gyojangnim."
Gyojangnim mulai meninggalkan kelas. Haishh mengapa ada guru baru?Selama ini aku sulit dekat dengan guru yang baru.
"Nah, anak-anak, kukira kalian sudah tahu namaku tadi kan?Satu lagi yang perlu kalian ketahui, aku berasal dari Taiwan, jadi maaf jika kadang-kadang aku menggunakan bahasa mandarin. Arraseo?"
"Ne......"
Hmm dari gaya bahasanya saat bicara saja aku sudah tahu kalau ia bukan orang Korea. Dia memakai kata-kata formal ketika berbicara.
"Nah, kali ini aku akan membawakan pelajaran seni musik sesuai dengan jadwal hari ini. Kita akan membahas...."

Plung

Sebuah kertas terlempar ke arahku. Sepertinya dari Eun Seo karena saat aku menoleh dia tersenyum dan memberi tanda. Sebaiknya kubaca isi suratnya.

MAU KUBERITAHU BERITA TENTANG HEECHUL SEONSAENG?

Ahh.. ini yang kutunggu. Aku membalas surat dari Eun Seo.
Ah selesai. Aku pun bersiap melemparnya kembali.
"Hei kau haksaeng, apa yang sedang kau lakukan?"
"Hehehe seonsaeng, a.. aku... aku sedang melakukan peregangan, badanku pegal-pegal seonsaeng."
"Oh, jeongmal?Hmm aku ingin tahu kemampuan bernyanyimu. Maukah kau bernyanyi di depan?"
Aishh.. sepertinya dia ingin mempermalukanku. Huaa nyatanya aku tidak terlalu percaya diri jika sudah berada di depan. Tapi.. aku harus mencobanya!
"Ne, seonsaengnim." dengan semangat seadanya, aku bangkit dan mulai ke depan kelas.
"Ya, silahkan." kata Zhoumi seonsaeng.
Hmm.. fuh... aku menarik nafasku perlahan.

Jigeum naega haneun yaegi neol apeuge halji molla
Ama nal jukdorok miwohage doel kkeoya
Naega yejeon gatji antadeon ne mal
Modu teullin mareun aniya nado byeonhaebeorin naega nat seolgimanhae
Neomu chakhan neonde neon geudaeroinde Oh
I don't know I don't know naega wae ireoneunji
Geutorok saranghaenneunde neon yeogi inneunde Oh
I don't know ije nal jakku sipeo
Baby I'm sorry neowa isseodo nan lonely
Saranghagin naega bujokhanga bwa.. ireon motnan nal yongseohae
I'm sorry ige neowa naui story sarangiran naegen gwabunhanga bwa
Ne gyeote isseodo
Baby I'm so lonely lonely lonely lonely lonely
Baby I'm so lonely lonely lonely lonely lonely
Baby I'm so lonely lonely lonely lonely lonely
Baby I'm so lonely lonely lonely lonely lonely


Prok Prok Prok

"Daebak. Suaramu bagus. Ni changge hao. Ayo, beri tepuk tangan untuk teman kalian."

Prok Prok Prok Prok Prok

Seisi kelas mulai bertepuk tangan.
"Ah.. gomapseumnida."
"Oh ya, namamu siapa?""Okta imnida seonsaeng."
"Oh Okta, kau boleh duduk."
"Ne." aku mulai kembali menuju tempat dudukku lalu duduk. Aku menoleh ke arah Eun Seo, Sungmin dan Ryeowook yang ada di belakangku.
"Apa yang dia katakan tadai?" kataku dengan suara pelan.
"Molla." jawab Eun Seo.
"Entahlah." Sungmin mengangkat bahunya.
"Kau bernyanyi dengan bagus." Ryeowook menjawab.
"Oh, jeongmal?Hehe darimana kau tahu?"
"Aku sering mendengarnya saat menonton acara musik di channel-channel berbau mandarin hehe" jawabnya.
Haha tampaknya pelajaran akan berjalan dengan menyenangkan. Hmm akan kucoba menerima Zhoumi seonsaeng, siapa tahu dia memang benar-benar baik.


Author POV

Teng... Tong.... Teng...... Tong......

