Minggu, 20 November 2011

FF Our Love is One Love part 7

Author: Minwook Saranghae a.k.a Okta
Cast: Okta a.k.a Minwook as Okta
Park Family: - Appa = Jung Soo (Leeteuk)
                    - Eomma = Taeyeon
                    - Anak = Eun Seo a.k.a Novi Graha Herlyani
Okta's chingu: - Ryeowook
                        - Sungmin
Seonsaeng: - Vebiiy J. Severin as Vebiiy Seonsaeng (Biology)
                    - Zhoumi as Zhoumi Seonsaeng (Art, gantiin Heechul seonsaeng sementara)
Sunbae Namja: - Siwon
                         - Donghae
                         - Kyuhyun
Other Cast: - Eunhyuk as Hyukjae
                    - Rut Afrilia Bubblemin as Ai Hua
Backsound: Perfection Chinesse ver by Super Junior
                   Hate You by 2NE1
                   Mr. Simple by Super Junior
                   Baby baby by Sungmin Super Junior
**tanda dalam kurung berarti terjemahan bahasa yang mungkin akan tidak dipahami**





"Okta-ssi..." seorang namja tiba-tiba datang dan langsung melingkarkan tangannya di bahu Okta.
"Oh Oppa."
Aish siapa dia?Aku penasaran...
"Chagiya..."
Chagiya?Mwo?Berani-beraninya dia, apa maksudnya?
"Apa dia mengganggumu?"
Ah... namja itu.... merusak suasana. Siapa dia? 


Okta POV
Lagi-lagi orang ini. Mengapa dia bisa ada disini?
"Aniyo oppa. Dia tidak menggangguku kok." kataku.
"Hei princess, Geuneun nuguseyo?" Siwon sunbae bertanya padaku.
"Apa maksudmu memanggilnya princess?" sahut Hyukjae oppa sambil menatap tajam ke arah Siwon sunbae.
"Ah oppa, sudah sudah. Oppa, kenalkan ini Siwon sunbae, dia sunbaeku di sekolah. Sunbae, kenalkan ini.."
"Hyukjae imnida, naneun Okta-ui namjachingu." potong Hyukjae imnida sambil mengelus-elus rambutku. Aishh apa-apaan dia ini. Dia memanfaatkan keadaan ini. Hmm tapi.. boleh juga, sepertinya dia cukup membantu. Siapa tahu setelah Siwon sunbae mengetahui bahwa aku sudah punya pacar dia akan berhenti menggangguku disekolah.
"Ah, ne... Hyukjae oppa adalah namjachinguku." kataku dengan suara yang tak terlalu bersemangat. Cih, dia tersenyum dan menampakkan gusinya itu.
"Nah itu busnya sudah datang. Chagiya, kajja!" Hyukjae oppa memegang tanganku dan menariknya.
"Tapi..." kata Siwon sunbae yang berusaha meraihku namun tidak berhasil. Aku dan Hyukjae oppa pun masuk ke dalam bus.


Ryeowook POV
Haishh.. dimana dia?Seharusnya aku tadi menunggunya. Sudah 15 menit aku menunggu diluar dan mondar mandir seperti ini.
"Ya!Oppa, bisakah kau pulang saja?Sejak turun dari bus dan sampai sekarang, kau masih saja mengikutiku, urusan kita kan sudah selesai."
Ah.. itu dia Okta, namun ia sedang bersama seorang namja, dan tampaknya ia sedang memohon pada namja itu. Aku bisa mendengar percakapan mereka karena jarak kami tidak terlalu jauh, tetapi sepertinya mereka berdua tidak menyadari kehadiranku yang hanya berjarak 50 m dari mereka. Sebaiknya aku hampiri saja mereka.
"Urusan kita belum selesai.." kata namja itu sambil memegang tangan Okta.
"Okta-ssi.." kataku.
"Oh.. Wookie-ssi." jawab Okta sambil melepas tangan namja itu sambil menggandeng tanganku. Yeahh... rasanya aku ingin melompat-lompat, tapi itu tidak mungkin karena Okta dan namja itu akan mengira aku ini gila.
"Nah, oppa... temanku sudah disini, lebih baik kau pulang." kata Okta yang sampai sekarang masih menggandeng tanganku.
"Hmm... joha... aku pergi." jawab namja itu dengan pandangan sinis yang ditujukan ke arahku. Apa-apaa dia?Cih, untung saja dia sudah berlalu.
"Fiuh.. orang itu sudah pergi." Okta kini menyandarkan kepalanya di bahuku. Astagaaa... jantungku berdebar-debar.
"Okta-ssi... Kau.."
"Ne, Wookie-ssi?Oh.. mian. Aku tidak sengaja menggandeng tanganmu hehe" katanya sambil melepaskan tangannya dari tanganku. Dia tersenyum malu.. Ah.. senyuman yang indah.
"Ah.. gwaenchana.... Makanan sudah siap dari tadi. Kajja!"
"Ah ne." Aku pun tersenyum padanya lalu memegang tangannya, dia membalas senyumanku. Kami lalu menuju ke restoran dengan tangan yang masih berpegangan.