Bel tanda pulang sekolah berbunyi, pelajaran pun berakhir. Okta dan teman-temannya menuju gerbang sekolah.
"Ah, aku bosan, sepertinya aku ingin main." ujar Sungmin.
"Ide yang bagus, tapi kemana?" jawab Ryeowook.
Keempatnya mulai berpikir.
"Ah.. bagaimana kalau kita pergi makan?Pagi tadi aku melihat tempat makan yang baru dibukai kemarin, sepertinya mereka menjual pizza. Aku juga mendengar dari teman-teman bahwa mereka sedang mengadakan promosi, jadi kita bisa makan dengan setengah harga. Bagaimana?" kata Eun Seo.
"Ah.. pintar. Kajja, Okta, Wookie, Eun Seo. Kita makan!"
"Tunggu, ah.. aku lupa, aku meninggalkan bukuku di kelas. Bagaimana ini?" jawab Okta.
"Ya sudah ambil saja, tapi jangan lama-lama ya!" kata Ryeowook.
"Tidak bisa." Eun Seo memotong.
"Wae?mengambil buku kan hanya sebentar." Sungmin menambahkan.
"Akan lebih baik jika kita cepat sampai disana. Ayahku bilang, kita tidak akan mendapatkan tempat jika kita datang ke tempat yang baru dibuka, apalagi jika tempat itu menjual makanan, maka dari itu kita harus cepat-cepat." jelas Eun Seo.
"Ah, gwaenchana. Sepertinya aku akan lama, lebih baik kalian duluan."
"Aku akan menunggu Okta-ssi."
"Kau juga Wookie-ssi. Ayo cepat pergi." Okta mendorong ketiga temannya agar mereka bergerak pergi. Mereka pun berlalu. Okta segera menuju kelasnya.

#di luar kelas#

"Fiuh.. meski berlari-lari kecil seperti ini, tetap saja melelahkan, mengingat, kelasku berada di lantai 2. Ah, sebaiknya aku cepat membawa buku itu."
Okta hendak membuka pintu kelasnya, namun ia mengurungkan niatnya ketika ia mendengar seseorang tengah berbicara.

"Shi ma?Oh.. ye... ye... Xuyao jitian?"

"Mwo?Siapa ya di dalam?Eh tunggu sebentar, dari bahasanya, aku tidak mengerti apa yang ia bicarakan. Ah, mungkin Zhoumi seonsaeng. Coba kudengarkan lagi."
Okta merapatkan telinganya sedikit ke dekat pintu.
"Ah, tidak tidak. Kau ini, senang sekali mendengarkan pembicaraan orang lain." katanya pada dirinya sendiri.

Drrrrrtttttt.... drrrttttttt.....

Ponsel Okta bergetar, ada sebuah pesan masuk.

Okta, untuk menuju kesini, kau bisa naik bus yang biasa kau tumpangi jika hendak pulang, nah tempatnya beberapa meter setelah kau turun di halte. Nama tempatnya Gogi Pizza. Kutunggu.

Eun Seo mengirimi Okta pesan.
"Ah.. bukunya besok saja. Lebih baik aku segera pergi." Okta pun tidak jadi mengambil bukunya dan bergegas ke bawah.

#setting di gerbang sekolah#

Siwon POV

"Siwon-ssi, Donghae-ssi, aku duluan ya!" Kyuhyun berpamitan padaku dan Donghae.
"Ah.. kalau begitu aku juga ikut. Siwon-ssi, aku dengan Kyuhyun ya!Annyeong."
"Ne, annyeong."
Keua temanku telah pulang duluan. Hmm sebaiknya aku juga pulang.

Mwo?Okta hoobae, ah.. sepertinya hari ini aku belum melihatnya. Tapi, mau kemana ya dia?Ah, sebaiknya kuikuti saja. Aku mulai mengikutinya dari belakang. Langkah kakinya sangat lamban, jika begini caranya aku bisa ketahuan.

Oops.. dia menoleh. Dengan segera aku bersembunyi di balik pohon.
Fiuhh.. untung dia tidak melihatku. Dia meneruskan langkahnya dan aku pun melanjutkan aksiku hehe
Ah... aku harus bersembunyi lagi. Dia selalu saja menoleh ke belakang. Apakah dia menyadari keberadaanku?
Dia mempercepat langkahnya kali ini. Ah.. tidak enak jika seperti ini, sebaiknya aku berlari dan menghampirinya.