Author POV
Sementara itu disekola, Zhoumi seonsaeng yang berada di kantor guru masih sibuk memainkan jemarinya dengan sebuah  pena. Ia berhenti sejenak, mungkin karena lelah.
"Hmm... hari ini hari pertama aku masuk, tapi pekerjaanku sudah banyak seperti ini." katanya.
Ya, bagaimana tidak, selama 1 bulan ini ia akan menggantikan peran Heechul seonsaeng yang sangat luar biasa. Heechul seonsaeng memegang peranan penting karena dia adalah salah satu dari 2 guru seni berkualitas yang mengajar di banyak kelas. Sekolah itu memang hanya memiliki 2 guru seni karena lebih mementingkan kualitas dari pada kuantitas.

Oh tai wan mei, ni yan li wo chu xian
Oh bu rang shei, ti wo zai ni shen bian woo woo u woo
Ni de mei yan ni de ce lian
Ni de jing jian ni de fu mei
Ni de yi qie cong tou dao wei
Wo yi lun xian

Sebuah ringtone ponsel terdengar. "Oh.. wo de tai tai (oh.. istriku)." katanya yang sudah melihat nomor istrinya yang tertera di layar ponsel memanggilnya.
Bip.
"Yeoboseyo?"
"Zhoumi, ni zai na li?Wo lai le. (Zhoumi, dimana kau?aku sudah tiba.)" diseberang sana terdengar suara lembut. Si pemilik suara adalah istrinya yang bernama Ai Hua yang dinikahinya 6 bulan yang lalu.
"Dui bu qi. Wo wang le. (Maaf. Aku lupa)"
"Mei wen ti. Zhoumi, wo deng ni. Gankuai. (Tidak apa-apa. Zhoumi, aku menunggumu. Cepat ya.)"
"Shi. Yihuirjian. (Baik. Sampai nanti)
"Yihuirjian."
Bip.
Telepon itu ditaruh kembali setelah dimatikan. "Fiuh.. lebih baik aku cepat membereskan ini semua lalu menuju bandara. Tidak enak jika membiarkannya terlalu lama berada di sana. Ya, meskipun ia bisa berbahasa Korea sedikit." ujar Zhoumi yang kini sibuk dengan bertumpuk kertas untuk dibereskan. Hari ini, istrinya datang dari Beijing. Ia dan istrinya adalah warga negara China maka dari itulah saat berbicara mereka memilih berbicara dengan bahasa Mandarin. Selama 5 bulan pernikahan, mereka habiskan melewatinya bersama di Beijing. Namun, pada bulan keenam, Zhoumi mendapat panggilan kerja di Korea yang membuatnya harus meninggalkan istrinya untuk sementara. Karena merasa akan berada lama di Korea, ia menyuruh istrinya menyusul ke Korea untuk menetap.


#setting rumah Park Family, masih Author POV#

Jungsoo yang baru pulang dari kantor heran melihat suasana rumahnya yang begitu sepi. Pandangannya ia edarkan ke seluruh ruangan namun ia tidak menemukan siapa-siapa. Namun tiba-tiba ia mencium bau sesuatu. Bau harumnya masakan, ia pun menuju ke arah dapur.
"Disini kau rupanya." ucap Jungsoo sambil memeluk istrinya Taeyeon dari belakang.
"Oh, kau sudah pulang chagiya?"
"Ya, dan kini aku disini bersamamu." ucap Jungsoo yang sembari sesekali mencium istrinya itu.
"Hentikan itu sayang, kau membuatku geli haha"
"Oh ya?" Jungsoo mulai menggelitiki badan istrinya. Taeyeon pun tertawa sampai-sampai ia lupa mematikan kompor. Untung masakannya tidak hangus.
"Ah, sudah kubilang kan?"
"Haha mian... Tapi, masakannya sudah selesai kan?"
"Ne, mullonimnida."
"Kalau begitu tidak akan ada yang menghalangiku untuk......"
"Eomma, appa..... aku pulang...." Eun Seo tiba-tiba datang dan merusak rencana orangtuanya untuk berciuman.
"Hahahaha" mereka tertawa berbarengan dan Eun Seo hanya diam keheranan.
"Haiss kalian ini, bermesra-mesraan di dapur. Oh ya eomma, appa, hari ini kita jalan-jalan yuk?Sepertinya ada yang ingin kubeli."
"Tumben sekali kau mau mengajak appa. Biasanya, eomma lah yang akan kau ajak hehe"
"Sekali-sekali kita pergi bersama juga tidak apa-apa kan sayang?" ujar Taeyeon sambil melirik ke arah Jungsoo.
"Ok, arraseo arraseo, kita pergi, tapi setelah makan malam ya?Kan sayang masakan buatan ibumu harus dibuang begitu saja."
"Hheehe siap Appa"

#masih Author POV, setting di mall#

Keluarga Park pun tiba di sebuah mall besar dan lalu memasukinya. Eun Seo yang tidak mau mengganggu dan diganggu oleh kedua orangtuanya memilih untuk berpisah dengan orangtuanya. Ia pun berjalan-jalan di mall itu sendirian, sampai akhirnya ia tertarik untuk memasuki sebuah toko buku.
"Aha.. ayo Eun Seo, mari menjadi kutu buku untuk sejenak hahaha" ujarnya sambil tersenyum. Dia melangkahkan kakinya menjelajahi toko buku yang cukup luas itu.
"Omo!!Itu kan Zhoumi seonsaeng. Mweo?Geu yeojaneun nugusimnikka?" Eun Seo kaget ketika melihat Zhoumi seonsaeng tengah berjalan bergandengan dengan seorang wanita memasuki toko buku itu.
"ZHOUMI SEONSAEE... ah.... Eun Seo, apa yang kau lakukan?Kau kan tidak dekat dengannya, lagipula ia baru masuk satu hari, mana ia ingat denganku?" Eun Seo mengurungkan niatnya untuk memanggil Zhoumi seonsaeng.
"Ah.. Okta mesti tahu ini. Lumayan, untuk menemaniku smsan, biasanya dia jarang membalas sms dari orang lain kecuali itu penting. Haiss dasar aneh.. Tapi, jika mendengar berita ini siapa tahu dia bisa menemaniku smsan." Eun Seo membalikkan badannya dan segera merogoh ponselnya dari tasnya. Sementara itu, Zhoumi seonsaeng yang sudah menyadari ada yang memanggilnya, langsung mengedarkan pandangannya ke seisi toko buku itu.
"Ada apa sayang?"
"Oh tidak apa-apa. Hanya saja, kurasa ada yang memanggilku."
"Shi ma?(benarkah?"
"Ya, kau tunggu disini ya sebentar." Zhoumi kemudian meninggalkan istrinya dan kini perhatiannya hanya tertuju pada gadis yang ia lihat dari belakangnya saja. Ia mengira mungkin gadis itu yang memanggilnya. Ia pun menuju ke arah gadis itu.

OKTA-SSI, AKU MEMBAWA HOT NEWS.
KAU HARUS DENGAR KABAR INI. AKU MELIHAT ZHOUMI SEONSAENG....

"Hmm... apa yang harus kutambahkan ya pada pesanku ini?"
"Tambahkan saja Zhoumi seonsaeng sedang bersama seorang wanita yang mungkin saja istri atau pacarnya."
"Ah.. ide bagus... Mweo?Siapa yang bicara tadi?" Eun Seo membalikkan badannya dan Jrengggg..... Zhoumi seonsaeng sudah berada di hadapannya.
"Ehehe seonsaengnim... Jal jinaeseoyo?" Eun Seo mati kutu karena ketahuan Zhoumi seonsaeng.
"Hmm.. sepertinya aku mengenalmu. Ah.. kau temannya Okta yang tadi siang bernyanyi ya?ireumi mweoyeyo?"
"Ne, Eun Seo imnida seonsaeng."
"Sedang apa disini?Sendiriankah?"
"Aku....."
"Eun Seo... ayo kita.. O, siapa ini?" ujar Taeyeon yang tiba-tiba datang bersama Jungsoo.
"Kalian berkencankah?haha" tambah Jungsoo.
"Aniyo, eomma, appa."
"Zhoumi imnida. Aku adalah seonsaengnya Eun Seo di sekolah. Bangapseumnida." ujar Zhoumi sambil membungkuk.
"Ah seonsaeng ya... Joeseonghamnida."
"Ne, joeseonghamnida Zhoumi-ssi."
"Ada apa sayang?" tiba-tiba Ai Hua datang.
"O... Ai Huaaa..." Jungsoo menyebut nama Ai Hua dengan keras.
"Oh, oppaaa." Ai Hua mengenali Jungsoo juga. Mereka pun saling berpelukan.
"Ai Hua, jal jinaeseoyo?Oraenmaniyeyo." ucap Taeyeon yang kemudian memeluk Ai Hua juga.
"Eonni, Oppa, aku baik. Kalian bagaimana?"
"Kami baik-baik saja. Oh ya, kau masih ingat Eun Seo?Waktu kau seumur dengannya sekarang, dia masih berumur 6 tahun dan kalian sering bermain bersama." kata Jungsoo.
"Ne, mullonimnida. Eun Seo, ingat aku?Dulu aku sering mengajakmu bermain."
"Ah annyeong. Mollayo ahjumma hehe" Eun Seo kebingungan.
"Semuanya, kenalkan ini Zhoumi suamiku. Maaf, karena kami tidak merayakan pernikahan kamu secara besar-besaran jadi kami tidak mengundang kalian."
"Oh, jadi Zhoumi ini suamimu?Dia itu gurunya Eun Seo di sekolah loh." kata Taeyeon.
"ne, jeongmariya?baguslah kalau begitu."
"Oh ya, sebaiknya kita mengobrol di kafe saja. Tidak enak berbicara sambil berdiri seperti ini. Bagaimana?" ajak Jungsoo.
"Baiklah." Mereka pun meninggalkan toko buku itu. Eun Seo yang masih kebingungan memilih untuk ikut saja, tapi dalam hatinya ia bergumam, "Hmm sepertinya akan ada reuni keluarga."