"Okta-ssi..." aku menepuk bahunya. Dia menoleh dan tampaknya kaget.
"Ah.. sunbae." suaranya lemas.
"Haha Okta-ssi, aku..."
"Okta-ssi..." seorang namja tiba-tiba datang dan langsung melingkarkan tangannya di bahu Okta.

Uyeonhido geureohke uri shijakdwennabwa
Cheoeumen sarangil kkeorago kkumedo mollanneunde
Geuge sarangiljuriya

"Oh Oppa."
Aish siapa dia?Aku penasaran...

Shijangi mak jakkuman dugeundugeun georigo

"Chagiya..."
Chagiya?Mwo?Berani-beraninya dia, apa maksudnya?
"Apa dia mengganggumu?"

Nalbomyeon misoman heureugo nimamdo moreuge nal
Saranghage dwengeoya

Ah... namja itu.... merusak suasana. Siapa dia? 

Neo naege banhaesseo banhaesseo
Dalkkomhan nae sarange noga beoryeosseo
Neo naege banhaesseo banhaesseo
Hwangholhan nae nunbiche chwihae beoryeosseo
See my eyes... Neon naege ppajyeosseo OH
See my eyes... Neo naege banhaesseo OH


To be continue....


Ps: Don't Claim as Yours!!Jangan jadi silent reader juga okeh?Kalo suka like, kalo kurang komen bahahahha Gomapseumnida.

Sabtu, 08 Oktober 2011

FF Our Love is One Love part 5

Author: Minwook Saranghae a.k.a Okta
Cast: Goo's Family: - Appa = Han Kyung
                          - Eomma = Soo Young
                          - Ank 1 = Shindong
                          - Ank 2 = Henry
                          - Ank 3 = Okta
Okta's chingu: - Eun Seo a.k.a Novi Graha Herlyani
                    - Ryeowook
                    - Sungmin
Sunbae Yeoja: - Jessica
                     - Yuri
                     - Seohyun
Sonsaeng: Vebiiy J. Severin as Vebiiy Sonsaeng (Biology)
               Kim Heechul as Heechul Sonsaeng (Art)
Strangers: Eunhyuk as Hyukjae
Gyojangnim (Kepsek) : Kangin
Backsound: Someday by IU
                 All My Heart by Super Junior
                 Oh! by Girls Generation


"Tidak, tetaplah seperti ini untuk beberapa saat." katanya. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke arahku.

Deg Deg.... Deg Deg.... Deg Deg....

Kiss?Dia menciumku... Oh...

Eonjengan I nunmuri meomchugil
Eonjengan I eodumi geodhigo
Ttaseuhan haetsari I nunmureul mallyeojugil

Heechul Seonsaeng POV 

Ya, ciuman itu kuberikan kepadanya. Setelah 10 detik berlalu ia melepaskan ciuman itu.
"Seonsangnim!!" dia berkata dengan ekspresinya yang masih kaget karena kucium.
"Sssttt....." aku menempelkan mulutku lagi dimulutnya, mengisyaratkan agar dia tetap diam. Aku melepaskan ciuman kedua lalu menurunkan jaketku.
"Ya!Siapa yang memulai kekacauan ini duluan?" aku berteriak kepada murid-murid. Namun, tidak ada yang mengaku.
"Heechul seonsaeng, sudahlah..." Vebiiy seonsaeng membela.
"Gwaenchana Vebiiy-ssi. Ok, kalau tidak ada yang mengaku kalian aku hukum semuanya."
"Tapi, seonsaeng..." seorang anak protes.
"Tidak ada tapi-tapi. Sekarang kalian, buatlah sebuah lingkaran, kemudian kalian ambil posisi jongkok."
"Seonsaeng....." keluh beberapa murid.
"Tidak ada keluhan!Ppali ppali!!" aku menepukkan tanganku agar mereka cepat bergerak. Semuanya sudah dalam posisi jongkok.
"Nah, sekarang, letakkan tangan kalian di telinga teman kanan dan kiri kalian!Jangan dilepas sebelum bel pulang sekolah berbunyi, algesseo?"
"Mwo?Seonsaengnim, itu kan masih 1 jam lagi."
"Ya benar, seonsaeng."
"Ne, seonsaeng."
"Ne, majayo seonsaeng."
Satu orang protes semua ikut protes, aishh... kepalaku pusing.
"Diammmmm!!!!Lakukan saja perintahku, kalau tidak aku akan menambah hukuman kalian, arraseo?" aku berteriak.
"Ne, seonsaengnim." jawab murid-murid berbarengan. Hahaha aku ingin tertawa melihat pemandangan ini, namun aku harus menahan tawa didepan mereka. Mereka terlihat pasrah, joesonghamnida haksaengdeul hahaha...
Aku kemudian berlalu dengan Vebiiy-ssi.