#keesokan harinya#

Okta POV
"Oh, jeongmariya?" kataku yang heran.
"Ne."
"Jadi, istri Zhoumi seonsaeng adalah adik sepupu ayahmu, dan bisa dikatakan bibimu juga ya." tambah Sungmin.
"Ne."
"Dan itu berarti Zhoumi seonsaeng juga pamanmu kan?hehe" tambah Ryeowook juga.
"Neeeee.... hais aku kan sudah menjelaskannya."
"Wah berarti kau beruntung Eun Seo. Profesi guru di sekolah ini bukan hal yang main-main. Untuk menjadi guru disini dibutuhkan guru yang berkualitas." kataku.
"Heheh ya begitulah." jawabnya simple. Selang beberapa menit kemudian, orang yang tengah dibicarakan muncul dan masuk ke dalam kelas. Padahal hari ini tidak ada kelasnya. Seperti biasa kami semua memberi salam.
"Annyeong anak-anak. Aku membawa pengumuman dari gyojangnim. Bulan depan, sekolah kita akan mengadakan open house, dimana kalian sebagai murid diharapkan untuk berpartisipasi dalam acara terutama untuk mempersembahkan sebuah penampilan entah itu paduan suara atau drama. Kami memilih secara acak dan hasilnya, kelas ini harus menampilkan drama dan mendapat partner yaitu dengan kelas 3A dengan sunbae kalian. Latihan dipimpin olehku dan dimulai besok. Ada pertanyaan?" jelas Zhoumi seonsaeng panjang lebar.
"Aniyo seonsaennnggg...." jawab murid-murid berbarengan. Haisss.. mereka ini, sebenarnya mereka pasti ingin bertanya tapi tidak terlalu minat, begitu pula denganku. Karena tidak ada yang bertanya Zhoumi seonsaeng pun pamit dan berlalu. Aigoo perutku... Aku lupa sarapan pagi ini. Yang ada dipikiranku saat ini hanya makanan haha
"Okta-ssi, kau tidak menanggapi pengumuman tadi?" kata Sungmin yang sekaligus berhasil memecah lamunanku tentang makanan.
"Apa?Oh itu, aku tidak terlalu minat."
"Kau sudah tahu kelas siapa yang akan jadi partner kita?" Eun Seo kini angkat bicara. Ada apa sih?toh siapapun yang jadi partner kita drama akan selalu sama, membosankan.
"Kelas 3A kan yang akan jadi partner kita?Terus apa hubungannya dengan Okta?" tanya Ryeowook.
"Hahah kalian sama bodohnya, bukan itu yang kumaksud." tambah Sungmin.
"Lalu?" ucapku.
"Kita akan bermain drama dengan Yuri, Sica, Seohyun, Donghae, Siwon dan Kyuhyun sunbae, kelas 3A adalah kelas mereka."
Deg. Perkataan Eun Seo tadi sukses membuatku shock.
"Apaaa?" aku dan Ryeowook berteriak karena kaget.
Aigoo musibah apa ini??


Neon jeongmal jaesueobseo neol mannal iyu eobseo
Neo gateun namjan isesange kkallyeosseo
Jae jae jae jaesueobseo danjeomeul sel su eobseo
Chameumyeo saranghagin sigani neomu akkawo
Hate you eheheheheh I'm fine living without you
I Hate you eheheheheh I'm fine living without you


 Author POV 
Ryeowook kaget sekaligus kesal karena dia mungkin akan selalu melihat Okta diganggu oleh sunbae namja itu saat latihan. Sedangkan Okta, dia sudah membayangkan betapa sialnya ia saat latihan karena dia akan diganggu terus oleh sunbae-sunbae itu. Latihan pun dilakukan dan terus dilakukan. Latihan berjalan lancar meski ada kecanggungan diantara Okta cs dan Sunbae cs.

Hate you eheheheheh I'm fine living without you
I Hate you eheheheheh I'm fine living without you

(3 minggu kemudian)

#setting di ruang ganti, masih Author POV#

Siwon, Donghae dan Kyuhyun berada di ruang ganti. Mereka beristirahat sambil mengobrol.
"Ah.. tidak terasa sudah 3 minggu ini kita latihan. Menyenangkan juga ternyata haha" ucap Siwon sambil merebahkan badannya di kursi kayu panjang.
"Jelas saja, latihan bersama Okta, itu kan yang kau inginkan?haha" sahut Donghae sambil membuka lokernya dan mengambil sebuah handuk.
"Hmm ngomong-ngomong, Siwon-ssi, jika aku boleh berkata jujur, aku tidak pernah loh melihatmu seserius ini pada perempuan, apa kau benar-benar serius dengannya?" tanya Kyuhyun.
"Hmm aku kan sudah bilang bahwa aku serius. Hanya saja.. untuk memilikinya itu tidak mungkin."
"Wae?" kata Donghae yang kemudian meneguk air minumnya.
"Dia sudah punya namjachingu."
"Hahahhaaha geuraeyo?aku tidak percaya." Kyuhyun tertawa dengan puas.
"Haaha aku juga setuju dengan Kyuhyun. Siwon-ssi, apa perlu aku dan Kyuhyun membantumu?"
"Entahlah, aku bingung."
"Serahkan saja pada kami." ucap Kyuhyun dan Donghae berbarengan yang dilanjutkan dengan high five.
(*high five=toss, atau menepuk tanganmu dengan tangan temanmu*)
Seorang teman mereka datang dan memberitahu mereka untuk kembali latihan dan mereka pun kembali ke ruang latihan.


Okta POV
Fiuh.. untungnya latihan sudah selesai. Aku sangat lelah sekali.
"Hari ini kita jadi kan menginap di rumahku?Ini kan akhir pekan dan besok Minggu jadi tidak ada alasan kalian tidak ikut ya hehe" ujar Eun Seo yang semangat mengajak kami bertiga menginap di rumahnya.
"Ne, mullonimnida." jawabku simple.
"Tentu, aku akan pulang dulu ke rumahku untuk membawa pakaian dan alat mandi."
"Aku juga sama seperti Sungmin-ssi." tambah Ryeowook.
"Ok, kalau begitu sekarang mari kita..."
"Okta-ssi...." terdengar suara seseorang yang memotong perkataan Eun Seo.
"Bisakah kau ikut denganku?" ujar Kyuhyun oppa melanjutkan perkataannya.
"Aku?"
"Ya, kau. Kajja!" ujarnya lagi yang kini sudah memegang tanganku.
"Hmm aku..."
"Ayo..." dia menarikku hingga aku pun berhasil dibawanya pergi.
"Okta-ssi...."
"Okta-ssi...."


Author POV
Kyuhyun dan Okta kini berada di depan sebuah gudang.
"Oppa, untuk apa kau mengajakku kesini?"
"Cobalah masuk kedalam, ambilkan aku sebuah net. Aku ingin bermain voli."
"Kau tega sekali. Di dalam kan gelap, aku takut ruangan gelap."
"Kau mau membunuhku?Aku ini alergi debu. Ayolah.. aku tidak akan meninggalkanmu kok, aku menunggumu disini."
"Arraseo arraseo." Okta pun mulai melangkahkan kakinya dan masuk kedalam. Begitu ia sudah berada di dalam, Kyuhyun pun mengunci pintunya dari luar.

Braaakkkkk

"Mweo?" Okta menggoyang-goyangkan pegangan pintu pintu itu dan menggedor-gedornya.
"Oppaaaaa oppaaaa... bukaaa.... tidak lucu tahu!Oppaaa.... oppaaa...."
Sementara itu diluar, Kyuhyun hanya tertawa kecil, dalam hatinya ia berkata "Mian dongsaengku, tapi aku harus melakukannya haha.."  Kyuhyun pun berlalu tetapi kunci gudang tersebut masih menempel di pintunya.
"Ah.. eotteohke?" keluh Okta sembari duduk di lantai gudang yang berdebu itu. Tiba-tiba, sesuatu memegang pundaknya. "Aaaaaaaa...." ia pun menjerit sejadinya.