Vebiiy Seonsaeng POV

Aku masih berjalan disampingnya. Menatap dirinya terus menerus sambil menyimpan sebuah rasa penasaran sekaligus senang. Kejadian tadi membuatku benar-benar kaget. Kupikir cintaku yang bertepuk sebelah tangan, tapi... ah.. mungkin ciuman itu tak ada artinya.
"Heechul-ssi, kenapa kau..."
"Seonsaengnim, kalian dipanggil ke ruang kepala sekolah." seorang anak menghampiri kami dan memotong perkataanku.
"Gamsahamnida, haksaeng." katanya sambil tersenyum manis pada anak itu.
"Ne, seonsaeng." jawabnya sambil berlalu.
Aku masih tertegun di hadapannya.
"Kajja!" katanya sambil menepuk pundakku perlahan. Kami pun menuju arah ruang kepala sekolah.


#di ruang kepsek, masih Vebiiy seonsaeng POV#

"Annyeong, gyojangnim. Museuniriya?" Heechul-ssi memulai terlebih dahulu. Ketika kami berada di kantor gyojangnim, perasaanku tidak enak, tidak seperti biasanya, ia duduk membelakangi kami dengan kursinya itu. Heechul-ssi melihat ke arahku dan tersenyum, tangannya memegang tanganku, entah apa yang ingin ia isyaratkan, namun itu tak cukup membuatku tenang.
"Duduklah, seonsaeng." gyojangnim berkata.
Kami berdua duduk di kursi yang ada di depan mejanya.
"Hmm Heechul dan Vebiiy seonsaeng." katanya sambil memutar kursinya menghadap kami.
"Ne." jawab kami berbarengan.
"Kalian tahu kenapa aku memanggil kalian kesini?"
"Mollayo. Museuniriya gyojangnim-ssi?" kataku.
"Berciuman di depan murid, meski terhalang oleh sebuah jaket. Apakah itu hal yang pantas?" katanya sambil berdiri dan dengan nada tinggi.
"Meski aku tak melihatnya secara langsung, tapi ada beberapa murid yang membicarakannya bahkan menghadapku dan melaporkan hal ini. Dan kalian tahu apa arti semua ini?"
Astaga, gyojangnim mengetahui hal ini. Apa yang harus kujawab?
"Nan geunyang..."
"Joesonghamnida gyojangnim, Vebiiy seonsaeng tidak salah apa-apa. Akulah yang memulainya." Heechul-ssi memberikan pembelaan namun itu tidak terlalu membuat suasana jadi baik.
"Apa yang ada di fikiranmu seonsaeng?Beberapa orangtua murid akan melakukan aksi demo setelah mendengar hal ini. Aku juga pernah muda seperti kalian, namun, kalian juga harus tahu dimana kalian berada sekarang dan apa posisi kalian disini."
"Joesonghamnida gyojangnim-ssi. Chega..." Heechul-ssi tiba-tiba menggenggam erat tanganku dan berhasil membuatku berhenti berkata-kata.
"Astagaa, bahkan saat berada di hadapanku, kalian pun masih bisa berpegangan tangan." gyojangnim menggeleng-gelengkan kepalanya, mukanya masih kurang mengenakkan bagiku. Aku melepaskan tangan Heechul-ssi.
"Jika kabar ini sampai ke orangtua murid, akan kuusahakan untuk mengatasinya. Namun, sebagai konsekuensi, kalian harus terima hukuman karena sekolah kita ini dikenal dengan kedisiplinannya. Kalian aku vakumkan mengajar selama masing-masing 2 minggu."
"Gyojangnim, joesongeyo, aku tidak bisa. Pelajaranku sangat penting dan lagi aku adalah seorang wali kelas, aku tidak bisa meninggalkan muridku." protesku.
"Biar aku saja yang menggantikan hukumannya." Heechul-ssi lagi-lagi membelaku dan membuat dirinya semakin sial.
"Joha. Begini saja, untuk Vebiiy seonsaeng, kau masih bisa mengajar, tapi aku tugaskan kau untuk membuat makalah 300 halaman dengan materi Moral Guru, dan untuk Heechul seonsaeng, kau aku vakumkan mengajar selama satu bulan, aku tidak akan memotong gajimu, namun akan memotong uang makan dan transportmu. Algesseo?"
"Ne, algessumnida. Gamsahamnida gyojangnim."
"Gamsahamnida gyojangnim-ssi."
"Kalau begitu kalian boleh kembali."
"Ne, annyeong."
"Annyeong."