#setting di halte bis#

Ryeowook POV
Lagi-lagi aku membiarkan Okta sendirian. Betapa bodohnya kau Ryeowook. Hanya karena tidak ingin terlalu terlihat antusias, aku selalu terjebak keadaan begini.
"Wookie-ssi, kau melamun?" tanya Eun Seo yang dengan sukses memecah lamunanku.
"Biarkan saja, dia masih kesal haha" Sungmin membuatku tambah kesal.
"Kok kesal?Wae?"
"Ah tidak, jangan dengarkan kata-kata Sungmin, aku hanya lelah dan ngantuk."
"Oh.. eh, busnya sudah datang. Aku duluan ya, jangan lupa datang ke rumahku!Annyeong."
"Annyeong." jawabku dan Sungmin berbarengan.
"Kau masih saja berbohong." lanjut Sungmin.
"Apa?"
"Kau sudah jelas terlihat menyukai Okta, masih saja mengelak haha"
"Sok tahu kau, kita semua ini kan teman."
"Kyuhyun sunbae adalah orang yang baik. Mempercayakan Okta padanya jelas berbeda dengan mempercayakannya pada Siwon sunbae. Jadi kau Wookie-ssi, kau tidak perlu khawatir." Sungmin makin menggodaku.
"Cih.. dasar. Dengan siapapun itu aku yakin dia bisa jaga diri. Dia itu kan sudah besar."
"Hahahha munafik kau Wook." kata Sungmin sambil berlalu.


Author POV
"Ahahahhaha" tawa Siwon memecah suasana hati Okta yang sudah ketakutan setengah mati karena pundaknya dipegang Siwon, kini Okta menunjukkan muka sangarnya.
"Ya, sunbaaeeeee!"
"Apa?haha"
"Huaaa... aku kaget kan."
"Jadi princessku ini penakut ya?" kata Siwon sambil mengelus rambut Okta.
"Huh.. hanya sedikit kok. Lagipula, mengapa kau bisa ada disini?"
"Aku disuruh Donghae mengambil net, aku mau saja karena dia memang takut dengan gelap, begitu didalam terkuncilah aku. Sialan dia."
"Loh, kok sama sepertiku?Kyuhyun oppa juga menyuruhku mengambil net, katanya dia alergi debu jadi tidak bisa masuk kedalam. Tapi aku malah dikunci haiss"
"Hey.. sejak kapan kau memanggil Kyuhyun dengan sebutan oppa?haha dan sejak kapan juga Kyuhyun alergi dengan debu?"
"Haiss yang itu tidak perlu dibahas. Ahhh ternyata aku dikerjai, tapi mengapa harus denganmu?"
"Maksudmu?"
"Aniyo hehe lupakan saja. Ngomong-ngomong jam berapa ini?""Jam 7, ada apa?"
"Apakah tidak ada satpam atau penjaga sekolah yang bertugas hari ini?Jika ada mungkin kita akan bebas."
"Sayangku... hari ini adalah akhir pekan. Di akhir pekan mereka di bebas tugaskan.""Aigoo.. aku lupa sunbae. Lalu, bagaimana kita sekarang?"
"Entahlah, mungkin kita harus tunggu sampai hari Senin haha"
"Mweo?" jawab Okta yang matanya terbelalak mendengar perkataan Siwon.


Ryeowook POV
Ini sudah pukul 8 malam dan Okta masih belum datang ke rumah Eun Seo. Kemana ya dia? Tidakkah ada seorang pun yang mengingatnya kecuali aku?haiss kuharap ada yang menanyakannya.
"Sungmin-ssi, Wookie-ssi, mau tambah popcornnya?" kata Eun Seo yang sambil membawa sebuah kantung kertas besar berisi popcorn.
"Ne." jawabku singkat.
"Oh ya Eun Seo, mana Okta?Apakah dia tidak jadi menginap?Sebenarnya kurasa jika tidak jadi pun rumahnya kan ada di sebelah rumahmu hehe jadi untuk apa menginap."
"Entahlah. Kulihat rumahnya kosong, aku mencoba meneleponnya tetapi selalu tidak tersambung."
Aku hanya terdiam mendengar perkataan Eun Seo dan mencoba berpikir positif. Mungkin saja Okta sudah pulang tadi dan kemudian pergi bersama orangtuanya. Lebih baik kunikmati saja kebersamaanku dengan kedua temanku ini.