Author POV

Sementara itu, diluar, Jessica, Yuri dan Seohyun sedang menguping, namun segera bergegas pergi begitu suara dari dalam menghilang.

#setting di kantin, Jessica cs duduk, masih Author POV#

BRAKKKK

Jessica menggebrak meja kantin.
"Ige mwoya?Dia pikir dia siapa?Pelajarannya penting?Huh!"
"Sabar Jessie-ah, aku juga tidak rela Heechul seonsaeng yang menerima hukuman itu."
"Ne, Yuri-ssi benar. Sebenarnya untuk masalah ini, aku sedang memikirkan sebuah rencana."
"Apa itu Seohyun-ssi?"
"Begini, meski Vebiiy seonsaeng tidak kena hukuman seberat Heechul seonsaeng, tapi kita bisa membuat ia merasa tidak nyaman ketika berada di sekolah, eotasseo?"
"Ne, hajiman, eotteohke?"
Mereka bertiga kemudian berpikir. Tidak lama kemudian....
"Jessie-ah, aku ada ide. Bagaimana kalau kita buat skandal atau semacam gosip sehingga seolah-olah Vebiiy seonsaeng lah yang agresif dan mencium Heechul seonsaeng duluan."
"Ne, Yuri-ssi benar. Mengingat Vebiiy seonsaeng adalah guru yang tidak terlalu disukai karena ketegasannya, akan lebih mudah bagi murid-murid untuk mempercayai hal ini. Bagaimana?"
"Hahaha.. ide cemerlang. Aku tidak rela guru favoritku terkena masalah olehnya. Yuri-ssi, Seohyun-ssi, hari ini aku traktir kalian makan."
Begitulah rencana jahat yang direncanakan mereka bertiga.


#Setting: Shindong baru keluar dari toko CD#

Shindong POV

Ah.. senangnya bisa membeli CD2 ini. Aku baru saja membeli beberapa CD dance untuk kupelajari, dan CD musik dan film untuk dongsaeng-dongsaengku. Untuk Henry, kubelikan CD instrumen biola dan beberapa film action, aku tahu benar kesukaannya. Untuk Okta, dongsaeng kecilku, kubelikan CD album terbaru dari Super Junior. Hmm setahuku Okta telah membeli album mereka, namun, penjaga tokonya bilang bahwa ini adalah versi B dan Repackagednya. Aku tidak tahu apa bedanya, namun kulihat covernya berbeda jadi kuputuskan untuk membelinya. Dia itu, memang pencinta Super Junior, tapi aku juga senang, karena berkatnya, aku bisa mempelajari dance-dance super junior. Tarian yang mereka bawakan tidak terlalu sulit namun juga tidak mudah juga.
Hahaha sebaiknya aku cepat a....

GEDEBUKK

Aish.. apa yang menyandungku?Aku berusaha bangun kemudian menoleh dan mendapati seseorang tengah pulas tertidur. Aigoo.. bagaimana mungkin ia tidur di tempat seperti ini?Apakah ia orang gila?Ah tidak, pakaiannya tidak terlalu lusuh. Mungkin orang yang baru di usir karena kulihat ada koper disebelahnya.
"Hei kau, bangun.."
Aku menggerak-gerakkan badannya, memastikan apakah ia benar-benar tidur atau tidak.
"Hei kau, bangunn..." usahaku sia-sia.
Hmm kasihan juga orang ini, sebaiknya aku beri ia uang, begitu ia bangun ia mungkin akan membutuhkan uang ini.
"Aishh hoammmm... mwo?Ige mwoya? Hei kau tuan, kau kira aku pengemis?" teriak orang itu. Aku menoleh dan berbalik.
"Ah ne.. joesonghamnida, kupikir kau adalah pengemis. Lagipula kau tadi tertidur disini dan menyandungku."
"Ah, joesonghamnida... aku bukan pengemis, tapi sebenarnya aku memang tidak tahu harus tinggal dimana."
"Wae?"
"Aku tidak berasal dari Seoul, aku berasal dari Mokpo. Kenalkan, Hyukjae imnida."
"Shindong imnida. Lalu mengapa kau bisa sampai disini?"
"Aku ingin mengunjungi sebuah agensi entertainment yang kulihat di internet, mereka memberiku alamat kantor dimana mereka berada yaitu di Seoul, namun, ketika aku mencari alamat tersebut, aku tidak menemukannya. Mereka memberiku alamat palsu."
"Ah.. kasihan sekali. Lalu, mengapa kau tidak kembali ke Mokpo atau istirahat di hotel saja?"
"Itu dia, ketika aku ingin kembali ke Mokpo, aku dirampok, semua uangku habis dan kini aku tidak bisa pulang."
"Jeongmal?kasihan sekali.... Kalau begitu mari aku...."

"Hei kau!!Jangan lari lagi kau!"
"Kemari kau penjahat!"

Kulihat ada 2 orang berteriak dan melihat ke arah kami. Hyukjae mulai bangkit kemudian menepuk bahuku.
"Sebaiknya kita lari."

"Heiii kaauuuuu, jangan lariiiii!!!!"

Orang-orang itu terus mengejar kami. Astaga....

Hyukjae POV

Kami berdua bersembunyi di sebuah rumah tua. Fiuh.. untung polisi itu telah berlalu.
"Hosh... hoshh.. hoshh... gwaenchana?"
"Ne, hyuk-ssi. Tapi, siapa mereka?"
"Mereka adalah orang yang telah merampokku."
"Tapi, mereka menyebutmu penjahat?"
"Ne, terakhir ketika aku berusaha mempertahankan koperku ini, aku memukul salah satu dari mereka. Mungkin mereka marah dan ingin balas dendam."
"Aish.. jahatnya. Oh ya, kau bilang tidak punya rumah kan?Aku kasihan kepadamu, bagaimana kau tinggal dirumahku saja?"
"Jika kau tidak keberatan, aku mau."
"Aku tidak keberatan kok."
Hahaha asyik... satu mangsa baru. Si gendut ini benar-benar bodoh. Begitu mudahnya ia percaya pada orang yang baru dikenal.