Author POV
Hari semakin malam, sudah menunjukkan pukul 9 malam. Okta terus berusaha mendobrak-dobrak pintu gudang itu sampai akhirnya ia menyerah dan hanya menempelkan tubuhnya di pintu itu.
"Hey princess, kau seperti cicak, untuk apa menempel disitu?"
"haiss sunbae, bantulah aku, kau kan pria, cobalah dobrak pintu ini."
"Jika aku bisa akan kulakukan, lagipula apakah kau buta sayang?Pintu itu terbuat dari besi, bagaimana bisa didobrak begitu saja?"
"Huhh.. Aku ingin pulang... aku kedinginan disini." keluh Okta sambil sesekali mengusap badannya.
"Kau kedinginan?Ini.. pakailah jaketku." kata Siwon sambil menyodorkan jaketnya. Okta pun duduk di sebelah Siwon dan mengambil jaketnya lalu memakainya.
"Lalu kau bagaimana?Tidakkah kau merasa dingin?"
"Gwaenchana.. pakai saja!"
"Gomawo sunbae."
Untuk sesaat mereka terdiam. Suasana yang hening membuat Okta semakin mengantuk. Ia pun tertidur dalam posisi duduk. Siwon yang melihatnya dalam keadaan seperti itu merasa kasihan. Dilihatnyalah gudang itu dan akhirnya ia menemukan sebuah matras.
"Ah itu dia." Siwon pun berdiri kemudian menarik matras itu. Ia membuka bajunya untuk digunakan untuk membersihkan matras yang berdebu itu. Kemudian ia membangunkan Okta.
"Princess.. bangunlah. Tidurlah disini."
"Hmm, iya oppa?" Okta terbangun dan mengucek-ngucek matanya, ia melihat Siwon yang sudah bertelanjang dada.
"Tidurlah disini, tidak enak jika tidur dalam posisi duduk seperti itu."
"Hee sunbae, mengapa kau melepas bajumu?"
"Aku  menggunakannya untuk membersihkan ini." Okta melihat dihadapannya sudah ada matras.
"Hmm, tidur ya.. Tapi aku tidak bisa tidur tanpa bantal. Sunbae saja yang tidur disitu."
"Haiss kau ini, hmmm... Ah.. begini saja, aku akan menjadi bantalmu."
"Bagaimana caranya sunbae?kau kan bukan bantal."
"Tidakkah kau lihat otot-ototku ini?Kau akan nyaman tidur diatasnya." Okta meraba-raba otot Siwon, bukan otot lengannya melaikan perutnya dan sesekali menekan-nekannya menggunakan jarinya. Ia pun tertawa.
"Hahahahaha aku geli sunbae."
"Wae?kau tidak pernah liat yang seperti ini bukan?"
"Bukan lenganmu, tapi perutmu hahaha"
"Dasar. Sudah, ayo cepat tidur." Siwon lalu tidur di matras lalu merentangkan sebelah tangannya, kemudian menepuk lengannya sebagai kode pada Okta agar ia tidur disampingnya.
"Ya, kau menyuruhku tidur di sebelahmu sunbae?Apa kau sudah gila?"
"Wae?Kau pikir aku akan melakukan hal yang tidak-tidak padamu?Aku masih waras."
"Apa maksudmu sunbae?Bukannya biasanya seperti itu?"
"Sudah ayo cepat kesini, aku tidak akan berbuat yang tidak-tidak." Siwon pun menarik Okta dan akhirnya ia tidur disebelah Siwon dan menjadikan lengan Siwon sebagai bantalnya.
"Nah, nyaman kan?""Ne sunbae."
"Ayo tidurlah."
"Tidak, nanti ketika aku tidur, kau mencuri kesempatan."
"Aishh kau masih berpikir seperti itu?Aku berjanji tidak akan melakukan apapun."
"Aku tidak percaya."
"Tidakkah kau mempercayai orang yang dengan tulus mencintaimu?""Mweo?Sunbae, apa yang kau katakan barusan?""Ya, aku sungguh-sungguh mencintaimu, maka dari itulah aku selalu berusaha mendekatimu. Tapi, kau sudah ada yang memiliki."
"Sunbae, kau...." belum sempat Okta berbicara, Siwon sudah mencium bibir Okta.
"Kau masih tidak percaya?"
"Hmm aku.."
"Okta-ssi, maukah kau menjadi yeojachinguku?" Okta yang masih kaget dengan ciuman barusan hanya terdiam, tiba-tiba rona pipinya berubah menjadi merah, ia pun tersenyum.
"Hmm aku mau sunbae. Aku mau."
"Gomawo." Siwon pun sangat bahagia dan sebelah tangannya memeluk tubuh Okta. Okta pun bahagia, karena sebenarnya, ia pun menyukai Siwon, hanya saja ia tidak suka dengan tingkahnya yang selalu mengganggunya tanpa alasan, dan kini ia tahu alasan Siwon selalu mendekatinya.