#dirumah Goo Family, masih Hyukjae POV#

"Annyeong. Aku pulang." si gendut memberi salam.
Wow.. rumahnya sangat bagus dan nyaman. Tidak terlalu besar namun tidak sempit juga, lumayan luas dan nyaman.
"Annyeong, oppa, baru pulang?"
"Ne."
Kulihat seorang gadis menyapa si gendut, rupanya dia mempunyai yeodongsaeng. Hmm.. cantik juga.
"Mwo?Nugusimnikka oppa?"
"Kenalkan, dia Hyukjae, temanku. Hyukjae, kenalkan ini yeodongsaengku."
"Hyukjae imnida."
"Okta imnida. Bangapseumnida oppa."
"Hyung, baru pulang?"
"Nae adeul, baru pulang?Ayo, cepat mandi lalu kita makan bersama. Oo, siapa dia?"
"Ne, apakah dia temanmu nak?"
Seorang pemuda, ahjussi dan ahjumma keluar dari sebuah ruangan disana.
"Hyukjae imnida. Bangapseumnida." aku memperkenalkan diri.
"Henry, Okta, eomma, appa, ini adalah Hyukjae. Sebenarnya dia bukan teman kampusku. Aku bertemu dengannya dijalan. Dia tidak punya rumah dan bukan berasal dari sini. Ia ingin pulang namun tidak mempunyai uang, ia baru dirampok. Kalau tidak keberatan, bolehkah dia tinggal disini untuk beberapa waktu?"
"Ah, malang sekali nasibmu." ujar ahjumma itu.
"Mullonimnida. Selama ia bersikap baik, ia boleh tinggal disini." ujar ahjussi sambil menepuk bahuku.
"Gamsahamnida semuanya. Aku akan bersikap baik." kataku.
"Gamsahamnida eomma, appa."
"Tampaknya aku punya hyung baru."
"Dan aku punya oppa baru, yeayyy..."
Hahaha sekarang aku adalah bagian dari keluarga ini. Hmm sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, aku bisa tinggal disini dan menguras habis harta keluarga ini dan bisa tinggal bersama anak mereka yang cantik itu. Hahahahahaha

#setting: di rumah Vebiiy seonsaeng#

Vebiiy Seonsaeng POV

Hmm aku merasa bersalah padanya. Karenaku hukumannya bertambah. Hmm.. sebaiknya kau telepon dia untuk minta maaf. Aku mulai menekan nomornya.

Tuutttt... tutttt..... tutttt......

"Yeoboseyo."
"Yeoboseyo, Heechul-ssi?Ige Vebiiy."
"Oh Vebiiy-ssi. Wae?Ada apa meneleponku?"
"Hmm.. aku ingin meminta maaf. Soal.... kejadian tadi saat di ruang..."
"Ah.. gwaenchana. Bukankah memang aku yang memulainya?Ada hal lain yang ingin kau bicarakan?"
"Ah.. tetap saja tidak enak. Hmmm.... soal hmmm ah tidak tidak."
"Bicaralah, sepertinya ada yang ingin kau katakan kan, Vebiiy-ssi?"
"Ah.. aku malu menanyakannya. Hmm soal... ciuman itu. Kau... hmm itu hanya ciuman biasa kan?"
"Hmmm begitukah?" suaranya melemah dan perlahan hilang. Ah.. mengapa hal ini masih saja kutanyakan?
"Heechul-ssi... mianhamnida."
"Aishh.. kukira kau memikirkan hal lain tentang ciuman itu."
mwo?Dia.. sepertinya dia serius akan ciumannya itu. Aduh, aku.. tidak bisa berkata-kata lagi.
"Heechul-ssi, kau.. hahaha aku senang." aku tidak sengaja tertawa dan tiba-tiba menjadi bersemangat.
"Heheheyy.. kau tampaknya bersemangat. Kau mengerti maksudku?"
"Ahhaha ne.. aku malu. Kukira hanya aku yang memperhatikanmu saja, ternyata kau juga... memperhatikanku"
"Ne, kau itu terkadang kelihatan kaku, namun dimataku kau cantik. Jika kau tersenyum, kulihat kau semakin cantik."
"Ahaha kau ini."
"Hmm... Vebiiy-ssi, akankah kita jadi pasangan?Maksudku, maukah kau..."
"Ne, mullonimnida." aku memotong perkataannya.
"Yeayyyy yuhooooo......."

Oohh yeaahhhhh....
Igeon jinsimiya Baby neoro gadeukhan nae soke gaseume ne soneul daebwa dugeungeorineungeol

Meoritsoken ontong neoya sesang ane geottoldeon nal jichin nal salsu itge haejun neoya


Kudengar suaranya semangat sekali. Aku pun tersenyum-senyum sendiri. Ah, bahagianya.

(Hanchameul banghwang ggeute (honja) gyeondyeosseo neo eobsi (neo eobsi) ijeya naega chacheum pyeonghwarobge misoreul jitne
[Kyuhyun] Eodumeul judeon keoteun (meolri) geodeojun ne songil (ne songil) nunape nega bichwo seulpeum ddawin jiwojyeo)

"Hmm Heechul-ssi, ini sudah malam. Kita mengobrol lain waktu, bisa kan?"
"Ne, chagiya. Joheun bam, areumdaeun kkeumeul."
"Ne, annyeong."
"Annyeong."

Ajikggaji mothaejun geumal moki meyeo sikeunhan geumal nuguboda saranghae ojik neowa na nannana nannana nanna
I sungani haengbokhae jeongmal naege waseo gomawo jeongmal nareul da julhan saram ojik neowa na nannana nannana baro neo


#setting: teras rumah Goo family#

Okta POV

Uhh.. udara malam begitu dingin, tapi aku begitu menikmatinya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, namun aku masih ingin disini. Malam-malam begini, suasana begitu sepi, begitu hening. Aku...

Mmuaahhhh

"Belum tidur?"
"Mwo?Ya!Hyukjae oppa!Apa-apaan kau?"
Hyukjae oppa tiba-tiba datang dari dalam dan mencium pipiku. Aku kaget dan juga tidak menyukai perbuatannya itu. Tidak sopan!
"Wae?Tidak boleh?"
"Perbuatanmu itu.. aku tidak menyukainya!"
"Ah.. kukira orang bisa berbuat apa saja di Seoul. Sepanjang jalan tadi kulihat banyak orang yang tak sungkan untuk menunjukkan kasih sayangnya pada semua orang."
"Karena mereka itu adalah pasangan dan kita bukan." aku membelakanginya.
"Hahaha ah.. mianhae yeodongsaengku." katanya sambil merangkulku dari belakang. Tadi cium sekarang peluk, orang ini benar-benar.....
"Lepaskan oppa, lepaskan!"
"Sirheo."
"Ya!Oppa!" aku berusaha melepaskan pelukannya namun ia terus menahanku.
"Tenang, aku tidak akan macam-macam, manis....." bisiknya di telingaku. Seketika itu juga aku merasa geli.
"Hahaha" dia melepaskan pelukannya lalu masuk kedalam.
Iuhhhh.... ada apa dengannya?Saat pertama datang, kukira ia adalah orang yang sopan. Nyatanya ia tidak waras. Kami belum terlalu dekat, meski aku sudah menganggapnya sebagai oppaku taoi bukan berarti dia bisa bersikap seperti tadi.
Huhh!Lebih baik aku masuk dan tidur daripada mengomel terus disini.


#Keesokan harinya, setting: disekolah#

Vebiiy Seonsaeng POV

Hmm aku senang sekaligus sedih hari ini. Hari ini aku dan Heechul-ssi adalah pasangan tetapi ketika aku masuk ke ruang guru aku tidak akan menemukannya.

"Liat itu Vebiiy seonsaeng datang."
"Benar-benar tidak tahu malu."
"Astaga, ternyata dia itu agresif."
"Iya benar."
"Benar itu."

Hmm dipagi ini aku merasa ada sesuatu yang aneh. Beberapa murid memandang ke arahku dengan pandangan sinis. Mereka juga mungkin berbisik-bisik untuk membicarakanku. Aku tetap berjalan dan kemudian melihat papan pengumuman tampaknya sedang dikerumuni siswa-siswa. Ada pengumuman apakah disana?Sebaiknya kulihat.

Ah.. terlalu banyak siswa disini. Akan kucoba menerobos kerumunan.
"Haksaeng, sillyehamnida. Bisakah kau bergeser?" kataku kepada salah seorang murid.
"Heiiii, Vebiiy seonsaeng disini." dia mulai meneriakkan namaku.
Semua murid yang berkerumun sekarang melihat ke arahku. Aku terheran-heran.
Bagaikan Laut Merah yang terbelah, kerumunan anak-anak pun terbelah menjadi dua menjauhiku sedikit. Aku masih penasaran mengapa mereka bersikap seperti itu, namun aku lebih penasaran dengan pengumuman yang ada di papan. Aku mulai melangkahkan kakiku menghampiri papan itu.

Tok..tok...tok.... (suara high heels Vebiiy seonsaeng)

Mwo?Ige mwoya?

"Siapa yang melakukan hal iniiiiii?????"

Jeone aldeon naega anya Brand New Sound
Saerowojin nawa hamkke One More Round
Dance Dance Dance Till we run this town

To be continue....