Ryeowook POV
Hmm dia benar-benar tidak datang. Ya sudahlah, mungkin dia tidak akan datang. Aku melihat Sungmin dan Eun Seo sudah tidur di sofa. Mereka bilang mau begadang tapi malah tidur haisss.

Bwara Mr. Simple simple geudaeneun geudaeneun geudaero motjyeo
Bwara Mrs Simple simple geudaeneun geudaero yeppeo SJ call.

Hp Eun Seo berbunyi. Ah berisik sekali. Eun Seo tidak bangun meskipun ponselnya yang terletak di meja berbunyi, lebih baik kuangkat saja.
"Yeoboseyo?"
"Eun Seo-ssi, ini aku Henry, oppanya Okta. Apakah kau melihat Okta?Ia belum pulang dari tadi. Jika ia berada di rumahmu berarti alasanku pada appa dan eomma benar."
Mweo?Ternyata Okta belum pulang sejak tadi. Haiss kemana dia?
"Yeoboseyo.. yeoboseyo?"
Bip.
Aku hanya terdiam setelah mematikan ponsel Eun Seo. Apa mungkinkah dia masih berada di sekolah?Ah sebaiknya aku ke sekolah dan mencarinya.


Author POV
Ryeowook yang mengetahui Okta belum pulang lalu pergi ke sekolah. Sesampainya ia disana, ia mencari ke seluruh sekolah tetapi ia tidak menemukan Okta disana. Sampai akhirnya ia berhenti di depan sebuah gudang.
"Hoshh hoshh hosshh aku sudah mencarinya kemana-mana tapi ia tidak ada. Kemanakah dia?"
Ryeowook yang kelelahan mengedarkan pandangannya, kemudian matanya tertuju pada gudang yang berada tepat di depannya.
"Mungkinkah ia ada disini?" Ryeowook pun mendekati pintu gudang itu. Ia membuka pintunya perlahan namun tidak terbuka. Tapi ia kemudian menyadari ada sesuatu yang terjatuh.
"Mweo?Apa ini?" ia memungut benda itu, ternyata sebuah kunci, kemudian ia mengamati kunci itu.
"Ah, mungkin ini kunci gudangnya." Ryeowook pun mencoba kunci itu, dengan perlahan ia memasukkannya kedalam lubang kunci dan kemudian berhasil.
"Yes, berhasil." selanjutnya ia berusaha membuka pintu besi yang keras itu.

Braaakkkkk

"Omo!!" Ryeowook kaget karena ia menemukan Okta sedang tidur bersama Siwon. Siwon dan Okta pun terbangun dan kaget ketika melihat Ryeowook. Ryeowook yang kesal pun lalu menarik Okta.
"Kajja Okta-ssi." Mereka pun meninggalkan Siwon. Ryeowook masih menarik tangan Okta dengan keras. Sampai akhirnya Okta melepaskan tangan Ryeowook.
"Lepaskan Wokie-ssi, tanganku sakit."
"Dan hatiku juga sakit. Kau harus tahu itu. Apa yang sedang kau perbuat bersamanya?Tidakkah kau tahu perbuatanmu itu sangat MURAHAN." jelas Ryeowook dengan penuh penekanan. Okta yang mendengar hal itu mulai menangis.
"Apa?Apa yang kau katakan?Kau bilang aku ini murahan?Kau tidak tahu bagaimana terkurung didalam dan tidak tahu caranya keluar."

i yuleul mollasseo oh naega byeonhaeneunji
hancham saenggakhaesso neowa
na mannaneehulo na byeonhan geotgatta
ahju manhee mariya i norae deurrinae
oh~~~

Ryeowook yang emosi kemudian memeluk Okta yang sedang menangis. Dilihatnyalah Okta dan dihapusnya air mata Okta dengan tangannya.
"Mian Okta-ssi, aku tidak bermaksud berkata seperti itu, aku..." Ryeowook mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Okta. Mereka berciuman namun Okta melepasnya kemudian menampar Ryeowook.
"Ya, Wookie-ssi, apa yang kau lakukan?Aku benci kau."
Okta berlari meninggalkan Ryeowook tetapi Ryeowook tidak mengejarnya. Ryeowook mengepalkan tangannya, ia kesal pada keadaan ini.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"


neega neomu gomapjanha
oh baby
naega neomu yeppujanha
nuneul pel suga eobso nae nunen neoman boyeo
neoman gyesok bara bogo sipjanha nan
oh jeongmal....
nae haruharuga neomu haengbokhaeseo
oh baby
eereon nalee geuttnaji eonhkin
nudeunge da byeonhaji eonhkin
uh~~~uh~~~~~~~~

To be continue....


Ps: Don't Claim as Yours!!Jangan jadi silent reader juga okeh?Kalo suka like, kalo kurang komen bahahahha Gomapseumnida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar